Part 18. Dia Pingsan

27 21 22
                                    

"Kamu yang tidak pernah menghargai perasaanku, tapi kenapa malah jadi peran utama di hidupku?"

-Zona Aily Jovannia -

_______________________________________

"Menaruh harapan pada seseorang adalah seni sederhana untuk menderita."

-Khatulistiwa Herry Abraham-

_______________________________________

                                •    •    •

Zona masih setia pada Isak Tangisnya, sementara Khal hatinya benar-benar terasa rapuh jika harus mendengar isakan tangis itu, Khatulistiwa memeluk Zona erat-erat, tidak tahu apa yang ia lakukan tubuhnya ingin menghindar dari gadis itu tapi nyatanya hatinya menolak tidak bisa.

Pelukan itu adalah pelukan pertama yang pernah Zona dapatkan dari seorang Cowok, sebelumnya, ia tidak pernah berpelukan dengan seorang Cowok kecuali Almarhum Ayahnya dulu.

"Tolong jangan deketin Gue lagi!"ucapan sengit itu kembali meluncur dari bibir Khatulistiwa

Omongannya sangat menyakitkan tapi perlakuannya begitu jelas sangat peduli, nyatanya pelukan eratnya itu tak kunjung juga ia lepas.

"Jangan menangis, gue mohon!''

"Gue nggak bisa melihat Lo menangis."

"Tapi tolong jauhi gue mulai saat ini, gue nggak mau Lo  cinta sama gue!"

Perkataan itu terasa membimbangkan dihati Zona, disatu sisi dia senang dengan penuturan Khatulistiwa yang tidak ingin melihat dirinya menangis, tapi disisi lain ia merasa sakit hati karena Khatulistiwa menyuruhnya untuk menjauhinya dan berhenti menaruh cinta kepadanya.

"Gue mohon, jangan menangis didepan gue lagi!" ujar Khatulistiwa sembari mengusap lembut Airmata yang mengalir dipipi Zona.

                           ** ** **

"AH. APA YANG GUE LAKUKAN BODOH?!!"

Berkali-kali Khatulistiwa merutukki dirinya sendiri apa yang ia lakukan di Rooftop tadi benar-benar kesalahan besar, bisa-bisanya ia memeluk gadis itu, membayangkan saja membuat ia ingin memuntahkan seisi perutnya.

"BODOH!!"
Khatulistiwa kembali memukul tembok Kamar mandi Apartemen yang sudah beberapa Minggu ini ia tinggalli.

"KHATULISTIWA BODOH!!" Khatulistiwa mulai menendang keras Kloset Kamar Mandi.

"DASAR BODOH!"

"BODOH!!''

"BODOH!"

"AKHHHHH"
Ia memukul kembali tembok kamar mandi, bahkan hingga berkali-kali, belum puas dengan itu ia beralih menghajar Bak Mandi yang berada didepannya, menendang, memukul sekuat tenaga membuat kegaduhan yang jelas didalam kamar mandi itu.

Khatulistiwa saat ini hanya memakai celana pendek dan Handuk yang dibalutkan diperutnya, Handuk itu hanya menutupi sekitar perut dan sekitar pahanya selebihnya ia telanjang sehingga jika ada Cewek yang melihatnya bisa-bisa ia pingsan melihat jejeran roti sobek yang tertata rapi di perut Khatulistiwa.

Sore ini rencananya Khatulistiwa ingin segera mandi karena Sore ini ada Agenda Balapan Liar tapi karena pikirannya terus - menerus melaju pada gadis yang ia peluk disekolahan tadi membuat moodnya sangat kacau, alhasil ia tidak jadi mandi.

Khatulistiwa duduk di kursi dapur sembari meneguk sebotol Air mineral dingin agar pikirannya sedikit tenang, rambutnya saat ini benar-benar terlihat acak-acakan, ia sangat frustasi. 

Zona  KhatulistiwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang