Chapter 18. Desperate

29.4K 1.4K 51
                                    

Hari telah berganti, cahaya matahari yang menyilaukan Manhattan menyambut siang hari yang berjalan tak begitu indah

Yeah. Sejak  kemarin, wanita yang berada di dalam kamar Elthan masih saja menolak untuk makan serta hanya diam memandangi pepohonan lebat dari jendela kamar, Elthan yang melihat Sarah hanya terdiam bagai patung lantas menghela nafas gusar

Ia memang sedang menghindari wanita itu, fikirannya masih terbayang kejadian tadi pagi yang berhasil membuat Elthan runyam. Menghindari Sarah adalah satu-satunya jalan terbaik agar ia tak menyakiti wanita miliknya untuk sementara waktu

Namun kejadian ini malah membuat Elthan kembali sakit kepala kala mendengar kabar bahwa Sarah tidak memakan apapun dari sejak ia meninggalkannya. Beberapa pelayan berulang kali keluar masuk membujuk Sarah untuk makan, namun sang pemilik nama benar-benar tidak berniat untuk membuka bibirnya bahkan hanya untuk satu kata pun

Mereka semua putus asa, satu-satunya yang bisa membujuk sang Nona hanya tuannya yang baru saja kembali entah dari mana. Elthan berjalan menuju Sarah tanpa berniat mengagetkannya, namun sang empu yang terlalu hanyut atas fikirannya tersentak begitu ia menyentuh bahu mulus Sarah yang sekarang ini hanya memakai gaun tidur

"Sarah..." panggil Elthan menyodorkan nampan yang berisi piring, gelas serta mangkuk pudding untuk wanita itu, bermaksud agar Sarah menghabiskan apa yang telah ia bawa

Tetapi yang di panggil kembali diam bagai seseorang yang tuli dan kehilangan tujuan hidup

"Kau harus makan" bujuk nya lagi berusaha,  namun Sarah tetap diam, matanya masih menatap pepohonan diluar dengan kosong, tubuhnya mendingin, keadaan Sara benar-benar buruk selepas gadis itu nyaris Elthan bunuh jika Antonio tidak menolongnya

"Sarah" panggil Elthan kembali, mendengus. Ia menaruh nampan tersebut diatas nakas lalu memaksa Sarah untuk menatapnya

Namun-

'PRANG!'

Nampan yang Elthan taruh di nakas kini terlempar hingga membuat seluruh makanan tersebut tercecer dimana-mana dan peralatan makan diatas nampan terpecah belah

Sarah memberontak  dan menangis histeris ketika Elthan membentaknya marah, "SHIT! MENGAPA KAU MELEMPARNYA?!"

"KELUAR...!'' katanya balas menaikkan nada dua oktaf. Elthan menggeleng, kedua tangannya berusaha memeluk tubuh Sarah yang memberontak, ia mengerti bahwa wanita ini masih mengalami shock atas ulahnya.

Tetapi yang dipeluk memberontak semakin liar, ia memukul serta menampar Elthan lalu melarikan diri ke sudut kamar melindungi dirinya sendiri, kedua telinganya ia tutup dengan telapak tangannya yang mungil, tubuh kecil itu merosot berharap dapat menyatu dengan tembok, ia menatap benci kearah Elthan yang hendak berjalan kearahnya,

''Sarah... kemari-" suaranya terpotong oleh teriakan Sarah yang kembali terisak

''PERGI...!!! PERGI.... hiks, pergi...''

dengan cepat Elthan merengkuh tubuh mungil wanita tersebut lalu mengecup kepalanya berulang kali

''Berhentilah menyakiti dirimu sendiri. Berhentilah menyakiti-ku'' katanya dengan gumaman diakhir kata, matanya yang senantiasa menatap tajam kepada siapapun kini berubah sendu. Bukan ini yang ia inginkan, bukan ini yang ia harapkan. Tapi dirinya yang anti wanita kesulitan dalam memahami dirinya sendiri

Sarah menggeleng, jeritannya terdengar semakin keras, ia kembali memberontak dari rengkuhan Elthan yang terasa memuakkan

Dia tidak akan pernah lupa, tidak akan bisa lupa saat Elthan menamparnya, mencekiknya, lalu menyetubuhinya begitu kasar tanpa peduli dengan dirinya yang sudah menangis meminta berhenti. Sarah tidak akan bisa melupakan semua itu

Bound By The DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang