Helikopter mendarat, Lisa yang di pindah tugaskan ke Albania untuk menjadi dokter relawan turun membawa tas berisi alat-alat yang dia perlukan.
"Selamat datang, terimakasih karena sudah menjadi dokter relawan untuk kami"
Seorang pria berwajah asing menyambut nya berserta dua temannya yang lain.
"Sama-sama" ucap Lisa menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. Rose dan Mina yang di sampingnya juga ikut tersenyum.
Kemudian pria di depannya itu mulai menunjukkan jalan di mana dia dan dua temannya harus bertugas dan siapa saja yang harus di obati.
****
"Ya ampun!! Lisa kau liat tadi, pria itu sangat tampan!! Astaga aku hampir pingsan karena pesonanya" pekik Rose tertahan saat melihat pria yang tadi berjalan menuju tenda peristirahatan para tentara perang.
"Ck, bisakah kau kecilkan suaramu!! Berisik!!" ucap Lisa kesal karena temannya ini memang tidak bisa diam saat matanya melihat pria tampan.
"Kau ini membosankan sekali!! Pantas saja tidak memiliki pacar!!" ucap Rose asal. Tapi sedetik kemudian matanya melirik ke samping, melihat temannya yang bersiap akan segera mengamuk.
"Hahaha, aku hanya bercanda. Mina tolong aku!" Rose langsung berpindah ke dekat Mina yang kebetulan memang ada di sebelahnya.
"Hm" ucap Lisa sambil memutar bola matanya malas.
"Cepat!!!"
"Baringkan dia di sini!!!"
"Di mana dokternya!! Apa mereka belum datang!!"
"Cepat obati Sersan!!"
Keributan terjadi, Lisa, Mina dan Rose yang baru sampai di dalam tenda langsung bergegas menuju para korban perang yang baru pulang.
"Mina, Rose kita harus cepatt!!" Lisa berteriak menginstruksikan kedua temannya untuk bergegas mengobati para tentara yang terluka karena perang.
Sedangkan dia juga mulai mendekati korban yang membutuhkan pengobatan.
"Di mana yang terluka?!" ucap Lisa menginstruksi para tentara yang berkumpul mengelilingi satu orang terbaring di atas bankar.
"Apa kau dokter?" tanya salah satu mereka.
"Iya, aku baru saja di pindah tugaskan bersama dua temanku hari ini"
"Cepat !! Kita butuh bantuanmu untuk mengobati Sersan"
"Baiklah"
Lisa mengangguk, kemudian berjalan cepat dan mendekati pria itu untuk memeriksa lukanya.
"Akhh...shhhh..." Pria itu atau lebih tepatnya bernama Kyungsoo mengiris pelan sambil memegangi perutnya yang terluka dan mengeluarkan darah.
Melihatnya, Lisa menyingkap baju yang di kenakan pria itu kemudian memperhatikan lukanya yang parah.
"Kita butuh operasi kecil untuk mengeluarkan pelurunya"
Tangannya kemudian membuka tas berisi alat-alat yang selalu dia gunakan.
"Kita mulai"
****
Setelah melakukan opersi kecil yang membutuhkan waktu satu jam. Lisa akhirnya berhasil mengambil peluru yang ada di perut pria itu dan menjahit lukanya.
"Selesai"
Lisa tersenyum senang saat balutan terakhir di tubuh pria itu selesai.
"Terimakasih"
"Eh?!"
"Terimakasih karena telah mengobati ku" ucap Kyungsoo menatap lurus ke mata Lisa.
"Ah iya, itu sudah jadi tugasku sebagai dokter" ucap Lisa canggung karena suasana di tenda mendadak hening. Atau tidak, karena sejak 10 menit yang lalu mereka semua sudah keluar karena ingin makan.
"Kalau begitu, aku akan keluar sebentar"
"Tunggu!" Kyungsoo mencekal tangan Lisa.
"Apa ada sesuatu?"
"Siapa namamu?" tanyanya yang belum melepaskan tangan Lisa sama sekali.
"Lalisa Park" ucap Lisa sambil tersenyum, lalu melirik tangannya yang masih di genggam.
"Bisakah kau lepaskan tanganku"
"Maaf"
"Tidak apa-apa, aku keluar dulu" setelah itu Lisa keluar dari tenda sambil memegangi tangannya.
"Ya ampun jantungku"
****
Kyungsoo tersenyum "Manis"
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
