06. Menemukan foto lama

160K 13.2K 138
                                    

Kalau ada typo tandain ya.

Silahkan membaca semua!!

Follow ig: pineapple_vii
Tiktok: pineapple_vii

||06. Menemukan foto lama

Tatapan mereka tidak sengaja bertemu Arasya menatap intens bola mata berwarna cokelat terang itu dan begitu sebaliknya.

Mereka bertatapan lebih dari sepuluh detik lalu Arasya langsung memutus kontak mata mereka dan entah kenapa jantung nya berdetak dengan kencang saat mereka bertatapan tadi.

Ia menolehkan kepalanya ke samping untuk menenangkan degup jantungnya, tanpa di sadari kalau Gio sudah masuk kedalam mobil dengan darah yang mengucur dari pelipisnya dan sudut bibirnya yang sudah membiru juga nafasnya yang tersengal-sengal.

"Kita pulang," ucap Gio dengan raut datar nya ia menatap sekilas bangku belakang untuk mengecek apakah Arasya tidak bandel dengan keluar dari mobil tadi.

"Tapi luka lo harus di obatin," ucap Arasya dengan datar karena tidak mau terlihat perhatian dengan sang Abang.

Gio mengangkat sedikit ujung bibirnya. "Cuman luka kecil," jawab Gio membuat Arasya langsung berdecih tidak suka, karena menurutnya itu bukanlah luka kecil tapi laki-laki itu dengan entengnya menjawab kalau itu hanya luka kecil.

Tapi hati Arasya sedikit tergerak saat mendengar ringisan pelan dari Abang nya, ia pun mengambil kapas di dalam tas nya dan botol air minum lalu membasahi kapas itu dengan air dan mulai maju ke depan untuk mengobati sudut bibir Abangnya karena tidak ada betadine Arasya memakai air saja untuk membersihkan luka itu hitung-hitung sebagai pertolongan pertama.

"Sakit kan? Mangkanya jangan sok jago bilang cuman luka kecil," omel Arasya dengan sesekali menekan luka di pelipis laki-laki itu yang masih mengeluarkan darah.

"Di obatin sama air aja langsung kesakitan," ketusnya sesekali meniup pelan lukanya.

"Apalagi nanti pakai obat merah!"

Gio di situ hanya diam menatap adiknya yang sudah kembali, sifatnya yang dulu sudah kembali dan sekarang ia mempercayai sebuah ramalan meskipun sekarang itu dianggap hanya lelucon.

Setelah memberi pertolongan pertama, Arasya kembali ke tempat duduknya dan Gio tanpa mengucapkan terimakasih langsung melajukan mobilnya.

☠️☠️

Mereka pun sampai di rumah dengan selamat, bertepatan dengan Dio yang juga baru pulang. Terlihat juga banyak luka di wajah pria itu sampai jalannya terlihat tertatih, menurutnya luka itu lebih parah dari Gio.

"Sam gimana?" tanya Gio ke sang adik.

"Dia pingsan karena pendarahan di kepala, brengsek emang si geng Aodra!"

"Ngeri juga, tapi gue doain lupa ingatan sekalian tuh orang," ucap Arasya dengan membatin.

"Lo gak bisa salahin geng Aodra gitu aja, pantes mereka marah karena anggota nya kalian bikin babak belur dulu tanpa alasan yang jelas!" tukas Gio.

Dio hanya diam karena bingung mau menjawab apa, sedangkan Arasya spontan menguap lebar saat kantuk menghampiri.

Gadis itu tidak perlu repot-repot mengobati salah satu dari mereka kan? toh bukan urusan nya juga. Ia lalu berjalan masuk ke dalam mansion meninggalkan si kembar yang menatapnya.

"Tumben dia gak ngobatin luka gue?" gumam Dio pelan.

Kembali ke Arasya gadis itu sudah menidurkan dirinya ke ranjang nyaman nya, sebelum ia sempat menutup matanya tiba-tiba ponselnya berbunyi.

Arasya pun langsung berdecak kesal karena tidurnya terganggu dengan suara itu, "kalau gak penting gue bunuh lo!" gumam Arasya lalu menjulurkan tangannya ke arah nakas tempat ia menaruh ponselnya nya.

Tapi sepertinya kesialan terus menghampirinya, ia tidak sengaja menyenggol ponselnya menyebabkan ponsel itu terjatuh di bawah ranjang kasur.

Karena suara deringan ponsel itu tidak kunjung berhenti, dengan terpaksa Arasya turun dari ranjangnya lalu berjongkok dan menjulurkan tangannya meraba-raba kolong kasur.

Gadis itu merasa tangan nya menyentuh sebuah benda berbentuk kotak sedang, ia pun menarik sesuatu itu dari kolong kasur nya dan saat ia tarik keluar ternyata itu adalah sebuah kotak kayu yang sudah usang.

Tanpa menghiraukan ponselnya lagi, Arasya langsung berdiri dari jongkoknya dan duduk di sofa kecil samping tempat tidur, ia lebih tertarik dengan barang yang ada di tangannya saat ini.

Ia mulai membuka kotak sedang yang sudah sangat berdebu itu setelah meniup debu nya sedikit, dan untungnya kotak itu tidak terkunci.

"Sebuah foto?" tanya Arasya pada dirinya lalu mengambil salah satu foto itu dan ia lihat lebih jelas.

Didalam foto itu terdapat seorang gadis kecil cantik yang di sisi kanan dan kirinya berdiri bocah laki-laki yang seperti nya itu Gio dan Dio, di foto itu terlihat si kembar sangat menyayangi adik mereka berbeda dengan sekarang.

"Siapa gadis kecil ini? Apakah Arasya dulu?" gumam Arasya bertanya-tanya.

Karena jujur ia tidak mendapat ingatan masa kecil tubuh ini, ia hanya mengingat sedikit dari memori tubuh ini.

Ia ragu kalau alasan si kembar dulu membencinya karena ia jelek dan selalu mengejar-ngejar Samuel, pasti ada sesuatu di balik itu.

"Gue secepatnya harus cari tahu," tekad Arasya, ia harus menemukan jawaban dari pertanyaan yang bersarang di kepala nya.

Saat menutup kotak itu, matanya tidak sengaja menatap foto yang berada paling bawah dan berlapis plastik.

Ia membalikkan foto itu seketika ia terpaku melihat gadis kecil yang berfoto dengan si kembar tadi, sekarang di foto itu ada dua! Tidak-tidak apakah mereka kembar?

"Ini sangat gila!" gumam Arasya terkejut.

Ia mencoba membuka plastik itu guna melihat lebih jelas, ternyata di dalam plastik itu terdapat dua foto saat ia membalik foto yang berisi dua gadis kecil itu terdapat tulisan yang sangat kecil khas tulisan anak tk.

"Ara & Ana," baca Arasya.

Ia melihat foto yang kedua ternyata itu adalah foto keluarga yang terdapat papa dan mamanya juga tapi matanya tetap terpaku pada kedua gadis kecil itu yang juga ada di foto yang kedua.

Wajah mereka mirip, sangatlah mirip. Tapi ada yang membedakan, salah satu gadis kecil itu memiliki mata yang tajam sepertinya kepribadiannya dingin dan tak tersentuh.

"Ternyata Arasya punya kembaran, tapi siapa dia?" tanya Arasya lalu menutup kembali kotak itu tanpa mengembalikan dua foto tadi ke dalam kotak karena ia memilih menyimpannya saja dulu.

"Kenapa mama tidak memberitahu ku kalau aku punya kembaran saat bangun dari koma? Ternyata banyak hal yang gak gue tau dari keluarga ini," ucap Arasya dengan tersenyum miring, sepertinya kehidupan keduanya ini tidak akan membosankan daripada kehidupan pertamanya yang sangat monoton.

Di kehidupan keduanya ini ia akan mengungkap rahasia yang ada di keluarga ini, itu janji Arasya.

Dan menemukan siapa pelaku dibalik penusukan tempo hari!

TBC.

Nb: revisi ada di versi novel

TRANSMIGRASI ICE GIRL [END]Where stories live. Discover now