Chapter 8. Eleutheromania

2.9K 200 6
                                    


❗️Harap bijak dalam membaca,
tidak disarankan bila dibawah 17 tahun ❗️
_____________________________


'Tiit... Tiiit...'

" Halo.." suaranya menyapa, orang yang di seberang telepon memekik lega kala mendengar sapaan yang keluar dari bibirnya itu.

" Sarah.. Sarah... Pulang sayang- Putriku.. Pulang sayang- pulanglah- Ibu merindukanmu"

" Ibu?-" Suaranya tercekat, ponsel yang ia genggam entah mengapa mendadak terasa licin sehingga meluncur jatuh hingga retak. Sebelum ponselnya hancur, yang dipanggil Sarah dapat menangkap teriakan ibunya yang terus mengatakan pulang dari rindu.

" IBU........." Dia menangis ketika merasa sang ibu menjauh darinya. Lalu, suara-suara halus yang bergema di sekitarnya terdengar meneriakkan namanya berulang kali

" Sarah..." tidak ada siapapun yang mengatakan maupun mendengarnya. Dia terus melihat ke seluruh tempat dengan nafas terengah dan raut yang bingung tapi tetap tidak ada siapapun yang berdiri disana.

" Sarah..!"

" I'm here! Where are you...?!"
balasnya kembali berteriak. Tapi yang memanggilnya, suara itu terdengar begitu keras dan semakin keras sampai dirasa ia terkejut bukan main

" SARAH!"

*****

" SARAH!" Sarah terhentak penuh begitu seseorang memanggilnya dengan nada yang bisa di bilang cukup keras. Bulir-bulir keringat jatuh menetes hingga membasahi bantal dan baju yang ia kenakan. Nafas Sarah tersengal-sengal, nampak kesulitan untuk menghembuskan. Sekelebat mimpi tentang ibunya lagi yang menyuruh Sarah untuk pulang semakin membuat gadis itu menjadi stress berat.

Ya, ini sudah kedua kalinya ia mendapat mimpi tentang ibunya yang kini entah sedang apa. Mata hazelnut Sarah bersibobok langsung dengan lensa abu-abu milik Elthan, dia membuang muka saat melihat Elthan yang menatapnya datar,

" Hey...Apa kau baik-baik saja?"

Dia menutup kedua matanya, berusaha menahan emosi yang minta diledakkan saat itu juga. Sarah kembali membuka matanya lalu menatap penuh benci kearah Elthan yang kini menatapnya tanpa ekspresi,

" Sejak aku menginjakkan kaki di sini- aku terus dihantui mimpi buruk"

" Mimpi buruk? Jadi ibumu adalah mimpi burukmu, hm? Kalau iya, maka tidak ada alasan bagimu untuk menemuinya bukan?" tanyanya mengejek

'PRANG!'

Suara vas yang di lempar Sarah membuat Elthan menajamkan kedua matanya. Terlihat jelas di leher Sarah bahwa gadis itu berupaya menahan amarahnya yang benar-benar tidak bisa ia kontrol,

" Listen you bastard! Ibuku adalah malaikat, mimpi buruk yang ku lalui malam ini karena aku berada di dekat iblis sialan sepertimu! Aku muak..! Muak berada di sekitarmu brengsek! PULANGKAN AKU SEKARANG!" jerit Sarah mengeluarkan seluruh amarahnya

" KAU TIDAK AKAN MENINGGALKAN MANSION INI!" Elthan berteriak lantang, namun Sarah terkekeh mengejek

" Aku akan terus berusaha pergi dari sini, Mr.Braidsmith! Tempatku adalah rumah, bukan neraka"

'PLAK!'

hilang sudah kesabaran Elthan, pria itu sudah tidak segan untuk bermain tangan. Wajah gadis itu terpelanting kesamping, airmata kembali keluar dari bola matanya yang sudah menyiratkan sorot amarah dan muak.

" Coba saja, aku akan menghabisimu saat itu juga!"

Sarah menjerit, melemparkan bantal-bantal dan selimut penuh amarah begitu Elthan pergi meninggalkannya. Dia menangis, merindukan rumah dan ibunya yang sangat cemas. Sarah bisa merasakannya walau jarak mereka terbentang jauh.

Bound By The DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang