24. Pahlawan Shaka

288 25 2
                                    

Assalamualaikum
Jangan lupa vote, comment and share
Happy reading
♥️
******

Setelah menghubungi polisi, Shaka kini berada di ruang tamu kontrakannya dengan Xiera di hadapannya. Setelah insiden mengejutkan tadi, Shaka mengintrogasi Xiera.

Flashback on

Shaka membalikkan badannya dan terlihat Xiera memegang balok kayu memukul penjahat yang ingin menusuknya. Dia tentu saja syok karena tadi istrinya ini sedang tidur. Tapi sekarang sudah berdiri di depannya dengan topi dan masker yang tadi menutupi wajahnya.

Setelah itu, tangan istrinya terlihat gemetar setelah memukul orang tersebut. Dan tangan gemetar dan dingin itu menarik tangannya ke rumah kontrakan mereka.

Flashback off

"Kenapa kamu bisa datang ke sana, Xiera Nadhifa Puspita?", tanya Shaka yang membuat Xiera takut. Shaka tidak membentaknya tapi terdengar tegas dan dingin.

Xiera menunduk dan menautkan jari-jarinya yang gemetar. "Maaf, Xiera tadi khawatir sama kak Shaka", jawabnya dengan suara bergetar. Antara syok dengan perbuatan refleksnya tadi dengan takut dimarahi Shaka.

Melihat istrinya yang ketakutan, Shaka segera mendekat dan berdiri di depan istrinya. Kemudian dia menunduk dan memegang dagu Xiera untuk mengangkat wajah istrinya itu.

"Kenapa nunduk cantik? Takut?", tanya Shaka dengan suara yang aduhai membuat jantung Xiera tak karuan. Belum lagi wajah suaminya yang sangat dekat.

Xiera tak bisa menatap mata suaminya, dia memejamkan matanya. "Jangan kayak gini Bby, Xiera nggak kuat", jawabnya pelan. Shaka tertawa dan membuat Xiera merasa lega. Suaminya tidak marah padanya.

"Buka matanya," ujar Shaka meniup kedua mata istrinya. (Jujur banget, author tremor nulisnya, hehe).

Xiera membuka matanya dan hanya menatap bibir suaminya. Tidak berani menatap matanya.

"Xiera tadi takut kejadian dulu terulang lagi. Orang tadi mau nusuk kamu, Xiera takut banget. Refleks ngambil kayu dan pukul orang itu. Orangnya gimana ya? Meninggal nggak ya, Bby?".

"Kalau meninggal kamu paling yang di datengin sama dia". Xiera mencubit pinggang suaminya yang menakut-nakuti dirinya. Dia sudah jelas penakut tapi suaminya ini malah tambah mengerjainya.

"Aduh, iya bercanda sayang. Nggak kok, sekarang mereka udah di amankan polisi kok. Mau ikut ke kantor polisi buat tau apa yang terjadi sebenarnya?".

Xiera mengangguk dan segera memakai masker dan topinya lagi. Dia dan Shaka segera menuju kantor polisi karena Shaka juga harus memberikan keterangan dan bukti yang dia dapatkan.

*******

Di hadapan Shaka dan Xiera, duduk sepasang suami istri yang telah di borgol. Mereka adalah suami istri yang merupakan otak dari penyiksaan 3 Artnya sendiri.

"Apa motif kalian melakukan ini?", tanya polisi BAP di sana.

"Kami benci pembantu-pembantu seperti mereka. Gara-gara mereka anak kami satu-satunya meninggal", jelas perempuan itu.

Mr. AsaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora