04 Minta izin

70.9K 4.8K 38
                                    

                      ----------------------

"Huf,,bosan jadi lo Airin,gue nyesel dulu nggak rajin kesekolah dan sering bolos"ucap Airin lesu.

"Jika tau nggak ada kerjaan sebosenin ini"lanjutnya

"Gue nggak bisa kaya gini terus,gue perlu lakuin sesuatu"ucap Airin lalu menyunggingkan senyumnya.

                

                        ----------------------

     Keesokan harinya Airin pergi kerumah Bundanya yang tak lain adalah rumah yang Airin dulu tinggali sebelum menikah dengan Gevan.Airin tentu ingat dimana alamat rumah lamanya___ralat tentu dengan bantuan ingatan dari Airin lama.

"Assalamu'alaikum"Airin mengetuk pintu sambil mengucap salam

Entah mengapa Airin (Maira)sudah akan biasa dengan memberi salam sesuai ajaran Islam. Mungkin karena diri Airin yang sesungguhnya masih melekat di raga yang jiwanya pinjam.

"Wa'alaikum salam"terlihat muka bahagia Bunda sesaat membuka pintu dan melihat putri cantiknya itu datang.

"Anak Bunda"ucap Bunda lalu memeluk Airin hangat.

"Sendiri aja,sayang?"ucap Bunda sambil melepas pelukannya.

Airin mengangguk.

Bunda lalu menarik pergelangan tangan Airin dengan lembut dan masuk.

     Airin(Maira)sungguh terpesona melihat rumah yang ia masuki. Rumah ini tidak terlalu besar namun bagian dalamnya sangat tertata rapi dan bersih.Satu buah guci ukir besar menyambutnya diruang tamu.Terdapat beberapa bunga hias yang melekat didinding. Sofa bewarna cokelat tua terpampang indah hampir mengelilingi sebuah meja ukuran sedang diruang tamu,dan jangan lupakan bingkai foto dan lukisan yang tergantung didinding ruangan itu.

"Airin"panggil Bunda saat melihat Airin diam.

Airin menoleh
"Iya Bunda"

Bunda tersenyum lalu merangkul Airin. 

     Airin(Maira)merasa sangat hangat akan perlakuan itu. Saat ia menjadi Airin ada rasa kesal dan bahagia dihatinya. Kesal karena harus berpisah dengan sahabat-sahabat nya dan harus menjadi istri dari Presma yang tak menghargai istrinya. Bahagia karena bisa merasakan kasih sayang dari seorang ibu,baik dari Bunda maupun Mama. Jika boleh jujur Airin yang sekarang tidak pernah merasakan yang namanya pelukan hangat dari kedua orangtuanya. Ibunya meninggal sesaat setelah ia dilahirkan dan ayahnya hilang begitu saja dan meninggalkan nya disebuah panti asuhan tua. Ia hidup mandiri sedari kecil hingga saat ia beranjak sepuluh tahun,ia bertemu dengan sebuah keluarga baik yang mau menanggung biaya hidupnya mereka tak lain adalah orang tua dari Bima,sahabatnya itu. Ketika ia beranjak remaja ia memutuskan untuk tinggal mandiri di rumah kontrakan,namun permintaan nya itu di tolak oleh orangtua Bima. Mereka ingin Maira tetap tinggal bersama mereka. Dengan tekat pasti yang Maira ucapkan akhirnya ia mendapat izin untuk tinggal mandiri namun dengan syarat tinggal dirumah yang dipilihkan oleh orang tua angkatnya. Begitu baik dan sayang nya orang-orang itu. Sungguh ia merindukan mereka,ia tak tau apakah mereka juga masih mengingat dirinya hingga saat ini atau bahkan melupakan ingatan tentang dirinya.

"Airin"
Sebuah suara lembut dan cubitan lembut dipipi Airin membuat pikirannya kembali kedunia sekarang.

"Jangan sering melamun, Airin ntar kemasukan jin"ucap Bunda sambil terkekeh kecil.

Airin membalas rangkulan Bunda.

"Bunda"panggil Airin

"Ya,sayang"balas Bunda

Transmigrasi menjadi istri presma!?(TAMAT)Where stories live. Discover now