23. Hampa

1.4K 208 15
                                    

Suara gemeletuk kayu yang di bakar terdengar samar. Kelopak mata yang terus tertutup seharian itu perlahan terbuka. Beberapa kali mata hazel itu mengerjap, mencoba menilik sekitar.

"Pak, gadis ini bangun!"

Lisa menoleh ke samping, terlihat seorang wanita paruh baya yang baru saja bicara itu mendekat padanya dengan wajah khawatir. Tak lama kemudian, seorang pria yang sepertinya suaminya juga datang mendekat.

Lisa menatap dua orang itu bingung, dia juga bertanya-tanya dalam hati sebenarnya dia ada dimana sekarang.

"Kau baik-baik saja, nak? Apa ada yang kau rasakan?" Lagi, wanita tua itu bertanya sembari mengelus rambut Lisa.

Lisa menggeleng, juga tubuhnya mencoba bangun. Namun saat bergerak, lengan kirinya terasa sakit hingga ia meringis.

"Tanganmu terluka, suamiku menemukanmu tak sadarkan diri di pinggir sungai dan dia membawamu kemari. Ke rumah kami, nak." Wanita itu bicara ramah, sepertinya berusaha agar Lisa tidak takut pada mereka.

Gadis berponi itu menatap mereka bergantian setelah mendengar penjelasan tersebut.

"Aku .. dimana? Dan kalian siapa?"

Pria yang duduk di samping istrinya tersenyum ramah, sepertinya ia faham jika sekarang gadis di hadapannya sedang bingung.

"Kau ada di rumah kami, nak. Tidak perlu takut."

"Apa yang... Awh!"

"Hei, kau baik-baik saja?" Wanita tua itu bertanya khawatir.

Lisa meringis kembali, kali ini karena kepalanya yang terasa sakit. Mendadak gadis itu teringat dengan kejadian yang terjadi padanya tadi malam. Bukannya memikirkan diri sendiri, gadis itu malah teringat pada Rose yang terakhir dia ingat gadis itu tak sadarkan diri dan hampir tenggelam.

"Nak?"

"Apakah .. apakah kalian menyelamatkan kakakku juga? Dimana dia sekarang? Apa dia baik-baik saja, Pak, Bu?"

Kedua orangtua itu saling bertatapan, terlihat tidak mengerti apa yang Lisa katakan.

"Nak, suamiku hanya menemukanmu sendirian saat dia akan pulang setelah bekerja. Tidak ada siapapun saat dia menemukanmu."

Lisa meremas selimut tipis yang menutup setengah tubuhnya. Mendengar itu, ia tidak bisa tenang. Fikiran tentang kakaknya tak bisa hilang begitu saja.

"Sebaiknya kau istirahat, nak. Kondisimu belum terlalu baik sekarang."

"Tapi... Aku harus pulang. Aku harus melihat kakakku. Dia... Aku ingin tau kabarnya."

Wanita tua itu mengelus bahu Lisa, masih tersenyum lembut hingga perasaan Lisa sedikit membaik melihatnya.

"Jika kondisimu sudah membaik, kami akan segera membantumu untuk pulang. Tapi sekarang, kau membutuhkan istirahat hingga tubuhmu pulih, nak."

"Kami ingin sekali membawamu ke rumah sakit, tapi tempatnya cukup jauh dan kami sangat menyesal karena tidak punya cukup uang untuk menolongmu." Lisa menatap pria tua itu yang baru saja bicara setelah istrinya.

Dan saat mereka masih membujuk Lisa agar kembali istirahat, terdengar suara seseorang memanggil dua orangtua itu dengan kencang dari arah luar. Mereka menoleh, termasuk Lisa.

"Kakek! Nenek! Aku pulang!"

Seorang gadis yang kira-kira usianya di bawah Lisa, terlihat melengang masuk dengan wajah ceria dan sebuah keresek putih yang entah apa isinya. Gadis berambut hitam sebahu dan poni tipis itu nampak terkejut melihat Lisa yang menatapnya.

Strong Girl Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin