07. Demam

2.3K 289 9
                                    

Lisa menghembuskan nafas kasar. Sebelah tangan ia letakan di atas dahinya yang terasa panas saat ini.
Mungkin efek kemarin malam dirinya kehujanan.

Tak hanya panas, kepalanya juga terasa pusing juga berat membuat tubuhnya lemas dan hanya bisa berbaring di tempat tidurnya.

Ia melirik jam kecil yang berada di samping tempat tidur, ternyata sudah menunjukkan pukul 9 pagi.

"Haish~"

Memaksakan tubuh lemasnya, Lisa beranjak dari tempat tidur. Baru satu langkah, tubuhnya hampir limbung karena kepalanya pusing. Namun ia menahannya hingga akhirnya bisa sampai ke kamar mandi.

Tak butuh waktu lama, gadis itu pun keluar dari sana. Tidak mandi, hanya mencuci wajah dan sikat gigi. Jika mandi, dia tak akan kuat karena airnya sangat dingin.

Setelah mengganti pakaiannya dan merapikan sedikit rambut yang berantakan, Lisa keluar dari kamarnya. Dan karena sekarang hari minggu, Lisa yakin saudara-saudaranya pasti tak akan ada di rumah seharian.

Benar saja, saat keluar ia tak mendapati siapapun di rumah kecuali para pembantu.
Ia berjalan menuju dapur, mencari sesuatu yang bisa di makan karena  harus segera meminum obat agar sakitnya tidak semakin parah. Karena jika itu terjadi, dirinya sendiri yang akan kesusahan nantinya.

"Non Lisa. Sedang apa?"

Lisa yang tengah mencari sesuatu dalam lemari seketika menoleh, kemudian tersenyum kecil pada pembantu wanita yang kira-kira seusia neneknya.

"Aku mencari roti tawar,"

"Sebentar, biar Bibi ambilkan Non."

Lisa menyingkir, memilih duduk.

"Ini Non. Selai coklat ya?"

Lisa mengangguk.

Wanita tua itu dengan cekatan membuatkan Lisa sandwich. Mungkin karena sudah sangat lama bekerja di rumahnya, dia jadi dengan sangat mudah melakukan sesuatu.

"Gomawo, Ahjumma."

Wanita itu mengangguk, kemudian beranjak untuk mengambilkan Lisa minum.

Lisa juga dengan cepat menghabiskan makanannya, meski pada lidahnya terasa pahit ia memaksakan diri untuk menghabiskannya hingga tuntas.

"Ini minumnya, Non."

"Tolong ambilkan Paracetamol juga Bi."

"Non Lisa sakit?" Wanita tua itu terlihat khawatir.

"Hanya demam Bi. Selebihnya aku baik."

"Sebentar, Bibi ambilkan obatnya."

Lisa mengangguk. Dan tak butuh waktu lama, wanita itu membawakan satu botol berisi obat pereda panas. Lisa menerimanya, lalu mengeluarkan satu pil dan memakannya di bantu sedikit air.

Setelah itu Lisa pergi dari sana untuk kembali ke kamarnya. Jika sudah minum obat maka harus langsung tidur selimutan, nantinya dia akan pulih seperti sedia kala.

Sementara itu, ketiga gadis cantik bersaudara terlihat asyik berjalan bersama sembari memilih-milih pakaian dan barang lainnya, pada sebuah pusat perbelanjaan besar di kotanya.

Jennie di apit kedua saudarinya, pasrah di bawa kemana pun mereka mau. Dan hanya untuk hari ini, dirinya harus rela berpisah dengan headphone kesayangannya.

"Kak, kita kesana yuk! Lihat, pakaiannya lucu-lucu." Rosé berseru, nampak bersemangat saat matanya menangkap sosok pakaian menarik di arah depan sana.

"Ayo-ayo!" Rosé menggoyangkan lengan Kakaknya yang hanya diam.

Strong Girl Where stories live. Discover now