Chapter 1. A Cashier

8.8K 410 1
                                    


❗️Harap bijak dalam membaca,
tidak disarankan bila dibawah 17 tahun ❗️
______________________________


Musim semi telah datang namun banyak orang yang masih mengenakan mantel musim dinginnya karena suhu di kota Manhattan nyaris menyentuh angka minus derajat celcius. Tapi bagi Sarah yang kebal terhadap angin dingin, dia tidak memerlukan itu.           
  Kini dia sudah berada di dalam cafe tempatnya bekerja, matahari sudah terbenam sejak dua jam yang lalu. Pengunjung dan para pelanggan terlihat semakin ramai mengisi bangku kosong di tempat ini, Sarah tertawa kecil kala menatap sosok anak kecil yang tertawa riang karena diberi balon berbentuk anjing pudel.

  Waktu berlalu begitu cepat, mereka yang memadati meja dan kursi kosong sudah pulang kerumah nya masing-masing tapi Sarah dan teman-temannya yang memang bertugas di jam malam masih berjaga dengan kesibukan masing-masing. Hingga matanya beralih kearah pintu dimana bel berbunyi tanda pengunjung kafe datang, dia bergegas kembali ke tempat kasir seraya memasang senyum yang ramah,

  " Selamat datamg di Jolly's Top Cafe, anda mau pesan apa?".

  Si pengunjung yang mengenakan baju formal kantoran tersebut bergeming diam, matanya bergulir kearah name tag Sarah dimana pin nama nya terpasang tepat di dada kiri, Sarah menyurutkan senyumannya, gerakan bibir itu berubah menjadi datar dan sedikit muak.     

  "Tuan, hey.. tolong yang sopan" tegur Sarah mendengus, lelaki ini tersenyum kecil, mulai menatap satu per satu menu yang terpajang di dinding atas dengan dahi yang mengernyit

  "Apa kau tidak memiliki bir?" Bir? Bir katanya?!

  "Tuan, kau sedang berada di kafe, bukan pub. Kalau kau ingin memesan bir silahkan datangi pub di seberang jalan"

  "Tapi aku ingin bir" katanya lagi.

  Sarah mendengus, di tarik dengan pelan udara disekitar lalu dihembuskan lagi sampai empat kali, lelaki di hadapannya kembali menunjukkan senyuman kecil, nyaris tidak terlihat seperti tersenyum sama sekali, matanya yang tajam justru membuat orang-orang yang menatapnya seakan merinding bukan main.

  "Kau ingin bir? baik, akan ku berikan" Sarah mengambil persediaan bir milik salah satu temannya, Jody yang hendak protes lantas terdiam kala melihat tangan kanan Sarah terangkat menghentikan ucapannya

  "Relakan satu Bir saja, tensi darahku mulai naik menanggapi pelanggan di depan"

  "Ini, totalnya satu dolar" kata Sarah seraya memberikan bir Jody ke lelaki tadi, si pelanggan kembali menatap menu lalu beralih menatap sang petugas kasir

  "Aku berubah pikiran-"

  "APA?"

  "-tolong antarkan satu americano dan sebungkus gula merah, satu puding mangga dan dua buah croissant mentega yang masih hangat"

  "Kau-"

  "You shall never deny a costumer even the most ridiculous request" Potong si lelaki seraya menyeringai,

  Sarah kembali mencoba menahan amarahnya yang hendak terucap, enggan memulai pertikaian dengan lelaki dihadapannya ini , ia hanya menghitung total pesanan yang disebut lalu memberikan struk usai dia membayarnya

  "Pesanan akan diantar 10 menit lagi" ujarnya ketus, dia memang pernah menemui pelanggan yang tampangnya lebih menyeramkan dibanding lelaki ini, tapi tidak ada yang lebih menyebalkan selain lelaki yang mengenakan jas formal dan memesan menu diatas jam sepuluh malam.

  Dia kembali menyeringai.

  "Ini" Mikaila, temannya yang bertugas sebagai pengantar makanan memberikan pesanan lelaki tadi ke Sarah, dahi gadis itu mengernyit

Bound By The DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang