18

6K 824 61
                                    

.

Sunghoon masuk ruang rawat inap anak sulungnya dan dapat pria itu lihat kalau anak itu tertidur, ruang rawat inap anak ini Sunghoon akui tidak terlalu bau obat, lebih aroma Jake mendominasi ruangan.

"Papa donu mau pulang!" Saat mendengar langkah masuk ruangannya Sunoo membuka mata dan terdiam melihat sosok tampan dan gagah di depannya.

"Ayah .... mau papa .... " Sunoo berkata pelan.

Ayah empat anak itu menatap datar anak sulungnya, "Tidak ada papa hari ini, Riki sakit." Ternyata dibelakang pria itu ada perawat yang akan melepaskan alat pada tubuh Sunoo.

"Lakukan yang benar jangan sampai dia kesakitan." Titah Sunghoon sebab Sunoo terlihat sangat takut.

Sunoo mencoba menahan sakit pada punggung tangannya sudah membengkak karena lumayan lama terpasang infus, kata papa tidak boleh nangis, Sunoo berusaha dengan mengingat senyum cantik papanya, tanpa sadar anak itu memanggil Jake begitu lirih, "Papa .... donu sakit sekali .... "

"Sudah selesai anak baik," Perawat itu menempelkan plester pada bekas luka infus.

"Telima kasih nuna .... donu pulang dulu ya," Sunghoon lagi-lagi terpaku, ada Jake disetiap nafas anak-anak ini, saat ketakutan, saat sedih, bahkan saat bahagia pun ada Jake disana.

Ruang rawat Sunoo sudah bersih Jake sepertinya sudah membersihkan semuanya, jadi Sunoo hanya tinggal pulang setelah mengambil surat check up rutinnya dari dokter.

Sunoo bersusah payah turun dari ranjang Sunghoon menunggu anak itu, "Papa donu nda bisa tulun ... " dengar Jake bahkan tidak ada disini, sebelumnya kemanapun Sunoo mau dia selalu turun ranjang tinggi tersebut digendong papa, jadi inilah kesulitannya dengan kaki pendeknya.

Karena sudah kesal Sunghoon mendatangi anak memiluki pipi gembil itu lalu menggendong Sunoo dan berjalan cepat keluar ruangan.

"Ayah mam donu ketinggalan .... " Sunghoon berdecak.

"Merepotkan sekali seperti papamu, beli yang baru, jangan sampai aku lempar dari lantai 2 ini." Inilah yang Sunoo takuti dari sang ayah, ucapan pria itu tidak main-main.

Sunoo menatap sang ayah lamat perasaan hatinya membuncah melihat pria yang ditakuti sekaligus ayahnya mendekapnya, Sunoo akan bercerita pada papanya nanti.

Sunghoon membawa Sunoo tanpa bicara sedikit pun, sampai di mobil, namun ada yang aneh dari gelagat anak iu, "Kenapa?"

"Kepalanya donu sakit .... " Kalau dengan papa pasti dipeluk terus minum obat, tapi sekarang bukan papa melainkan ayahnya.

"Tunggu disini." Sunghoon keluar mobil lagi.

Cukup lama Sunoo menunggu kedatangan ayahnya, entah kemana, pikiran anak itu mulai negatif apakah ayah meninggalkannya disini? Maklum namanya juga anak-anak.

"Kepala donu jadi sakit .... " Sunoo meringkuk dibangku penumpang merasakan sakit dikepalanya.

Sedangkan Sunghoon berada dikantin rumah sakit membeli air mineral dan beberapa makanan ringan, langkahnya tergesa keluar dari rumah sakit.

Setelah membuka pintu mobil Sunghoon semakin panik melihat Sunoo meringkuk dan terus meringis kesakitan.

"Minum obatmu dulu, sialan kau membuatku panik!" Dia tidak pernah sepanik ini, perasaan ini membuatnya tidak nyaman makanya kesal.

Sunghoon membantu anaknya meminum obat, "Kita akan cepat sampai rumah."

Tanpa panjang lebar Sunghoon menjalankan mobil dengan kecepatan tinggi, Sunoo menatap punggung sang ayah, dan menangis dalam diam. Punggung itu adalah milik ayahnya, orang yang tidak menganggapnya ada, dan orang yang membuat papanya menangis setiap malam.

"Ayah jangan sakiti papanya donu lagi ... hiksss ... papa nangis tiap malam telus bilang sayang ayah .... jangan buat papanya donu nangis .... ayah halus cinta papa ibu pelinya donu hikss .... ayah jangan jahat sama papanya donu .... " Sunghoon diam mendengarnya.

Dadanya seakan dihantam ribuan jantung mendengar seorang anak meminta cinta dari ayah untuk papanya, tapi Sunghoon tidak akan mencintai Jake, biarkan mereka mengemis sekali pun, mungkin sesak pada ulu hatinya menandakan dia masih manusia.

Sunoo menutup mata mengingat tangisan papanya di ruang laundry, biasanya Sunoo akan berpura-pura haus padahal mengintip papa sedang menangis didalam sana.

"Papa baik sekali nda ada malah sama donu main lumpul telus mam belantakan," tidak pernah marah? Selama ini? Sunghoon saja sehari melihat kelakuan sulung ini sudah emosi.

.

My Family [sungjake]Where stories live. Discover now