26. Memory lama

105K 9K 234
                                    

Kalo ada typo tandain ya.

Silahkan membaca semua!!

Follow ig: pineapple_vii
Tiktok: pineapple_vii

||26. Memory lama

Lelaki itu perlahan mengerjapkan matanya mencoba menyesuaikan cahaya lampu yang berada tepat di atas kepalanya, saat menoleh ke kanan ia melihat seorang gadis yang tertidur dengan posisi menyandar ke kursi tepat di samping tempat tidurnya. Kepala gadis itu miring kesamping dengan mulut yang sedikit terbuka.

Ray mencoba menggerakkan tangan kanannya untuk menyangga kepala gadis itu agar tidak jatuh. "Dasar keras kepala," desis Ray pelan, matanya terus menatap wajah gadis yang selalu berkeliaran di kepalanya.

Membuat si empu merasa terganggu akibat seseorang yang mengelus pelan pipinya, karena Rayyan menyangga kepala Arasya dengan memegang rahang sampai pipi.

Mata itu perlahan terbuka, netra-nya langsung bertatapan dengan mata tajam Rayyan. Bukannya bangun lalu duduk dengan benar gadis itu malah memejamkan matanya kembali.

"Ini udah malem, tidur lagi aja," ujar Arasya tanpa membuka matanya.

"Gue mau cari angin, lo bisa tidur di sini," beritahu-nya lalu menepuk kasur yang ia tiduri, Rayyan sudah berganti posisi menjadi duduk bersandar.

"Gue gak bakal bolehin lo keluar." setelah mengucapkan itu Arasya kembali membuka matanya lalu ikut berbaring di kasur yang sama dengan Rayyan.

"Sini." Arasya menarik kepala Rayyan untuk bersandar di bahunya dengan tangan kecilnya perlahan mengelus surai lelaki itu.

Tangan Rayyan ikut bergerak memeluk pinggang gadis itu dari arah samping, semakin menempelkan tubuhnya dengan Arasya.

"Ketua macam apa yang cuman dibuat galau dikit udah main lukain diri sendiri," ejek Arasya.

"Seenggaknya gue jujur soal perasaan gue, bukan kayak lo yang gengsian," sahut Ray yang mana membuat Arasya tidak terima.

"Kalau punya masalah tuh di selesain jangan kabur ataupun menghindar kayak kemarin, ketua kok pengecut," sindirnya, sebab merasa tidak terima akan ucapan lelaki itu, Arasya menyinggung tentang gadis yang mengakui dirinya sebagai adik Rayyan.

"Gue cuman butuh istirahat sebentar sebelum selesain masalah itu, butuh tenaga yang lebih buat lawan rasa takut dan trauma kita, right?" tanya Rayyan lalu memajukan wajahnya sampai bibirnya menyentuh pipi Arasya.

Cup

"Lo nyindir gue?" tanyanya sambil memasang wajah tanpa ekspresinya, juga tangannya yang sudah bersiap untuk memukul kepala laki-laki yang tidak berhenti mengecup pipinya berulangkali.

"Minggir ih!" sentak Arasya mencoba menjauhkan wajahnya dari Rayyan, setelah terlepas ia membaringkan tubuhnya ke kasur dengan posisi membelakangi pria itu.

"Kenapa sih harus hadap sana, orang di sini ada gue," ucap Rayyan dengan gampangnya membalikkan badan Arasya menjadi menyamping ke arah sebaliknya, sama seperti posisi tadi. Tangan Rayyan yang menganggur digunakan untuk memeluk pinggang Arasya dan mempersempit jarak mereka.

TRANSMIGRASI ICE GIRL [END]Where stories live. Discover now