Bab.2 || Kembali Pulang, Bersama Segenggam Hangat

3.1K 396 109
                                    

Biru itu sosok periang dengan pribadi yang secerah namanya. Namun, remaja tanggung itu akan sulit membuka percakapan saat berhadapan dengan orang baru. Pun jika sudah merasa nyaman, ia tidak akan sungkan membuka topik percakapan dengan lawan bicara.

Tetapi, untuk sosok sedingin Galaksi, Biru masih bingung untuk memulai percakapan. Bahkan meski sudah hampir satu bulan mereka tinggal serumah, dan hampir setiap hari saling bertemu, tidak ada percakapan berarti yang mampu Biru bangun untuk membuat hubungan ia dan Galaksi menjadi dekat.

Biru ingin menjangkau Galaksi, namun jarak yang Galaksi bentang terlalu jauh hingga Biru sulit untuk mendekat. Atau tepatnya, Galaksi sendiri yang enggan membiarkan Biru mendekat.

Terhitung sudah hampir satu bulan Biru menempati rumah besar milik Galaksi, serta tinggal bersama si pemilik rumah yang amat jarang menampakkan sosoknya selain di waktu-waktu tertentu. Terkadang, saat Biru terbangun Galaksi sudah pergi pagi-pagi sekali, dan akan pulang saat Biru sudah terlelap dalam tidurnya.

Selama satu bulan pula tidak ada percakapan berarti antara sepasang adik dan kakak yang baru berjumpa itu. Biru yang masih terlalu sungkan memulai percakapan setelah ucapan Galaksi malam itu, pun tidak ada yang bisa di harapkan dari Galaksi yang selalu sibuk dengan pekerjaannya.

Tidak ada hal yang berarti bagi Biru di rumah besar Galaksi. Justru ia merasa sungkan sebab tak memiliki kesibukan berarti. Di rumah yang cukup besar itu hanya ada Galaksi yang jarang berada di rumah, Mang Didin selaku sopir yang di pekerjakan Galaksi, serta Bibi Nara asisten rumah tangga yang bertugas membereskan rumah serta memasak dan akan pulang saat malam.

Bibi Nara lah yang menjadi teman curhat Biru selama satu bulan terakhir, kendati wanita itu kerap kali melarang Biru yang akan membantunya berbenah atau memasak. Wanita paruh baya itu sudah cukup lama bekerja di keluarga Galaksi. Tepatnya sejak Galaksi menginjak bangku sekolah Dasar hingga saat ini. Tentunya, banyak yang wanita itu ketahui tentang Galaksi.

"Bi, Kak Gala nggak pulang lagi hari ini?"

Sore itu Biru memutuskan bertanya pada Bibi Nara yang tengah sibuk di dapur. Sebab entitas sang kakak yang sudah tidak terlihat hampir satu minggu lamanya.

Biasanya meskipun jarang di rumah, setidaknya Biru pasti akan berpapasan dengan Galaksi meskipun hanya beberapa detik tanpa percakapan ataupun sapaan.

"Bibi juga nggak tahu pasti kapan pulangnya. Mas Gala lagi ngurus pembukaan untuk cabang baru hotel tempatnya Mas Gala kerja. Dia general manager kepercayaan pemilik hotel, jadi Mas Gala harus memastikan semuanya lancar." Penjelasan yang Bibi Nara jabarkan justru membuat Biru semakin mengerut tak percaya diri.

Ada seberkas rasa bersalah yang singgah saat Biru bisa membayangkan sesibuk apa kakaknya dalam bekerja. Pemuda itu benar-benar sosok mandiri dan pekerja keras sampai membuat Biru iri dan merasa semakin rendah.

"Aku jadi ngerasa nyusahin Kak Gala. Dia selalu sibuk kerja sedangkan aku cuma diem di rumah nggak bikin apa-apa."

"Enggak, Ru." Bibi Nara menggeleng pelan menanggapi ucapan Biru. Wanita itu lantas berbalik dan memperlihatkan wajah garangnya pada Biru.

"Kamu itu adiknya Mas Gala. Dia sendiri yang mengambil tanggungjawab jadi wali kamu setelah kamu yatim piatu. Nggak usah mikir aneh-aneh. Kalo kamu anteng nggak macem-macem udah sangat membantu Mas Gala."

Memang, semenjak datang ke rumah besar Galaksi. Bibi Nara lah yang selalu di tugaskan mengurusi segala keperluan Biru. Bersama wanita itu hampir duapuluh empat jam membuat Biru terbiasa akan sifat wanita paruh baya yang sudah mengabdi begitu lama di keluarga Galaksi.

Bibi Nara memang terkesan galak bahkan pada Galaksi sendiri. Ia bahkan tak segan mengomeli Galaksi saat tak sengaja membentak Biru hingga menangis beberapa waktu lalu. Mungkin karena tak mampu memiliki keturunan dari rahimnya membuat Bibi Nara memperlakukan Galaksi bahkan Biru yang baru beberapa bulan di kenalnya layaknya ibu pada anaknya.

Rengkuh Sang BiruWhere stories live. Discover now