Bab.6 || Dingin Yang Tidak Terbaca

2.5K 365 109
                                    


____________

Pagi itu, suasana sarapan di meja makan terasa lebih dingin dari hari-hari sebelumnya. Rasanya, hidangan di meja makan yang mengeluarkan asap mengepul tak lagi membangkitkan nafsu makan Biru lebih dari sebelumnya.

Biasanya, jika Galaksi memilih berangkat lebih pagi hingga melewatkan sarapannya, Biru akan meminta Bibi Nara untuk menemaninya sarapan, pun juga Bibi Nara yang sudah terlampau hafal apa yang Biru sukai dan tidak sukai, sehingga menu sarapan yang Bibi Nara hidangan selalu habis oleh Biru.

Tetapi pagi ini, aroma masakan yang lebih kental akan rempah-rempah memenuhi ruang makan. Sebab ternyata, sang Oma lah yang memasak seluruh menu sarapan yang terhidang di meja makan pagi ini.

Di meja makan itu, Galaksi duduk di kursi yang biasa ia duduki dengan raut datar seperti biasanya. Lalu Reksa, anak itu terlihat berbinar-binar menatap menu yang tersaji di meja makan sambil sesekali melempar obrolan pada Galaksi. Oma sendiri di bantu Bibi Nara menyiapkan sarapan yang terasa lebih lengkap dan lebih penuh dari biasanya.

"Hari ini Oma masakin menu kesukaan Galaksi sama Reksa, lho. Nih udang saus tiram sama sambal cumi. Kalian kalau makan ini pasti nambah terus dari dulu," ujar sang Oma dengan bersemangat.

"Oma tau aja deh, aku lagi kangen makan cumi. Bang Gala juga pasti kangen makan masakan Oma, iya kan, Bang?" Reksa begitu aktif dan penuh akan topik untuk di bicarakan. Dan Galaksi pun sepertinya sudah terbiasa dengan sikap Reksa.

"Yang penting kamu makan banyak, dan jangan lupa minum obat." Galaksi tak membalas ucapan Reksa, justru memperingati anak itu yang terkadang teledor akan kesehatan tubuhnya.

"Kalau Bang Gala yang ngasih tau, aku pasti nggak bakal lupa!" serunya begitu antusias.

Mendadak, Biru merasa begitu asing dengan suasana pagi ini. Biru merasa dirinya bukan bagian dari mereka saat ketiga presensi itu saling melempar percakapan tanpa melibatkan Biru di dalamnya.

Biru menundukkan kepalanya, menatap piringnya yang masih bersih tanpa terisi satu hidangan apapun, sebelum beralih saling meremat jemari kecilnya.

"Biru, kenapa piring kamu masih kosong?"

Seluruh pasang mata menaruh atensi penuh pada Biru saat dingin suara Galaksi memutus topik obrolan Reksa dan Oma. Hingga Biru di buat gugup kala manik sabitnya bertemu pandang dengan tajam tatap Reksa dan tatap penuh benci yang sang Oma tunjukan untuknya.

"Lo mau di ambilin, juga? Manjanya." Seloroh Reksa setelahnya. Ucapan sinisnya tak mendapat jawaban apapun dari Biru. Pun Galaksi tak berusaha membela Biru seperti semalam.

"Atau kamu nggak suka masakan saya?" kali ini sang Oma yang berucap tanpa minat, "Kamu nggak menghargai saya yang sudah susah payah menyiapkan ini semua?"

Tertunduk dalam, Biru memilih bungkam bukan karena enggan menjawab, namun jawabnya pun mungkin akan di salah artikan hingga berakhir dirinya yang kembali di sudutkan.

Kendati dirinya di sudutkan hingga tak mampu melawan, sang kakak terlihat enggan menengahi atau sekedar membantu Biru keluar dari topik yang menyudutkannya.

"Maaf saya lancang. Tapi Biru punya alergi sama semua olahan seafood dan kacang-kacangan." Bibi Nara yang sedari tadi muak mendengar topik panas tersebut pun angkat bicara. Sudah di bilang, kan. Bibi Nara sangat hafal apa-apa saja yang di sukai dan tidak disukai oleh Biru.

Rengkuh Sang BiruWhere stories live. Discover now