Chapter 4. Disturb

4.8K 227 6
                                    


❗️Harap bijak dalam membaca,
      tidak disarankan bila dibawah 17 tahun ❗️
   _____________________________


Malam masih panjang namun perdebatan mereka sepertinya mulai berhenti ketika mata Sarah mengerjap berulang kali bagai anak kucing yang mengantuk.

  Akhirnya, Elthan melalui malam ini bersama angin malam yang berhembus melalui jendela berteralis di kamarnya serta suara parau dari mulut burung-burung gereja. Mata lelaki itu tidak pernah lepas dari buruannya yang saat ini tertidur lelap diatas kasur. Tanpa mengganti baju yang sudah Elthan persiapkan sementara di dalam paper bag yang dia lempar dengan sengaja. Sarah tertidur begitu saja usai mereka terus berdebat tiada henti

  " Tu-tuan Braidsmith, maaf...maaf aku tidak tahu kalau itu kau. A-aku.."

  Elthan menyela

  " Shh.. Tidak apa darling, tidak apa. Semua sudah terjadi. Meski sebelumnya kau tidak mengetahui siapa aku setidaknya kau harus mengerti apa itu tata krama" Emosi Sarah kembali tersulut, untuk orang bermulut pedas seperti lelaki ini sepertinya ia tidak membutuhkan tata krama bukan?,

  " Kalau orang itu tidak bertingkah menyebalkan sepertimu maka aku tidak akan ikut campur Tuan, kau sudah mempermalukan Mikaila dan justru kau menyalahkan dia dan mengatakan aku tidak punya tata krama? Tuan, kau sudah gila"

  " Kau tau apa yang membuatmu berbeda dari gadis kebanyakan, Sarah?" tanyanya menghiraukan semua ucapan gadis itu, dia menaikkan sebelah alisnya seolah bertanya, apa itu?.

  " Kau berani berbicara langsung di hadapanku, para gadis-gadis yang ku perlakukan seperti tadi tidak lebih dari menyalahkan diri mereka sendiri dan menggoda ku dengan suara mereka yang mendesah mengatakan maaf, yang ku tangkap maksud lain, kau mengerti bukan?".

  Ia terdiam begitu pula Elthan, sampai dimana suara ponsel Sarah berbunyi pertanda ada telepon masuk membuat gadis itu berusaha bangkit dari rengkuhan Elthan yang entah sejak kapan sudah terjadi tapi di halangi oleh lelaki itu. Membuat mereka kembali berdebat panjang,

  " Hah.. You drive me crazy, darling" bisiknya hendak mencium bibir merah muda itu, tapi suara ketukan pintu yang berbunyi tanpa henti membuatnya menggeram merasa terusik.

'Knock!'

'Knock!'

  " Shit, i'm gonna kill who ever knocking the door, fuck" umpatnya kesal, mau tak mau ia turun dari kasur dan harus membukakan pintu tersebut

  'Cklek'

  Raut wajahnya yang terpasang kesal karena terganggu lantas berubah menjadi datar dan malas. Suara pekikan kencang dari mulut si pengetuk pintu tak lantas membuatnya kembali memasang raut wajah yang kesal.

  " Elthan..!" serunya tertawa ringan seraya menunjukkan sebuah sampanye yang sepertinya miliknya sendiri, dia menghela nafas sabar lalu menegur lelaki itu.

  " Darrel.." peringatnya membuat nama yang tersebutkan terkekeh pelan, matanya mencuri-curi pandang kedalam kamar milik Elthan yang tidak pernah masuki dan terkejut kala ia melihat sesosok gadis berkulit putih sedang tertidur pulas didalam sana, yang lebih mengherankannya lagi mereka berdua masih dalam kondisi lengkap berpakaian seolah-

  " Dude, ada gadis didalam dan kalian tidak making out? How suprisingly i am" kata Darrel dengan nada tidak percaya. Elthan memutar bola matanya jengah, pria ini tidak pernah berubah sejak awal mereka bertemu.

  " Darrel- bila sekali lagi ku dengar suaramu yang memekik seperti tadi, aku tidak menjamin untuk tidak menjahit mulutmu itu" ancamnya yang tidak dipedulikan Darrel, lelaki itu hendak masuk lebih lanjut tapi suara Elthan yang nampaknya mulai marah segera ia urungkan.

Bound By The DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang