Sudah terhitung lebih dari 2 Minggu Lisa tinggal di rumah kakaknya Rose. Dia merasa nyaman karena fasilitas dan apartemen yang kini di tinggali nya melebihi ekspektasi.
"Apa gue coba telfon Rose aja ya?? Biar gue tau kapan kakaknya itu pulang"
Setelah menutup rambutnya dengan handuk, Lisa memilih duduk di atas kasur. Lebih tepatnya kasurnya Rose, yang dulu sempat di pakai saat menginap di rumah kakaknya.
Tut ...Tut....Tut...
"Halo?".
"Halo, Rose"
"Kenapa Lis, lo ada masalah? Apa lo ngerasa gak nyaman?" tanya Rose di seberang merasa khawatir.
"Eh, enggak kok. Gue nyaman, tenang aja. Gue cuma mau nanya kakak lo itu pulangnya kapan?? Gua ngerasa gak enak karena nginap di sini terus, apalagi gratis" jawab Lisa merasa tak enak sebab dia numpang nginap tanpa adanya biaya.
"Gue kira kenapa, ternyata masalah biaya. Ya ampun Lisa gue gak papa kali, lo itu udah gue anggap saudara. Jadi, lo gak usah mikirin hal kayak gitu"
"Gue nolong lo itu anggap aja balas budi gue karena lo udah mau jadi sahabat terbaik" ucap Rose tersenyum di balik ponselnya.
"Jadi, gak papa ya kalo gue gak bayar?"
"Ck, iya-iya"
"Makasih Rose" Lisa tersenyum tipis. Merasa berterima kasih karena memiliki sahabat seperti Rose.
"Sama-sama. Hmm..lo udah makan belum??" Rose bertanya setelah perutnya terdengar bunyi berisik.
"Belum, kenapa?" Dahinya mengernyit heran. Ya dia memang belum makan karena tadi mandi lebih dulu.
"Mau makan di luar?"
"Boleh. Bentar ya gue ganti baju dulu" ucapnya setelah setuju dengan usulan sahabatnya.
"Oke, gue meluncur ke situ"
Tut...
Setelah panggilan terputus, Lisa mulai berjalan dan membuka isi lemarinya untuk memilih baju.
"Gue pake baju apa ya?"
Ceklek
Tiba-tiba bunyi pintu terbuka membuat Lisa terdiam. Lalu menyerit heran karena jarak asrama Rose dan rumah kakaknya itu terbilang cukup jauh. Jadi itu membutuhkan waktu kurang dari 20 menit.
"Gue gak tau kalau tuh anak cepet banget"
Memilih secara asal, dia langsung memakai bajunya dan memutuskan berjalan keluar.
****
Ceklek
"Rose, baru tau kal–"
"Kamu siapa??"
"Eh!!"
Lisa tersentak kaget mendengar suara seorang pria di depannya. Lalu kepalanya mendongak dan betapa terkejutnya saat melihat wujud orang di depannya.
"P-Park Jaewon!!"
Dia benar-benar tidak percaya apa yang di lihatnya sekarang. Bagaimana bisa ada seorang aktor masuk ke dalam rumah ini. Seingatnya dia itu tinggal sementara di rumah kakaknya Rose. Tunggu, jangan bilang kalau kakak yang di maksud itu aktor sekaligus Rapper Park Jaewon?!!! Hey, ini bercanda kan??
"Saya tanya kamu siapa?? Oh, jangan -jangan pengutit, benar?!! Aku tidak tau kalau pengutit itu bisa masuk ke rumah orang seenaknya. Bahkan menumpang mandi?? Cih, kurang ajar sekali" hina Jaewon mengintimidasi gadis di depannya.
"I-itu tidak. Anda salah paham saya minta maaf tapi saya itu bukan penguntit. Saya temannya Rose?" gugup Lisa yang merasa tertekan dengan aura pria di depannya. Dia benar-benar tidak percaya kalo pertemuan pertama dengan kakaknya Rose akan seburuk ini.
'Rose, tolongin gue'
"Teman? Selain berdalih sekarang kamu juga berbohong ya? Pintar sekali! Teman Rose katamu?" datar Jaewon kesal saat gadis di depannya berbohong.
Wajah Lisa pucat pasi, dia gemetaran karena intimidasi kakaknya Rose yang terlalu kuat. Bahkan dia juga merasa kalau jantungnya itu merosot sampai ke bawah kaki.
"Saya tidak berbohong, kalau anda tidak per–"
"1 menit"
"Ya?"
"Ku beri 1 menit untuk merapikan bajumu dan keluar dari rumah ini sekarang juga!!" Bentak Jaewon geram sambil menatap tajam ke arah Lisa.
'HUAAAA!!! ROSE SIALAN!! KENAPA DIA GAK BILANG KE GUA KALO KAKAKNYA ITU PULANG SEKARANG'
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
