•|Beruntung?~49|•

512 46 0
                                    

Happy Reading all!!♡

Kalau langit punya pelangi untuk dibanggakan maka,aku punya kamu untuk diperjuangkan.
~Devan Putra.

49:Beruntung?
•••🔥•••

Perlahan-lahan mata lentik milik Zaza terbuka.Mungkin tidak,gadis itu kembali memejamkan matanya,ia mengurungkan niatnya.Bahkan,kepalanya sedang menyender pada dada bidang Vian dengan nyaman.

Vian,cowok itu memdekap tubuh gadis yang berada dipangkuannya itu dengan erat.Sedari tadi cowok itu tak melepas pandangannya dari wajah cantik milik gadisnya.Gadis itu sangat cantik ketika tertidur bahkan cantiknya bertambah berkali-kali lipat.

Cowok itu sangat sibuk memandang wajah cantik gadisnya yang terlihat tenang.Hingga tidak sadar hpnya yang beberapa kali berbunyi.Terlalu sibuk memandang wajah damai milik Zaza hingga lupa dengan segalanya.

Vian terkekeh saat gadis itu menggeliat kecil.Membuat Vian gemas,cowok itu mengusap sayang rambut gadis itu agar Zaza lebih tenang.

Drrttt...drrtt..

Handphone milik Vian kembali berdering untuk kesekian kalinya.Dan,sekarang ia baru sadar bahwa hpnya berbunyi.Vian menoleh ia kemudian mengambil handphonenya yang tergeletak di atas sofa.

Tertera nama Arzan di sana.Tanpa basa-basi ia menggeser tombol berwarna hijau itu keatas.

"WOI DIMANA LO?!?!"

Vian menjauhkan hpnya dari telinganya.Saat mendengar teriakan ngegas dari Arzan.

Vian mendengus sebal."Napa?"tanyanya dengan ketus.

"Lo dimana anjir? Gak masuk-masuk kelas hah?"tanya Arzan dari arah sana.

"Ngapain lo sama Zaza?"

"Jangan macem-macem deh,lo masih muda!"

"Gak baik buat kesehatan harga diri lo,nanti lo jadi brengsek!"

Arzan tidak memberikan celah untuk Vian berbicara.Ia berbicara nyerocos tanpa henti.

"Mau gue tendang lo hah?"tanya Vian tajam.

"Hehe maaf bos negara!"

"Gue lagi di rooftop."ujar Vian memberi tau Arzan.

"Kok lama?"

"Zaza tidur."

"Tidur? Di rooftop? Sama lo?"

"Hm."

"Anjir gila lo!"

"Lo yang gila!"

Tutt...

Vian mematikan sambungan teleponnya karena kesal.Arzan sangat menyebalkan ketika diajak bicara dalam telepon.Untung saja tidak secara langsung.Kalau iya udah dipastikan Arzan sudah dibogem oleh Vian.

Zaza menggeliat tak enak.Mungkin,ia samar-samar mendengar ucapan Vian dan Arzan.ia menduselkan wajahnya diceruk leher Vian.

"Stt...tidur lagi!"Vian mengusap puncak kepala gadis itu.Berusaha menenangkan Zaza.

Zaza membuka matanya,ia mengumpulkan nyawanya.Tangannya terangkat mengucek kedua matanya.Tapi,sebelum itu Vian mencekalnya.

"Jangan dikucek!"Vian menurunkan tangan milik Zaza.

Gadis itu,menatap Vian dengan mata yang masih mengerjap,mencoba menyesuaikan cahaya.Gadis itu terkejut saat menyadari ia tengah duduk dipangkuan Vian.Dengan cepat ia turun.Kemudian,duduk di samping cowok itu.

DEVIAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang