Bab.17 || Dua Sisi Koin Yang Berbeda

2K 297 156
                                    

Hai! Absen yuk, cantiknya Biru dari kota mana aja nih?

Em, ini mungkin agak sangat panjang, tolong jangan eneg ya:)

Follow IG : @lalanaraya
.
.


Bagi seorang Arayaksa Sebastala, menjadi anak tunggal dari seorang Renata Maheswari, yang merupakan aktris sekaligus model papan atas tanah air tidak membuat Arai bangga ataupun senang atas statusnya. Remaja limabelas tahun itu justru merasa terkekang oleh aturan yang Renata buat agar terlihat sempurna tanpa celah.

Hidup bergelimang harta dengan ketenaran nama sang Mama yang ikut menaikan namanya tak lantas membuat Arai bahagia. Selama hidupnya Arai habiskan untuk menjadi sosok sempurna yang Mamanya inginkan. Mendikte setiap langkah yang Arai ambil dan merenggut kebebasan Arai di masa kanak-kanak hingga beranjak remaja. Setiap apa-apa yang Arai lakukan harus sesuai dengan apa yang Renata inginkan.

Terlebih setelah sang suami diketahui berselingkuh dengan seorang wanita penghibur, Renata semakin berambisi untuk terlihat sempurna. Pun juga memberi pelajaran pada siapapun yang merusak citra keluarganya hingga hancur di mata publik.

"Kamu tuh udah nggak punya saingan lagi setelah anak miskin itu dikeluarin dari sekolah. Tapi kenapa nilai kamu masih segitu-segitu aja sih." Renata berujar dengan raut wajah tak ramah setelah melihat hasil ulang tengah semester Arai.

"Posisi Biru nggak akan bisa aku geser semudah itu, Ma," ucap Arai lirih. Kepalanya menunduk tanpa berani bersitatap dengan manik tajam Sang Mama.

Raut wajah Renata semakin mengeras dengan tajam tatap yang seolah mampu menikam Arai di tempatnya.

"Kamu masih kepikiran sama anak miskin itu? Udah mulai melenceng kamu dari rencana awal. Mama cuma suruh kamu berteman sama dia supaya kita bisa balas dendam sama dia dan keluarganya, sekaligus merebut predikat nomor satu di sekolah. Atau, kamu justru benar-benar menganggap dia teman?" Panjang kalimat yang Renata suarakan membuat Arai semakin tak berani mendongak.

Remaja limabelas tahun itu sejak kemarin tidak bisa fokus untuk belajar setiap mengingat apa yang ia lakukan pada Biru, sahabatnya.

Ah, lebih tepatnya mantan sahabat. Karena setelah apa yang Arai lakukan pada Biru, Arai tidak layak lagi disebut sebagai sahabat.

"Ingat tujuan kamu buat dekat sama dia, Arai. Kamu berteman sama dia buat hancurin hidup dia. Sama seperti tantenya yang udah hancurin keluarga kita," tutur Renata setelah mengambil jeda sejenak untuk mengontrol emosinya. Wanita anggun tersebut kembali menatap putra semata wayangnya yang sejak tadi tidak berani bersitatap dengannya.

"Atau Mama perlu bikin anak itu lenyap supaya kamu fokus buat jadi sempurna dan balasin dendam Mama buat wanita jalang itu?"

Detik setelah Renata perdengarkan tanya dengan seringai mengerikan, Arai mengangkat kepalanya yang sejak tadi tertunduk. Hingga manik kelamnya bersinggungan dengan netra tajam sang Mama.

"Ma ... please," lirih Arai dengan manik sayunya yang kian menyendu.

"Apa? Itu juga bagian dari rencana awal kita, Rai. Buat bikin satu persatu keluarga Mayang hancur dan bikin mereka lenyap dari dunia," tukas Renata yang membalas sayu tetap Arai dengan tajam tatapnya.

Renata benar. Tujuan awal Arai mengajak Biru berteman dan menjadi pelindungnya semata-mata hanya untuk membuat anak itu percaya padanya.

Awalnya, semua berjalan sesuai rencana Arai. Biru benar-benar polos dan begitu lugu hingga dalam pertemuan ketiga, bocah itu sudah menganggap Arai sebagai sahabatnya. Bahkan mungkin lebih dari itu.

Rengkuh Sang BiruWhere stories live. Discover now