31. Letak batas kesabaran Shaka

273 26 2
                                    

Assalamualaikum
Happy reading
💜

******

Xiera tengah berada di kantin kampusnya. Dia tengah menunggu Shaka yang kelasnya belum selesai. Xiera memainkan hpnya sembari menunggu suaminya itu. Tak lama, bangku depannya terdengar bergeser tanda ada yang duduk. Xiera tersenyum dan melihat orang tersebut. Tapi seketika dia memasang wajah datarnya. Dia pikir tadi itu adalah Shaka tapi ternyata bukan.

"Sendirian aja ni, pacar kamu mana?", Tanya laki-laki yang Xiera sama sekali tidak mengenalnya. Mungkin dia masih satu kampus dengan Xiera tapi dia tidak mengenalnya.

"Anda siapa?", Tanya Xiera dingin.

"Aku penggemar berat kamu", ucapnya sambil berusaha meraih tangan Xiera. Untung Xiera cepat menarik tangannya dan segera berdiri dari sana.

"Jaga sikap anda jika anda masih ingin tangan anda baik-baik saja", kata Xiera dengan emosi. Dia sangat muak dengan laki-laki di depannya ini.

"Jangan jual mahal gitu dong, cantik. Sini duduk kita ngobrol dulu sebelum pacar kamu yang posesif itu datang", kata laki-laki itu seolah tidak peduli dengan perkataan Xiera. Dia malah berani mendekat pada Xiera. Sampai lehernya ditarik kebelakang dan tangannya di putar kebelakang tubuhnya.

"Kak Shaka", seru Xiera tenang karena suaminya datang. Tadinya dia sangat takut jika Shaka terlambat datang maka entah bagaimana nasibnya.

"Bastard!", Ujar Shaka yang sudah mati-matian menahan emosinya untuk tidak meledakkan kepala laki-laki itu. Ditambah lagi ekspresi takut istrinya semakin membuat Shaka tak bisa menahan diri. Segera dibantingnya tubuh laki-laki tersebut dan di tinjunya berkali-kali.

Xiera yang melihat itu berusaha untuk menghentikan suaminya. Dia takut Shaka terlibat masalah nantinya.

"Sayang udah, cukup".

Xiera memeluk Shaka dari samping, menahan supaya suaminya berhenti. Tidak peduli lagi jika mereka sekarang menjadi pusat perhatian. Bahkan beberapa dosen sudah berada di sana. Tapi setelah melihat Shaka yang melakukan kekerasaan dosen tersebut diam dan segera membawa laki-laki yang sudah babak belur pergi dari sana sekaligus membubarkan orang-orang yang menonton kejadian tadi.

Xiera masih memegang tangan suaminya, dia tau Shaka masih dalam emosi yang tidak stabil. Dia segera menarik tangan Shaka keluar kantin dan menuju parkiran. Parkiran yang sepi membuat Xiera berani untuk memeluk suaminya. Bukan karna Xiera malu mengakui Shaka suaminya, dia malu jika nanti banyak yang menggodanya.

"Istighfar, sayang", ucap Xiera lembut sambil mengusap lembut punggung suaminya. Shaka tidak membalas pelukan istrinya, tapi perlahan napasnya mulai normal. Xiera yang tidak mendapat pelukan dari suaminya melepas pelukannya.

"Sayang, marah sama aku, ya?" Tanya Xiera lagi.

Shaka mengalihkan tatapannya dari wajah sang istri. Dia tidak mau Xiera takut dengan tatapan dingin yang selalu orang bilang seakan tertusuk hanya dengan tatapan matanya itu.

"Astaghfirullahal'adzim". Shaka beristighfar, tak seharusnya dia mengikuti emosinya. Xiera tersenyum melihat cara suaminya menenangkan diri.

Setelah beberapa saat, Shaka sudah merasa tenang dan berani menatap istrinya dengan tatapan teduh miliknya.

"Maaf", ujarnya sambil memeluk sang istri.

Mr. AsaWhere stories live. Discover now