12. Kesepakatan

140K 12.5K 185
                                    

Kalau ada typo tandain ya.

Silahkan membaca semua!!

Follow ig: pineapple_vii
Tiktok: pineapple_vii

Sorry ya karena lama gak up, jadi sebagai permintaan maaf aku bakal up kalau chapter ini mencapai 150
Vote

||12. Kesepakatan

Malam harinya Arasya sudah siap untuk langsung pergi ke markas Aodra dengan hanya memakai sweater putih berbulu dan di padukan dengan celana tidur Teddy Bear.

Menurutnya tidak perlu memakai baju bagus-bagus hanya untuk pergi ke markas Aodra, buat apa juga.

Setelah mengambil ponsel juga dompetnya, Arasya turun ke lantai bawah sambil memainkan kunci motornya dan berjalan ke arah ruang tengah dimana semua anggota keluarganya sedang berkumpul.

"Mah, pah, Arasya pergi sebentar ya," izin gadis itu setelah duduk di antara mama-papanya.

"Mau kemana malam-malam gini?" tanya sang papa.

"Mau cari orang yang jualan sate," jawabnya asal, ia tidak mungkin berkata sejujurnya apalagi di sini ada Dio.

Lauren seketika mempunyai rencana untuk membuat Arasya di benci seluruh keluarganya lagi.

"Gak baik tahu anak gadis pergi malam-malam," nasehatnya terdengar di buat-buat.

"Aku aja bentar lagi mau belajar buat besok," lanjutnya dan terlihat senyum samar di bibirnya.

"Pulangnya jangan kemalaman, kalau ada apa-apa telepon gue," sahut Dio tanpa mau menatap Arasya lalu berjalan menuju lift untuk pergi ke kamarnya.

"Tumben gak ngajak ribut?" gumam gadis itu sedikit heran akan kepedulian abangnya. Apakah karena kejadian tadi pagi waktu ia mengeluarkan semua unek-uneknya.

" Terserah gue dong, lagian Ini masih jam setengah tujuh," balas Arasya menatap Lauren.

"Boleh ya pah," bujuk Arasya sambil menggoyang-goyangkan lengan sang papa.

"Boleh, tapi pulang nya jangan malam-malam ya sayang," jawab mamanya dan papanya juga menyetujuinya.

Lauren disitu langsung terdiam, mungkin gadis itu pikir akan dapat dukungan dari Dio. Tapi ternyata laki-laki itu malah mendukung Arasya! Entah kenapa sedari pagi tadi Dio sedikit menjauh dari Lauren dan kebanyakan diam.

"Mama gak nyuruh aku belajar kayak dia?" tanya Arasya melirik sinis Lauren.

"Mama gak akan maksa kalau putri mama ini emang gak mau."

"Kalau aku gak mau belajar gimana?" pancing Arasya.

"Mama tahu kamu udah pinter dari lahir, cuman ketutup aja sama sikap mageran-mu," jawab mama Arasya menatap anaknya malas.

Seketika gadis itu memberikan senyum manisnya, "Kalau gitu Arasya pergi ya," pamitnya lagi lalu berjalan ke luar rumah.

"Tunggu nanti malam Arasya," ucap Lauren dalam hati, sepertinya gadis itu sedang menyusun sesuatu.

TRANSMIGRASI ICE GIRL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang