WAKTU KEENAMBELAS

3K 375 21
                                    


Aku mau aku yang dulu
Yang paham dirimu.
Menjauh dari kamu ternyata
Membuat aku kehilangan banyak waktu yang berharga.
Aku melewatkan semua...
Semua tentang kamu
Yang ternyata terus bertahan demi aku.

.
.
.
.
.



Jericho hanya pasrah mengikuti Alin. Ia hanya berharap Pria memang mengenal Alin, kalaupun tidak, ia berharap pria itu tidak marah, atau pria itu bisa membantu Alin mengingat sesuatu. Apa pun itu sangat penting bagi Alin. Sesuatu yang menjadi pemicu ingatan wanita yang sangat dicintainya itu.

"Ma..maaf...Mas..." Bisik Alina pelan. Ia dapat merasakan nama pria itu sudah diujung lidahnya, tapi ia tak bisa meloloskannya.

Pria itu mengangkat wajahnya dari buku. Menatap Alin dengan tatapan bertanya. Saat itu juga  Jericho langsung paham jika pria itu tidak mengenal Alin.

Alina merasa tubuhnya menegang, mengapa tatapan itu begitu familiar? Mengapa ia merasa ada cerita tentang dirinya di mata pria itu.

"Ya....ada apa?". Pria itu menatap heran pada dua orang yang bertanya didepannya. Seorang wanita cantik yang terlihat sangat gugup dan Pria gagah yang terlihat penasaran dengan tangan dipundak sang wanita, pria itu terlihat berjaga jaga.

"Apa Mas kenal saya...?" Ucap Alin terbata-bata. Matanya menatap pria itu penuh harap.

"Ya...?". Tanya pria itu terlihat kebingungan.

Jericho mengusap pundak Alin untuk menenangkannya.

"Saya...saya...Mas sepertinya tidak asing bagi saya, tapi saya lupa..." Lanjut Alin, tangannya saling meremas satu sama lain ia benar-benar gugup.

Pria itu menatap lurus pada Alin, seolah berusaha mengenal siapa yang didepannya.

Alin sangat berharap, ia dapat petunjuk apa saja, apa saja yang membuatnya mengingat sesuatu.

Tapi sekian lama, Alin bisa melihat pria itu menang tak mengenalinya.

Air mata Alin menetes, sungguh ia tidak ingin menangis tapi keadaaannya  membuat ia tak bisa mengendalikan emosinya, ia kecewa. Harapannya sangat besar jika pria ini dapat menolongnya.

"Mas...Mas tau siapa sa..ya.?" Ulangnya kembali, ia tak mau berhenti sampai ia yakin.

Mata Alin itu berkaca kaca, bibirnya gemetar, jantungnya berdetak tak berirama. Jericho juga merasakan hal yang sama. Siapa pria didepannya ini,

Jericho segera menarik Alin agar merapat padanya.

"Shh..ngga apa-apa sayang..." bisik Jericho dari belakang Alin.

Pria itu menggelengkan kepalanya. Wajahnya tampak tidak enak karena tidak bisa memberikan apa yang wanita didepannya ini mau.

"Maaf Mba,  sayangnya tidak...saya tidak mengenal mba.." Wajahnya terlihat bersalah.

"Tapi...tapi..... saya tau ...saya tau siapa mas, hanya saya lupa..." Isaknya.

"Alin...sudah sayang..." Jericho berusaha membujuk kekasihnya.

"Tidak....tidak.. tidak mas...
Mas ini kenal siapa saya..
Iya kan mas.....?" Alin berusaha meronta, matanya tetap tertuju pada objek yang ia yakin mengenali siapa dirinya.

Pria itu ikut berdiri, mencoba menenangkan Alin. Orang-orang didalam ruangan mulai melihat ke arah mereka.

"Mbak duduk dulu, tenang....".Bujuk Pria, ia mengulurkan tangannya, hendak membantu Alin yang terlihat mulai limbung.

MEMINJAM WAKTUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang