WAKTU KETIGAPULUH SATU

3.2K 460 71
                                    

Tidak mudah untuk memahami dengan benar,
Karena setiap orang egois,
hanya mendengar pikirannya saja.
Jika keliru dengan mudah telunjuk ini mengarah pada orang lain yang menjadi kambing hitam.
Bagi setiap orang dirinya benar
Dan orang lain salah










.
.
.
..
.

.......




Apakah ia harus melarang Alin bekerja disana?

Memandang wajah lelah Alin di pangkuannya membuat dirinya gelisah.

Setibanya dirumah Alin, mereka makan malam dan berakhir menonton televisi dan Alin hampir tertidur ketika Jericho mengambil bantal dan meletakkan dipangkuannya, lalu menarik Alin dengan lembut agar berbaring.

Alin tertidur dengan usapan Jericho dirambutnya.

Ia begitu mencintai wanita yang telah ia kenal sejak masa putih biru. Baik buruk Alin ia sudah hapal, dan ia sama sekali tidak keberatan dengan hal itu.

Kecelakaan yang menyebabkan Alin koma, semakin meyakinkan dirinya jika ia memang tidak bisa hidup tanpa Alin. Ia tidak siap jika saat itu Alin benar-benar meninggalkannya.

Lalu kini, seperti ada banyak misteri yang Alin miliki. Bukan lagi Alin yang dulu yang ia bisa baca isi pikiran dan hatinya. Dulu Alin begitu terbuka, kini seperti ada yang membatasi itu semua.

Ia berharap jika ini memang wajar, karena trauma di kepala Alin menyebabkan ada banyak hal yang berubah dalam.sikap dan perilaku Alin.

Belum ada yang diingat Alin tentang masa lalunya. Ia harus mengenalkan kembali orang-orang yang seharusnya Alin kenal.

Keluarga Alin dan dirinya sepakat untuk tidak mendesak Alin agar bisa mengingat semua, dan mereka berusaha untuk selalu bersabar dan menanggapi dengan santai ketidaktahuan Alin akan banyak hal.

Dokter Heidi selalu mengingatkan agar mereka membuat suasana aman dan nyaman bagi Alin, agar Alin tidak semakin tertekan.

Tapi kini kondisi Alin sejak bekerja di HJC terlihat berbeda.  Tunangannya itu lebih sering terlihat tertekan dan sedih.

Tapi dilain pihak, Alin tampak bersemangat setiap akan berangkat kerja.

Sungguh Alin tidak perlu bekerja, gajinya lebih dari cukup untuk membiayai hidup mereka, belum lagi pasif income dari beberapa bisnis franchise yang ia miliki bersama beberapa temannya.

Tapi sejak dahulu, Alin adalah wanita mandiri yang tidak akan betah jika disuruh berdiam diri dirumah.

Alin membalikkan posisi tubuhnya, yang tadi menghadap ke  arah televisi, kini beralih kearah Jericho dan kini tangan Alin memeluk perut Jericho.

Jericho terkekeh, ia merapikan rambut Alin yang berantakan agar tidak menutupi wajahnya.

Seandainya ia tahu apa yang ada dipikiran Alin kini. Tentu dirinya tidak secemas ini.

"Bang Jeri masih disini?"

Jericho menoleh ke arah sumber suara, dan melihat Mateo yang baru saja pulang.

"Hum...." Jericho melirik ke arah jam di dinding yang menunjukkan angka sembilan.

"Kuliah sampe malam Matt?"

Mateo yang sedang minum hanya bisa menggumam.

"Tadi main futsal dulu sama temen..." Sahutnya kemudian.

MEMINJAM WAKTUOnde as histórias ganham vida. Descobre agora