19. Terluka

415 33 0
                                    

Assalamualaikum
Jangan lupa vote and comment
Happy reading
Luvv
******

Shaka kini berada di tempat persembunyiannya disalah satu gedung terbengkalai yang lumayan jauh dari daerah tersebut, tidak ada rumah warga. Tempatnya sedikit gelap walaupun siang karena banyak pepohonan. Dia sudah menyusun strategi untuk menangkap pelaku kejahatan itu.

"Ada mobil yang masuk ke Tkp mr.".

Mendengar informasi dari timnya di depan, Shaka segera bersiap-siap. Dia memberikan komando pada tim khusus untuk menangkap mereka.

"Setelah mereka masuk, kita langsung sergap".

Tak lama, terdengar langkah kaki masuk ke dalam bangunan tersebut. Terdengar juga teriakan orang meminta tolong.

"Ikat mereka dan besok kita kirim mereka keluar", perintah salah satu dari mereka.

Shaka segera memberi perintah untuk menyergap mereka.
"Angkat tangan, tempat ini sudah dikepung!".

Mereka terlihat kaget dan bos mereka menarik salah satu korban untuk dijadikan sandera.

"Kalian mendekat, dia mati. Letakkan senjata kalian!", perintah bos tersebut.

Semua pasukan menunggu komando dari Shaka. Belum sempat Shaka memberikan komando, bos dari penjahat itu tertawa.

"Akhirnya kita bertemu Mr. Asa. Saya memang memancing anda ke sini. Kali ini anda akan habis di tangan saya".

Semua pasukan terkejut dan segera membentuk benteng untuk melindungi Shaka. Mereka tau bahwa inilah mafia yang dicari dan mengincar detektif mereka.

"Fokus kita selamatkan sandera, kepung dia". Shaka menodongkan senjatanya tanpa rasa takut dengan ancaman bos penjahat itu. Dia tetap maju dan berusaha menyelamatkan sandera.

Bos penjahat itu kemudian di tendang dari belakang oleh salah satu pasukan dan Shaka segera menarik tangan sandera dan menyuruh mereka untuk berlindung. Aksi tembak terjadi antara kepolisian dan penjahat. Shaka yang sudah berhasil menangkap bos menghentikan aksi tembak tersebut. Semua penjahat sudah di borgol, tapi saat akan memborgol bos tersebut tiba-tiba mengeluarkan pisau dan menikam Shaka.

Pasukan segera meringkus bos penjahat tersebut dan sebagian membantu Shaka.

"Hahahaha, mati!", ucap bos tersebut dan segera dibawa oleh pasukan.

Sementara Shaka mengeluarkan spidolnya dan menulis di lengan pasukan nomor telepon istrinya.
"Kabari dia". Setelah itu kegelapan menghampirinya.

******

Xiera tengah berada di apartemennya. Setelah dia dibantu Violet tadi, dia segera pulang. Xiera teringat perkataan Violet padanya tadi.

"Aku nggak akan merebut Shaka dari kamu. Aku udah yakin bahwa perasaan aku sama Shaka hanya sebatas suka biasa. Jadi aku mau kita berteman.".

Xiera masih belum yakin dengan ucapan perempuan itu. Di tengah lamunannya itu, ponselnya berdering, nomor tak dikenal.

"Halo", ucap Xiera saat teleponnya sudah tersambung.

"Selamat siang, kami dari pasukan kepolisian yang bertugas bersama Mr. Asa. Kami ingin mengabari bahwa Mr. Asa terluka saat bertugas. Kami sudah membawanya pulang ke kota dan sekarang berada rumah sakit. Kami akan kirimkan alamat rumah sakitnya".

Demi apapun rasanya jantung Xiera ingin keluar dari tubuhnya. Setelah telpon dimatikan dan alamat dikirimkan, Xiera mengabari mertuanya terlebih dahulu.

Mr. AsaWhere stories live. Discover now