Part 12 Bukan Kaum Good looking

23 22 9
                                    

"Aku tahu ragamu tak mungkin bisa aku milikki, jika aku boleh menawar?
sisakan sedikit sayang saja untukku ... Sedikit saja!!"

-Zona Aily Jovannia-

                               •    •   •

Semenjak kejadian itu Khatulistiwa berubah dratis, perlahan ia menjauhi Zona, tidak pernah ada lagi kata saling berkomunikasi, kata saling menyapa ataupun saling menatap secara kebetulan. Tidak tahu apa yang ada dipikiran Khal, ia hanya ingin menghindar dari gadis itu.

Hari ini Bima, Jack dan Diaz mengerumuni Zona, seperti biasa mereka ingin melaundry-kan Jaketnya pada Cewek itu.

"Nih cuci lagi ya, baunya sudah ngalahin bangkai tikus." Bima terkekeh, ia memberikan Jaket Baron lebih dulu ke tangan Zona, selang beberapa detik kemudian Ia juga menyerahkan Jaketnya disusul Diaz.

"Cuci juga punya gue, didalam saku ada uang sisa beli bensin kemarin, ambil aja itung-itung buat bayaran Lo hari ini." kata Diaz tersenyum picik, lalu menyerahkan Jaketnya pada Zona, Sementara Jack hanya memandang datar percakapan mereka Jaketnya belum Jadi masih ditangan Penjahit, padahal ia meminta supaya secepatnya dikerjakan.

Zona tidak mendapati Jaket Khatulistiwa untuk dicucinya, hatinya terasa kecewa, sebenarnya, walaupun dianggap sebagai tukang Laundry pun ia masih rela, dan justru hatinya malah semakin senang jika ia mendapat setoran Jaket dari Khal.

Khatulistiwa berbalik arah saat mengetahui Zona berada dihalaman Sekolah, niatnya untuk pergi ke Kantin ia urungkan sebentar, dengan langkah cepat ia berlari kembali kedalam kelas. Entahlah, namun perlakuannya membuat Zona sedih ia memandang sendu Khatulistiwa yang berlari menjauhinya. Khatulistiwa memandang dia seolah-olah seperti Monster yang menakutkan sekali, apa seperti ini bila nasib kaum rendahan mencintai Manusia Good Looking?

Sampai didalam kelas pun suasana juga tidak jauh beda, Cemooh dan Olokan para siswi dikelas itu terdengar begitu menyakitkan ditelinganya, bahkan ada beberapa siswi kelas lain yang ikut andil untuk mencemooh Zona.

"Dasar kurang waras si Khal jelas-jelas menyukai Cahaya, tapi malah direbut."

"Dasar pelakor nggak malu apa ngrebutin pacar orang?"

"Kelas kita nggak mau menerima cewek murahan kayak Lo ya."ucapan pedas itu berhasil keluar dari mulut Sherly teman satu kelasnya.

"Udah mending Lo keluar aja dari pada ngotorin sekolah ini."

Seketika suasana kelas XI IPA 3 menjadi heboh

"Plok, plok, plok."

Suara tepukan tangan itu terdengar dari arah luar, orang itu Mauris.

Mati Zona.

"Jadi elo cinta sama Khatulistiwa?" tanya Mauris pada Zona, mereka masih berada di dekat pintu, Zona yang baru saja akan ke kelas dan ternyata tanpa ia sadari Mauris menyusulnya.

"bukankah udah gue peringatin waktu itu untuk jauh-jauh dari Khal?"
Mauris mendekatkan wajahnya ditelinga Zona, ia berbisik.

"Jika sampai Khatulistiwa jatuh kepelukan Lo jangan harap lo bisa bernafas lega." seringai Mauris membuat Zona menatapnya takut.

"Lo itu cewek lemah tau nggak?
udah miskin lemah lagi.'' ujar Mauris penuh ejekan.

Sherly mendengar hal itu langsung melontarkan kembali ucapan pedas untuk Zona, sebenarnya Sherly juga  tertarik pada Khatulistiwa tapi ia menutupinya takut diancam oleh Mauris.
"Huuu, gitu masih berani suka sama cowok berkelas, ngaca dikit dong."

"Huuu"Teriakan Seluruh anak ditempat itu membuat air mata Zona meleleh.
Ya Tuhan sungguh lemah sekali dia?
Kapan dia bisa seperti cewek-cewek lain yang terkenal Badas dan pemberani?
Ingin sekali Zona memiliki sifat seperti itu tapi ia tidak bisa, hatinya sudah terbiasa menjadi seseorang yang lemah dan pema'af.

Zona  KhatulistiwaTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon