31

6.4K 852 75
                                    


.

Bagai jatuh tertimpa tangga itulah yang Sunghoon alami bersama Jake, pria itu langsung jatuh karena lututnya lemas mendengar seruan salah satu sepupunya yang baru datang. Sunghoon tidak berani melihat ke arah Jake sangat takut memandang kehancuran pria cantik itu.

Benar saja Jake menangis kencang sambil memeluk jenazah putri kecilnya. Pemandangan yang sangat memilukan Sunghoon merasa sangat berdosa dari apapun.

Jake tidak mau melepaskan jenazah anaknya saat para medis ingin mengambilnya, "Jangan! Jangan!" Terpaksa pria cantik itu dibius.

Saat Jake tertidur efek dari obat bius itu Sunghoon sendiri yang menggendongnya keluar ruangan.

"Maafkan aku, Jake." Penyesalan itu selalu datang di akhir. Namun tidak dapat mengubah apapun.


Keluarga Shim maupun Park mengerubungi pasangan itu, mereka melihat kehancuran Jake akibat keegoisan mereka sendiri. Jake merelakan masa depannya saat menikah dengan Sunghoon karena paksaan mereka dan kali ini Jake kehilangan permatanya bersama Sunghoon beserta kejahatan mereka.

Pipi tirus Jake di elusnya lembut, "Maaf Jake, kalau aku bisa aku akan mengembalikan waktu."

Sayang sekali Sunghoon tidak bisa mengembalikan waktu lagi semua sudah terjadi, Wonyoung tidak akan hidup lagi, Sunoo tidak akan waras lagi dan Jake tidak akan sama lagi.

"Anak-anakku yang lain dimana?" Hanya satu harapan Sunghoon setidaknya mengurangi sakit Jake.

"Ada dirumah."

Setelah itu Jungwon dan Riki di jemput ke rumah oleh Sunghoon, betapa senangnya mereka bertemu papa mereka walaupun Jake masih belum sadar dari pengaruh biusnya.

"Papa .... ini uwon .... uwon lindu wony sama donu yung juga ... " apa yang dapat Sunghoon katakan kalau Wonyoung sudah tiada.

"Uwon tadi sakit ingat wony ... " mereka kembar apa yang dirasakan kembarannya dapat Jungwon rasakan juga.

Riki sudah berbaring disisi sang papa dengan nyaman, bayangkan anak baru bisa berjalan itu sudah dipisahkan dari papanya, sekecil itu dipisahkan dari pusat kehidupannya Riki sangat membutuhkan sosok papa daripada yang lain.

"Wony uwon lindu jangan sakit ya .... " Jungwon menangis sambil memegang bagian dadanya.

"Wony dimana? Ini uwon ingin sekali peluk wony ... " Sunghoon menggendong anak itu dan menepuk pelan pantat Jungwon.

"Tidur ya? Esok kita ketemu wony, sama ayah sama papa juga." Jungwon menggeleng.

"Nda yayah uwon takut tidul dalam mimpi liat wony main jauh sekali tinggalkan uwon."





.

"Wony? Papa wony kenapa?!" Mereka ke tempat peristirahatan terakhir Wonyoung.

Tanah itu masih basah Jungwon melihat foto kembarannya dekat nisan yang menandakan memang kembarannya ditanamkan, anak itu memeluk gundukan tanah yang dia yakini Wonyoung dan menangis nyaring.

"Jahat! Wony kenapa?! Katanya mau jadi altis telus uwon menejelnya!" Jake menarik pelan anaknya.

"Sayang wony nda sakit lagi sama dunia, ini takdir dari tuhan uwon harus terima, kasian wony nangis liat uwon nangis," Jungwon memeluk erat pinggang ramping papanya dan menumpahkan tangisan disana.

"Wony! Wony! Yayah jahat! Nene jahat!" Jungwon mengambil sebuah batu dekat makam Wonyoung lalu melemparkan itu pada sang ayah.

"Dasal jahat! Yayah pembunuh! Yayah pembunuh!"





.

My Family [sungjake]Where stories live. Discover now