24. Hancur

27 15 62
                                    

"Seharusnya aku sadar sebesar apapun aku mencintainya jika aku bukan orang yang dia inginkan, maka semuanya akan sia-sia dan hanya akan membuat hatiku terluka."

-Zona Aily Jovannia-

_______________________________________

"Terluka itu adalah konsekuensi yang pantas engkau dapatkan, mau bagaimana juga perasaanku tidak bisa dipaksakan untuk mencintaimu."

-Khatulistiwa Herry Abraham-

_______________________________________

• • •

"Jack bangun, Jack bangun!!"

" Lo nggak boleh ninggalin kita semua!!"

"Tiger Geng masih butuh Lo Jack,"

"Lo nggak boleh egois buat ninggalin kita semua,"

Air mata Khatulistiwa luruh begitu derasnya saat ini ia sedang berada di Rumah duka Jack Al-Junaidi, Rumah yang ramai dikunjungi oleh manusia yang ikut berbela sungkawa.

Diaz mengusap-usap punggung Khatulistiwa mencoba memberikan Khatulistiwa kekuatan, Air matanya juga tak kalah deras.

Sementara si Baron ia terisak-isak di bahu Aulia, yang juga ikut hadir kerumah duka Jack.

Zona ditemani beberapa orang lainnya sedang melantunkan beberapa Ayat Al- Qur'an di sisi Mayat Jack, ia pun juga tak kalah sedih. Apalagi Jack akhir-akhir ini memang terlihat begitu peduli padanya.

Mama Papanya masih dalam perjalanan pulang, mereka sangat Shock mendengar kabar bahwa Putranya tewas terbakar didalam Markas, tidak tahu siapa pelakunya, Polisi masih menyelidiki kasus ini.

Hati Khatulistiwa sangat hancur sekali, Jack saat ini sudah tiada sedangkan keadaan Bima masih kritis dirumah sakit, malam itu Bima terlihat babak belur seperti habis berkelahi dan ia ditemukan tak sadarkan diri didepan Markas.

Tiga Jam berlalu, Kini Junaidi dan Tiara sudah sampai di Rumahnya yang ternyata sudah dipenuhi oleh para pelayat, Air mata Junaidi langsung tumpah banjir begitu saja, Cobaan macam apa ini satu-satunya Putranya harus rela meninggalkannya.

"Jack" ujar Junaidi diiringi dengan isakan tangis, ia membuka Kain yang menutupi Tubuh anaknya itu, terlihat wajah Jack sudah hitam gosong karena kobaran Api yang membakarnya.

"Tidak Jack ini bukan Jack, ini bukan Jack," junaidi mengelleng - ngelengkan kepalanya air matanya terus meleleh bagai es terkena sinar matahari, Tiara sibuk menenangkan hati suaminya.

"Khal,"junaidi langsung memeluk Khatulistiwa disampingnya keduanya saat ini sedang menumpahka kesedihan mendalam.

"Kenapa semua ini bisa terjadi, Khal?"tanya Junaidi disela-sela isakan tangisnya.

"INI SALAH GUE OM INI SALAH GUE, AKHHH"teriak Khatulistiwa bagai orang kesetanan.

Spontan, para orang yang berada disitu menatap Khatulistiwa dengan tatapan sulit diartikan.

"INI SALAH GUE, GUE TIDAK BECUS JADI KETUA,"

"Khal,"Diaz menepuk pundak Khal pelan

"Ayo kita ngaji, supaya Jack bisa tenang!"

** ** **

Khatulistiwa menumpahkan Tangisnya disamping gundukan tanah yang berada didepannya, hatinya lebur terasa mustahil sekali jika Jack pergi meninggalkannya secepat ini.

Baron dan Diaz pun juga ikut duduk disamping gundukan tanah yang hanya di beri Papan kayu sebagai tanda Identitas bahwa ada jasad manusia yang bersemayam didalamnya.

Zona  KhatulistiwaWhere stories live. Discover now