27

6.8K 878 169
                                    


.

Sunghoon memesan makanan lagi untuk makan malam padahal Jake sudah menyiapkan banyak makanan dimeja makan, Jake menatap nanar punggung tegap Sunghoon dengan mata berkaca-kaca.

Sebenarnya Sunghoon merasa bersalah karena hal itu, daritadi saat Jake sibuk memasak dia tidak tahu, jadi Sunghoon memesan makanan.

"Makan saja kalian sama ayah, papa masih sibuk, jangan repotkan ayah ya? Hyung mau suapi adek iki?" Sunoo mengangguk patuh lalu mencium pipi sang papa.

Mereka makan diruang tengah tempat biasa anak-anaknya bermain, Jake menelungkupkan kepala di meja makan dan menangis tanpa suara disana benar-benar tanpa suara.

Punggung pria cantik itu bergerak seiring tangisan yang makin menjadi, Sunghooon yang ingin mengambil minuman terdiam di depan ruang makan setelah melihat Jake menangis dalam diam disana.

Sunghoon bersembunyi ketika Jake mendongak sambil menghapus air mata setelah itu Jake berdiri dan membasuh wajahnya di wastafel.

Jake melangkah lunglai menuju ruang laundry.

Perasaan Sunghoon campur aduk, apa yang terjadi padanya hari ini sungguh membingungkan kenapa rasa sakit setiap melihat pria cantik itu, Sunghoon membawa semua makanan yang Jake buat ke ruang tengah.

.

Sampai tengah malam Jake belum kembali ke kamarnya Sunghoon sedikit gelisah padahal hampir setiap malam Jake melakukan itu.

"Dimana dia?" Sunghoon menyibak selimutnya kemudian keluar kamar mencari keberadaan pria cantik itu.

Sunghoon mencari Jake dari kamar Sunoo, kembar dan Si bungsu, namun tidak ada Jake disana, tempat terakhir pria tampan itu yakini ada Jake adalah ruang laundry.

Membuka pintu ruangan itu perlahan seketika harum semerbak tercium dari pengharum baju dan detergen, Sunghoon terkejut melihat Jake sudah didepan pintu seperti tahu ia akan datang.

"Astaga aku kira donu, biasanya dia mengintip tengah malam kesini, kenapa belum tidur?" Pantas, Sunghoon memindai ruangan itu ternyata Jake sedang menyetrika.

"Kenapa mengerjakannya sekarang?" Sunghoon masuk ke dalam ruangan itu dan duduk dibangku tempat biasa Riki duduk.

Jake kembali menyetrika baju, "Supaya esok lebih ringkas," bukan hanya menyetrika pria itu juga melipat semua baju mungil milik anak-anaknya.

Sekarang Sunghoon tahu kenapa Jake bisa menunggu hingga larut malam, ternyata pria ini juga tidak kalah sibuk darinya, "Bisa selesaikan besok, kau tidak bekerja juga seharian hanya dirumah. Kau hanya santai dirumah," lagi? Jake semakin sakit hati.

"Aku ada banyak pekerjaan besok, Sunghoon." Jake berencana mencari teman kuliahnya dulu yang kini jadi pengacara.

Jake akan mengajukan gugatan cerai keputusannya sudah bulat, Jake sudah menyiapkan berbagai macam hal yang mungkin akan jadi pertimbangan agar hak asuh jatuh ketangannya.

Beberapa hari ini dia mempertimbangkan banyak hal tentang anak-anaknya, dirinya sendiri dan Sunghoon. Mereka tidak bisa diperbaiki lagi Jake sudah sangat lelah.

Tidak peduli apapun lagi daripada terus terpuruk, sekarang Jake hanya perlu mempertahankan hak asuh belahan jiwanya.

"Ayo tidur, Jake. Kau punya kewajiban lain selain didapur, yaitu di kasur." Malam ini berakhir Jake terus melayani nafsu besar suaminya.




.

Menuju karma sungun

My Family [sungjake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang