23

6.4K 864 77
                                    


.

Sekarang Sunoo pergi sekolah si kembar juga sudah masuk TK hari ini jadi Jake hanya menjaga Riki saja sambil mengerjakan tugas rumah lain, tapi sedikit terhambat sebab Riki sedang aktif berlari dan bertanya hal-hal disekitarnya.

Riki membuntuti sang papa kemana pun pergi dengan langkah seadanya, tidak lupa bertanya banyak hal, "Papa tenapa hayus capu?" Balita mungil itu mengikut papanya menyapu ruang tamu.

"Supaya bersih biar nyaman tamu yang datang," Anak berusia dua tahun bulan depan itu mengangguk paham, lalu Riki membantu papa sebisa yang ia bisa.

"Papa ini apah?" Jake membulatkan matanya melihat kondom terselip dibawah meja.

Saat begini Jake harus bisa membuat jawaban yang tidak menjurus agar tidak mempengaruhi pola pikir anak, "Ini buat ayah sama papa, adek gak boleh mainan ini ya, sayang papa?" Riki mengangguk polos dan memberikan kotak kondom itu pada sang papa.

"Itu punanya yayah cama papa, teyus buat apa?" Untung Jake sudah menyiapkan jawaban yang pas.

"Ini buat lindungin papa dari monster jahat terus ayah yang pake," Riki membulatkan matanya karena rasa kagum.

"Yayah helo!!"


Sunghoon yang kebetulan lewat terhenti mendengar pekikkan imut dari Riki, pria itu sudah rapi memakai pakaian khas kantoran seperti ingin pergi bekerja, tapi setahu Jake pria itu masih cuti katanya mau satu bulan berada dirumah.

"Ayah hero, baby?" Sunghoon merasa bangga dipanggil hero oleh anak gemas yang baru bisa bicara itu.

"Yayah helo! Helo! Celamatin papa dali mostel!" Entah kenapa Sunghoon mengerti bahasa bayi Riki.

Menggemaskan sekali Riki terkikik pelan menatapnya penuh kekaguman, sedangkan Jake tersenyum tipis, Sunghoon hangat, tapi hanya bersama Riki saja kaian dengar Sunghoon bahkan memanggil si bungsu, baby karena rasa gemas pada si kecil ini.

Tangan Riki terangkat menyambut dekapan sang ayah.

"Ayah gak jadi rapat kalau, baby begini." Jake tertawa pelan, Sunghoon sudah sangat menyayangi Riki kah?

"Papa telja?" Sunghoon mengangguk.

"Ayah mau rapat sebentar, terus balik lagi, baby mau tunggu ayah?" Riki mengerjapkan matanya.



Mata Jake memanas melihat pemandangan itu, andaikan semua anaknya mendapatkan perlakuan Sunghoon seperti itu maka, Jake rasa dia adalah yang paling beruntung didunia ini.

"Itut! Itut! Yayah nda mau!" Riki memaksa ikut.

Sunghoon menatap lamat anak bungsu nan imut ini, tidak tega rasanya meninggalkan Riki kalau sudah merengek seperti ini, Sunghoon pun mengangguk.

"Suruh papa kamu ikut," bisik Sunghoon pada balita itu.

"Papa itut yayah telja! Itut!" Jake berpikir sebentar.

"Tapi kerjaan papa masih banyak adek, nanti jam 9 juga kakak kembar pulang siapa yang jemput? Terus papa mau masak biar adek mam enak kan? Kalo ikut ayah nanti ngerepotin ayah, soalnya adek suka rewel," karena Riki anak yang pintar otak mungilnya mencerna perkataan sang papa.

Sunghoon menggelengkan kepalanya dan menggendong Riki erat, "Pakai baju yang sopan, kita pergi sekarang. Sebelum jam 9 aku selesai rapat." Titah Sunghoon keluar Jake tidak dapat mengganggu gugat.

Jake pergi ke kamar berganti baju yang lebih layak karena daritadi ia memakai kemeja kebesaran sebatas paha saja, kalau kalian mau tahu Sunghoon selalu curi pandang pada kaki jenjang Jake yang mulus tadi, hanya saja pria cantik itu tidak menyadarinya.

Setelah rapi berpakaian Jake berkeliling rumah dulu untuk memastikan tidak ada jendela maupun pintu yang tidak terkunci, lalu menyandang tas Jake langsung ke mobil.

"Kenapa memakai baju warna itu? Kau tidak lihat aku memakai kemeja abu-abu, harusnya kamu memakai warna yang sama." Jake menatap Sunghoon penuh kebingungan.




.



Ada yang mau join gc wa sungjake? Dm aja ntar aku kasih linknya

My Family [sungjake]Where stories live. Discover now