41

6.1K 674 37
                                    

.

Sebelum Jungwon dan Sunghoon menangis bersama, "Tapi boong mana mau papa ninggalin kalian, kalo mau dari dulu udah papa lakuin." Jake tertawa pelan.

Memang benar kalau Jake mau sejak dulu tanpa persetujuan Sunghoon ia akan pergi, kenyataannya apa? Jake tetap bersama suaminya, memang beberapa minggu lalu ada niat bercerai dan tidak terlaksana juga karena Sunghoon berkata ingin memperbaiki diri.

Jake pun mana sanggup memisahkan Sunghoon dan anak-anaknya, suaminya berjanji untuk berubah sebisa mungkin.

"Lagian papa mana bisa ninggalin ayah, orang ayah janji ajak papa jalan-jalan keluar negeri, iya kan yah?" Sebenarnya Sunghoon tidak pernah berjanji, namun pria itu mengangguk antusias.

"Yess kelual negli ketemu bule!! Yayah tulun!! Uwon mau cali wony bial belajal bahasa ingglis!! WONY!!!"

"Janji ya kamu," Sunghoon beralih memeluk erat pria cantik itu dan menggumamkan kata terima kasih serta maaf yang begitu banyak.

"Kita honey moon juga, satu anak lagi gak papa juga kan." Kata Sunghoon menggoda.

"Gak mau! Anak aku udah 4 ya, apalagi adek iki nakal banget." Jake menyembunyikan wajah cantiknya dipotongan leher Sunghoon.

.

Wonyoung menangis sesegukan di ruang tamu sambil menghadap cermin fullbody yang terpajang disana, gadis kecil itu tidak sendiri tapi bersama adiknya juga Riki. Wonyoung menatap penuh kesedihan gaun kuningnya kotor dengan susu coklat milik si bungsu dan penyebabnya malah tertawa bahagia sambil memakan biskuit.

Sudah Jake bilang semakin lama si bungsu semakin nakal, tadi siang saja Jungwon sudah menangis dua kali, Sunoo satu kali dan semua ulah bontot yang baru bisa berjalan lancar itu.

"Woni nanis? Hihihii janan nanis cayang woni.... " Wonyoung tidak bisa marah karena adiknya seimut itu.

"Wony cium dulu ya balu wony nda nangis?" Riki menggeleng kemudian berlari menjauhi kakak perempuannya. Sorry saja baby boss hanya mau di cium papanya.

Jake sudah menyiapkan gaun baru anak gadisnya dengan warna yang sama jadi hari ini mereka akan bertamasya, anak-anak sepakat memakai baju serba kuning mencolok tapi namanya anak anak ada saja kendalanya. Contoh tadi Wonyoung sibuk memamerkan gaun cantiknya dan Riki kesal ya sudah di tumpahkan susu coklat ke gaun Wonyoung.

"Sayang blazerku yang hitam di mana?" Satu lagi masalah.

"Tadi aku taroh deket ranjang, coba cari lagi." Namun Sunghoon menggelengkan kepalanya.

"Beneran sayang gak ada tadi aku cari, tanyain mbul iyakan mbul?" Jungwon mengangguk di gendongan sang ayah, berbeda dengan Sunoo yang sudah anteng memakan es krim rasa mint choco.

"Wony ayo pake ini dulu baru main lagi," Wonyoung berbalik.

"Siapa yang cepat boleh digendong papa!!"

Setelah sekian banyak penderitaan akhirnya keluarga hampir besar itu merasakan kebahagiaan atas perjuangan mereka, mungkin tidak selamanya tetapi ini hal yang terindah dalam hidup mereka.

Sunghoon duduk di sofa lalu sengaja mendekati suami kecilnya yang sibuk menata rambut Wonyoung, pria itu mengagumi figur cantik di sampingnya. Bodoh sekali jika mengingat dulu dia pernah menganggap Jake tidak ada.

"Cantik. Wonyoung memang cantik, tapi papanya lebih cantik."

Cup

Jake langsung memeluk Wonyoung untuk meredam rasa malunya dan memekik tertahan.

"Wleee! Papa sayang wony.... huuuu.... " Riki menangis kencang sambil menarik kakak perempuannya dari sang papa.

.

Dalam perjalanan hidupnya baru kali Jake merasa bahagia luar biasa, pemandangan Sunghoon bermain dengan anak-anaknya begitu indah terukir dalam ingatan Jake sore ini, tidak pernah terbayang sebelumnya suaminya akan berubah secepat ini. Dia pikir Sunghoon akan berubah ketika sudah kehilangan ternyata pria itu buru-buru memperbaiki kesalahannya sebelum terlambat.

Jake pikir perceraian akan jadi jalan terbaik bagi mereka ternyata tuhan mengabul doa yang dipanjatkannya siang malam, anak-anak nya pun bahagia jadi tidak ada alasan Jake melanjutkan gugatan cerai itu.

Kali ini kebahagiaan nyata ada didepan matanya, Jake tidak berhenti tersenyum lebar.

Pria cantik memakai hoodie kuning mencolok itu menarik perhatian pengunjung taman yang lain, bahkan beberapa dari mereka mencari perhatian Jake. Shim Jake sangat cantik jika mau dari dulu bahkan dia bisa mendapatkan suami lebih baik, lebih tampan daripada Park Sunghoon, sayang si cantik sudah menetapkan hati berlabuh pada si brengsek tidak punya itu.

Sibuk melamun tidak sadar Sunghoon sudah duduk merangkul pinggangnya posesif, seakan mengisyaratkan si cantik sudah hak miliknya.

"Papa!! Papa! Tadi yayah gigit pipi uwon!!"

"Lambut wony belantakin sama yayah!"

"Es klim donu dibilang lasa pasta gigi papa!!"

"Ade cuga!!"



Jake tertawa kemudian memeluk mereka penuh kehangatan, Riki duduk dipangkuan Sunghoon dan tiga kakaknya duduk di samping kiri, kini dia ada di tengah keluarga besarnya.

"Makasih ayah udah terima kami apa adanya." Sunghoon tertawa sumbang merasa bersalah.

"Harusnya ayah yang bilang gitu, terima kasih mau terima ayah yang jahat ini, ayaah... ternyata gak bisa tanpa kalian. Kalo kita lahir lagi ayah minta kalian jadi anak ayah lagi, ayah bakal jadi ayah yang hebat di kehidupan selanjutnya. Ayah bakal jaga kalian dari kecil gak kayak sekarang."

Hidup Jake tidak mudah cobaan datang bukan dari orang lain, tapi dari suaminya sendiri. Selama 7 tahun bukan waktu yang singkat menjalani hidup tanpa sandaran. Inilah hasil manis yang dia nikmati setelah sekian lama berjuang.

"Kalian tempat pulang ayah. Jangan tinggalin ayah."










.

TAMAT


.

.

.

.

tamat dah.... makasih udah baca ceritaku yang aneh ini.

Aku ucap terima kasih buat kalian yang baca ini, sampai jumpa di cerita selanjutnya kalo ada kesempatan😘😘😘😘






.


My Family [sungjake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang