29. Shaka, mr. Asa

390 30 2
                                    

Assalamualaikum
Jangan lupa vote and comment
Terima kasih

*****

Xiera sudah beberapa hari di rawat di rumah sakit. Shaka juga tambah ekstra memperhatikannya. Selama dirinya sakit suaminya itu tidak pernah meninggalkannya.

"Sayang", panggil Shaka masuk ke dalam ruangan istrinya. Dia baru selesai membeli makan siang untuk mereka.

"Udah belinya, Bby?", tanya Xiera sambil merentangkan tangannya agar Shaka masuk ke dalam pelukannya. Dengan senang hati Shaka menerima pelukan dari istrinya.

"Udah yang. Mau makan sekarang?". Shaka menatap wajah istrinya yang hanya berjarak beberapa senti saja dari wajahnya.

"Maunya dipeluk aja kayak gini" jawabnya mengeratkan pelukannya. Shaka berusaha melonggarkan pelukan istrinya. Bukan apa-apa, dia hanya takut luka istrinya masih sakit dan takut tangannya membuat luka tersebut terbuka lagi.

"Sayang, lepas dulu. Luka kamu belum sembuh, nanti sakit lagi kalau kayak gini meluknya".

Xiera menggelengkan kepalanya pelan tanpa melepas atau merenggangkan pelukan pada suaminya. "Nggak Bby, nggak sakit" ujarnya. Kini perempuan cantik itu tengah memejamkan matanya karena rasa nyaman di pelukan suaminya.

******

Shaka sebenarnya mau istrinya dirawat sampai benar-benar sembuh, tapi Xiera tetap ingin pulang kemarin.

"Beneran udah nggak sakit, Yang? Nanti kalau-", Xiera langsung menutup mulut suaminya. Sedari tadi suaminya itu berubah menjadi cerewet dan bawel.

"Ish, nggak papa Bby. Dari tadi lho kamu nanyain ini". Shaka seketika terdiam. Dirinya tengah khawatir tapi istrinya malah menanggapi seperti itu.

Tanpa bicara Shaka keluar dari ruangan istrinya. Melihat hal itu, Xiera langsung merasa bersalah. Dia sadar ucapannya menyakiti hati suaminya. Tak lama, Shaka datang bersama dokter dan suster yang sengaja dipanggil untuk mengganti perban Xiera.

"Lukanya sudah kering ya, pak. Tapi pasien tetap istirahat dan jangan melakukan pekerjaan berat. Obatnya juga jangan lupa di minum."

Xiera mengangguk paham dengan perkataan dokter tersebut. Setelah itu Shaka segera mengantar kembali suster dan dokter tersebut. Tak lama masuk kembali dengan wajah yang masih datar, tak berekspresi.

"Bby, maaf", ucap Xiera sambil memegang tangan suaminya. Shaka hanya menghela napas dan menganggukkan kepalanya. Xiera kemudian turun karena ingin ke kamar mandi. Melihat istrinya berdiri, Shaka juga ikut dan memegang lengan istrinya. Xiera menatap suaminya.

"Kamu mau ke kamar mandikan? Ayo saya antar", ucapnya. Xiera merasa sangat bersalah karena sudah menyakiti hati suaminya. Tak seharusnya dia seperti itu.

*******

Shaka kini tengah duduk di ruang kerjanya. Dia tetap mendiami istrinya dan memilih menyendiri. Tak lama, terdengar pintu terbuka dan menampilkan wajah cantik istrinya yang sembab oleh air mata.

"Kak, Xiera boleh masuk?", tanyanya pelan. Shaka berdehem menjawab pertanyaan tersebut. Dengan pelan, Xiera mendekat pada suaminya dan tanpa aba-aba langsung memeluk erat sang suami.

Mr. AsaKde žijí příběhy. Začni objevovat