TRANSMIGRASI ICE GIRL [END]

11. Foto plat mobil

Kalau ada typo tandain ya.

Silahkan membaca semua!!

Follow ig: pineapple_vii
Tiktok: pineapple_vii

Haii semua, sesuai dengan postingan ig ku kemarin yang bakal up transmigrasi ice girl malam ini plus juga ada spoiler sedikit kemarin.

||11. Foto plat mobil

"Nah berhubung semua udah berkumpul di meja makan, ayo dimulai sarapannya," ajak Morgan.

"Makasih tan, om, udah mau nampung aku di sini," ucap Lauren pelan.

"Gak papa Lauren, gak usah merasa gak enak gitu. Oh ya kamu mau makan apa? biar tante ambilin," balas mama Arasya lembut.

"Mau roti aja tan sama selai coklat."

Arasya sedari tadi hanya menyimak perhatian mamanya yang diberikan pada Lauren, gadis itu mengambil selembar roti tawar tanpa di beri apapun lalu memakannya dengan pelan, ia sudah tidak nafsu untuk makan.

Tapi tiba-tiba ada tangan yang merebut roti di tangannya lalu mengoleskannya dengan selai coklat kesukaannya, pelakunya adalah Gio.

"Makan," titah laki-laki itu setelah menaruh roti yang sudah diolesi selai coklat ke piringnya.

Arasya dengan senang hati memakannya, toh ia juga tidak bisa menolak kalau tentang makanan.

Gadis itu entah kenapa berpikiran kalau yang buat Arasya dulu cenderung tertutup juga pendiam dikarenakan saat kedatangan Lauren, mamanya seolah tak mempedulikannya.

"Mah, bekal ku mana?" tanya Arasya setelah menghabiskan sarapannya, ia sengaja membawa bekal karena saat istirahat nanti ia akan langsung ke perpustakaan sekolah dengan memakan bekalnya.

"Maaf ya sayang, bekalnya udah mama kasih ke Lauren. Mama takut dia nanti makan yang gak sehat," ucap mama Arasya tanpa melihat ke arah sang anak.

"Terus mama mau gitu aku makan-makanan yang gak sehat?" tanya Arasya balik.

"Udah sih ngalah aja, kekanakan banget," cibir Dio.

"Selama ini aku kurang ngalah gimana lagi bang? Lo kira selama gue hidup gue gak pernah ngalah sama Lauren? Gadis yang sering lo bangga-banggain! Lo anggap Lauren sebagai adik yang paling lo sayang, tapi pernah gak lo lakuin itu ke gue? Gak! lo gak pernah sekalipun bersikap layaknya seorang abang yang siap melindungi adiknya saat disakiti orang lain, dan itu berlaku buat gue yang adalah adik kandung lo sendiri!"

"Kenapa waktu kedatangan Lauren kalian malah gak peduliin aku itu kenapa?"

"Putri papa hebat, karena berani mengatakan apa yang selama ini kamu pendam di hatimu. Jangan takut sendirian karena papa akan selalu mendukung Arasya, jangan pernah takut untuk melawan seseorang jika kamu sedang ditindas," kata Morgan sambil memperlihatkan senyum tulusnya pada putrinya.

Hati Arasya menghangat seketika, ternyata masih ada yang peduli padanya.

"Ayo berangkat sama gue," ajak Gio sambil menatap lurus ke depan, ia tahu perasaan adiknya gimana. Jadi ia memutuskan untuk mengajaknya pergi.