Strong Girl

02. Tidak Ada Yang Mudah

Keesokan harinya, gadis berambut hitam panjang sepunggung itu bisa masuk sekolah tanpa hambatan seperti kemarin.
Beruntung juga, Ibunya tidak ada di Rumah karena pergi.

Ia berangkat sendiri di antar supir dengan mobil terpisah, dari ketiga gadis yang berstatus saudaranya namun tidak menganggapnya.
Sejak awal, mereka memang tidak menyukai kehadirannya.

Lisa sadar diri, tau hadirnya di dalam kehidupan mereka bukanlah hal yang di inginkan. Maka dari itu, dia berusaha untuk tidak melewati batas.
Bahkan selama ini dia sangat pintar menutupi identitasnya dari orang lain. Tak ada yang tau jika dirinya adalah bagian dari keluarga Lee Jeongsuk.

"Sudah sampai Non."

"Terimakasih pak."

Lisa keluar dari mobil, membungkuk sopan setelahnya. Supirnya hanya mengangguk kecil sebagai balasan lalu kemudian pergi.

"Im Lisa!"

Suara cempreng seseorang yang ia kenal membuatnya tersenyum.
Ia angkat sebelah tangannya, melambaikan pada gadis berambut pendek yang berlari kecil menghampirinya.

"Selamat pagi!"

"Selamat pagi juga, Mina-ya."

Mina segera merangkul tangan Lisa, kemudian kedua gadis itu berjalan santai memasuki Sekolah.

"Kau sudah mengerjakan PR?" Tanya Mina tak berapa lama kemudian.

Lisa terlihat terkejut.

"Memangnya ada?"

Mina menepuk dahinya pelan.

"Astaga. Aku lupa kemarin kau tidak Sekolah,"

"Iya aku bolos kemarin."

Lisa terkekeh, malu. Mina menggelengkan kepala, gemas.

"Ya sudah ayo. Contek saja catatanku."

"Memangnya boleh?"

"Berisik ah, ayo. Aku tidak mau kau di hukum Bu Jessica."

Lisa tersenyum senang sembari memeluk gadis di sampingnya.

"Gomawo."

Mina berdehem dan menepuk-nepuk lengan gadis kurus itu.

"Ayo. Mumpung masih ada waktu."

Lisa mengangguk.

Sesampainya di kelas, Mina memberikan buku catatannya yang sudah selesai. Dan Lisa segera menyalin secepat mungkin.

Mina mendudukan tubuhnya di samping Lisa. Memperhatikan.
Meski tidak duduk sebangku dengannya, Mina adalah teman yang baik bagi Lisa.

"Eh Li. Tanganmu kenapa?"

Lisa menghentikan gerakan tangannya, ikut melihat ke arah lengan yang temannya sentuh.
Mina menatapnya khawatir.

"Ah ini. Kemarin aku menjatuhkan Vas bunga ibuku dan jatuh. Tapi tidak apa-apa."

"Kau yakin?"