Part 09 Pingsan

53 47 75
                                    

"Jika mencintaimu adalah sebuah ilusi, maka izinkan aku untuk terus berimajinasi selamanya."

- Zona Aily Jovannia -

                           •  •  •

"Kepada Ananda Zona Aily Jovannia Siswi kelas XI IPA 3 dimohon untuk segera keruangan saya sekarang juga!"

"Sekali lagi, kepada Ananda Zona Aily Jovannia Siswi kelas IPA XI 3 dimohon untuk segera keruangan saya sekarang juga!!" Panggilan Speaker dari ruangan Guru itu menyeruak memenuhi seluruh ruangan SMA Garuda.

Zona melangkah perlahan keruang Guru, badannya sedikit gemetar, wajahnya pun terlihat pucat pasi, seluruh keringat dingin mulai membasahi tubuhnya, takut.

"Semangat berjuang kawan!!"Ujar Mey diiringi tangan kanannya yang terangkat dan seluruh jarinya dikepalkan, seolah - olah memberikan dorongan kepada Zona untuk menghadapi guru yang terkenal galak itu.

Hati Zona berdebar tak karuan saat ia sudah berada diruang diruang Guru dan berhadapan langsung dengan guru galak itu__Bu Caytlin.

Bu Caytlin menatap Zona tajam, siswi itulah yang kemarin telah berani membolos dari pelajarannya, meski hanya sekali bolos, namun wajib baginya untuk berdiri di depan tiang bendera sampai bel istirahat tiba.

"Pokoknya Ibu tidak mau penjelasan dari kamu, sekarang, cepat lakukan perintah Ibu, berdiri didepan bendera dan hormat, jangan kembali bila belum bel istirahat berbunyi, Paham?" suruh Bu Caitlyn terdengar begitu tegas, ia menatap intens pada Zona yang duduk didepannya, wajah gadis itu menunduk tidak berani membalas tatapan dari Bu Caitlyn.

"Awas jangan coba-coba kabur, Ibu pantau dari jauh kalau ketahuan kabur, kamu akan mendapat hukuman berlipat." tambahnya sangat mengintimidasi, membuat nyali Zona menciut seketika.

Guru yang satu itu meskipun masih pagi tapi galaknya tak pernah sekalipun susut.

Zona mendengus kesal, ia terus menggerutu didalam hati, coba saja kemarin Khatulistiwa tidak menyiramnya pasti hari ini dia tidak akan mendapat hukuman yang menurutnya langka menimpa dirinya itu, karena Zona adalah anak yang sangat patuh apapun yang ia mampu pasti ia akan melakukannya sangat jarang ia akan mendapat hukuman seperti ini, hari ini baginya terasa sangat menyebalkan sekali, mulai dari ia telat datang kesekolah karena Angkot yang ia tumpangi terjebak macet, belum lagi didalam Angkot ia diganggu oleh sepupu Khal yang ia temui waktu di Pantai beberapa bulan lalu, dan sekarang, ia harus rela berdiri sambil hormat didepan tiang bendera.

Terik Matahari mulai meninggi pertanda bahwa siang akan segera tiba, namun bel istirahat tak kunjung juga berbunyi__terasa begitu lama bagi Zona yang sudah bosan dengan hukumannya itu, sedikit demi sedikit peluh mulai bercucuran disekitar dahi dan tubuhnya, berkali-kali ia meneguk ludah untuk menghilangkan rasa dahaga yang mengeringkan tenggorokannya begitupun dengan bunyi keroncongan perutnya mulai terdengar, cacing-cacing didalam sana sudah minta persajian makanan.

** ** **

Khatulistiwa dan beberapa teman lainnya sedang berlatih Basket dilapangan tak jauh dari tempat Zona berada, pasalnya dia dan beberapa teman-temannya itu dipilih untuk mewakili Lomba Basket yang akan diadakan bulan depan.

Khatulistiwa memang memiliki bakat yang luar biasa dalam bermain Basket sudah beberapa kali ia dengan lincahnya memasukkan Bola Basket ke Ring, membuat teman-temannya memujinya dengan sorakan bangga, Arga si ketua Basket disekolah itupun geleng-geleng takjub dengan bakat tersembunyi yang dimiliki Khatulistiwa, sangat patut diacungi jempol tak salah jika ia menunjuknya untuk ikut andil dalam Lomba bulan depan.

Namun sungguh hal diluar dugaan saat Khatulistiwa akan melempar Bola Ke salah satu teman se-timnya tiba -tiba Bola itu melambung tinggi dan mengenai kepala seorang cewek yang tengah hormat didekat tiang bendera, pandangan Cewek itupun mulai menggabur akibat dari benturan dari bola Basket itu, sebenarnya Bola Basket itu bukanlah apa-apa baginya tapi saat ini kondisinya sangat lemas, lapar, dan juga haus terus-menerus menyerang, membuatnya menjadi tak bertenaga sekali, Zona pun jatuh tak sadarkan diri ditempat itu.

Zona  KhatulistiwaWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu