27. Kesedihan

359 36 0
                                    

Assalamualaikum
Jangan lupa vote and coment
Happy reading
*****

Shaka tengah berada di taman rumah sakit. Xiera kini sedang ditemani oleh ayah dan bundanya serta orang tua istrinya itu. Shaka sendiri permisi untuk membeli makanan karena dia belum makan apapun dari kemarin malam. Tapi dia tidak membeli makanan, malah melamun.

Flashback on

Shaka mengabari mertuanya tentang kejadian yang menimpa putri mereka. Shaka menjelaskan dengan detail semuanya. Dan Shaka sangat syok dengan ucapan ibu Xiera saat itu.

"Shaka, kalau kamu tidak bisa menjaga Xiera besok ibu akan bawa dia pulang. Percuma kamu polisi, detektif hebat, tapi tidak bisa melindungi Xiera. Biar ibu dan ayah yang melindunginya lagi", ucap ibu mertuanya. Terdengar ayah Xiera menasehati istrinya itu.

"Maafkan Shaka. Shaka akui ini salah Shaka. Tapi Shaka mohon, ayah ibu jangan pisahkan Shaka dengan Xiera. Jangan, bu" Lirih Shaka. Dia benar-benar frustasi dengan keadaannya saat itu. Xiera yang koma dan mertuanya ingin mengambil istrinya.

Flashback off

Shaka menghapus air matanya. Dia mengkhawatirkan Xiera dan menyalahkan dirinya. Untuk pertama kalinya ada orang yang memarahi dan kecewa padanya. Dan itu adalah ibu dari perempuan yang dia cintai.

"Shaka?" Panggil seseorang. Shaka segera menoleh dan tanpa basa basi langsung memeluk orang itu. Air matanya tumpah seketika.

"Ayah, Shaka gagal. Shaka mengecewakan mereka", isak Shaka di pelukan sang ayah. Yup, orang tersebut adalah ayahnya, Azzam.

Azzam tersenyum dan melepas pelukan anaknya. "Kamu manusia, kan? Wajar jika pernah mengecewakan. Yang sempurna itu hanya Sang Pencipta kita, nak. Allah. Jadikan ini pelajaran untuk kedepannya. Ayah tidak akan menghakimi kamu tentang ini, tapi mereka berbeda. Mereka orang tua dari anak yang terluka saat ini. Perasaan mereka pasti hancur saat anak yang mereka sayangi terluka." Azzam menatap anaknya yang masih mengeluarkan air mata.

"Sabar dan berdoa, nak. Mertuamu hanya syok dengan semua ini. Nanti dia akan kembali seperti semula".

Kata-kata dari Azzam sedikit menenangkan Shaka. Dia menganggukkan kepalanya mengerti. "Shaka mengerti ayah", ucapnya lirih.

Azzam menepuk pundak anaknya. "Oke, sekarang kita kembali ke istri kamu. Makan di sana saja, ayah sudah belikan makanan", ucap Azzam menunjukkan paperbag yang dia bawa. Shaka setuju dan segera mengikuti langkah ayahnya.

******

Ruangan Xiera tiba-tiba sunyi saat Shaka dan Azzam masuk. Tapi ayah Xiera langsung berinteraksi dengan menantu dan besannya itu.

"Shaka makan disini? Kenapa nggak di kantin langsung, nak?".

"Nggak papa kok Yah, Shaka belum lapar makanya Shaka bungkus." Shaka menjawab seadanya tanpa sadar mata sang istri menatapnya dengan tatapan heran. Tak biasanya Shaka seperti itu, sorot matanya jelas sekali terpancar kesedihan.

Tatapan Xiera beralih pada ibunya yang enggan menatap Shaka. Syafira juga lebih pendiam dari biasanya. Xiera tidak bodoh untuk sekedar menyimpulkan apa yang terjadi. Sebelum dia sadar pasti sudah terjadi sesuatu.

Mr. AsaWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu