KOMIK (LISA X JUNGWOO)

781 162 3
                                    


















Lisa terbangun, suara alarm yang sangat nyaring memenuhi kamar perseginya.

Tangan kanannya yang di samping ranjang berusaha menggapai meja di sebelah. Tempat alarmnya berbunyi dan mematikannya.

"Hoaaaaammmm"

Lisa menguap lebar, mengucek-ngucek matanya pelan dan mulai menyesuaikan sinar matahari yang masuk.

Tapi sedetik kemudian dahinya mengernyit bingung, tubuhnya terasa sesak seperti ada yang memeluknya erat.

Lalu kepalanya melihat ke bawah. Dan matanya langsung membelalak kaget saat ada tangan seseorang di atas perutnya.

"Ahmpp–"

Tangannya langsung menutup mulutnya agar tidak berteiak, lalu kepalanya menoleh ke samping. Dan lagi-lagi matanya membelalak sempurna saat tau ada orang lain di sebelahnya.

Tepat, di sebelahnya dan yang paling membuatnya hampir gila adalah karena dia seorang pria. Catat seorang pria

Kepala Lisa langsung di dera rasa sakit yang bertubi-tubi. Kegilaan apa lagi yang dia lakukan. Seingatnya tadi malam dia hanya tidur dengan komik di samping tubuhnya.

Dan sekarang tiba-tiba ada seorang pria dengan wajah tampan, hidung mancung, bibir tipis, dan jawline yang begitu sempurna tidur di sebelahnya. Yang lebih parahnya lagi, ternyata tangan di atas tubuhnya milik pria itu. Yang artinya sedang memeluk nya.

Memikirkannya Lisa hampir menangis, tolong kubur dia hidup-hidup.

****

Jungwoo, lebih tepatnya pria yang sedang memeluk Lisa itu tersenyum dalam hati. Sebenarnya dia sudah bangun sejak tadi, hanya saja lebih memilih menunggu sampai gadis itu bangun.

"Aku bisa gila!!"

Jungwoo yang mendengarnya tersenyum tipis, setipis mungkin agar Lisa tidak menyadarinya. Lalu dia mulai membuka matanya.

****

"Kau sudah bangun?" Jungwoo tersenyum.

"Selamat pagi"

Kegiatan Lisa yang menjambak rambutnya berhenti, lalu menoleh ke samping. Memasang wajah horor saat pria di sebelahnya sudah bangun.

Dengan hati-hati tubuhnya mulai mundur perlahan-lahan. Sedikit tergesa karena ingin segera menjauh.

"S-siapa kau!!!"

Telunjuknya mengacung menunjuk Jungwoo yang sekarang sedang menopang kepalanya menggunakan sebelah tangan.

"Aku?? Kau tidak ingat??" ucap Jungwoo berpura-pura. Dahinya mengernyit bingung, tapi setelahnya menyeringai tipis ke arah Lisa.

Sedangkan Lisa yang di pertanyaan itu mendadak blank. Otaknya benar-benar macet untuk memahami situasi saat ini. Tanpa sadar tubuhnya juga mundur terus-menerus sampai batas ranjang. Dan

Gubrak

Jatuh ke lantai kamarnya yang dingin.

"Aww"

*****

Setelah kejadian Lisa yang terjungkal dari ranjang. Kini mereka berdua duduk di ruang tamu, berjejeran. Tidak, lebih tepatnya Lisa duduk di ujung sofa sementara Jungwoo duduk seperti biasa.

"Baiklah akan aku jelaskan kenapa aku ada di sini"

Lisa di sebrang menjerit dalam hati "Tentu saja!! Memangnya kau tidak memikirkan aku yang hampir mati mendadak karena tidak tau apa-apa"

"Aku keluar dari komik, lebih tepatnya komik yang tadi malam kau baca. Aku keluar dari sana karena kau yang menginginkanku untuk keluar dan menjadi nyata. Ah tidak juga,  sebenarnya aku itu di kutuk oleh seorang pencipta komik karena aku tidak menghargai komik buatannya"

"Di kutuk?" Lisa yang mendengarnya tambah tidak paham.

"Iya, ini memang terdengar gila. Tapi itu benar-benar nyata. Aku dulu sempat menginjak-injak dan memaki-maki komik karyanya karena menurutku tidak bagus. Dan entah bagaimana saat itu juga tiba-tiba ada angin kencang masuk ke dalam kamarku. Lalu muncul orang berpakaian serba hitam dan mengatakan kalau aku tidak memiliki rasa peduli dan menghargai sesuatu. Setelah itu aku di kutuk masuk ke dalam komik karyanya dan sampai ada orang yang menginginkan aku menjadi nyata maka kutukan itu hilang. Selesai" Jungwoo tersenyum setelah menceritakan apa yang di alaminya.

"Ini bahkan lebih gila" Lisa menggeleng, otaknya tidak sampai jika harus memikirkan cerita barusan.

"Nah, mulai sekarang aku tinggal di rumah ini"

Setelah itu Jungwoo berjalan ke arah dapur.

Lisa masih duduk terbengong, sepertinya dia sedang mimpi. Seakan tersadar kepalanya menggeleng kencang, lalu berdiri dan berlari ke arah dapurnya.

Dia butuh minum dan segera mengusir pria itu pergi dari sini.

Dia butuh minum dan segera mengusir pria itu pergi dari sini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gak tau nulis apaan, gaje

Kebumen, 8 Juni 2022

RANDOM | Lisa StoryWhere stories live. Discover now