[B2] Chapter 22 ● Future

253 35 4
                                    


"Jadi, mereka memang berani untuk datang." Suho mengeram kesal, tangannya mengepal di kedua sisi melihat riwayat pada layar ponselnya. Well, tanpa diketahui keluarganya, semua brankas yang ada di dalam ruang kerja pria itu memang memiliki fitur canggih, dimana Suho akan mendapatkan pemberitahuan setiap kali brankas tersebut dibuka. Masalahnya, tidak ada satu orangpun di rumah yang bisa membuka brankas kecuali dia, dan hari ini, Suho mendapatkan pemberitahuan mengenai brankas yang terbuka ketika ia tengah di luar rumah.

Tidak lama kemudian, ponselnya berdering. Ah, salah satu bodyguard-nya yang berjaga di rumah menghubungi. Katrina yang duduk di samping Suho hanya terdiam, dia bisa merasakan ketegangan dan kemarahan Suho, terutama setelah menerima telepon dari bodyguard-nya barusan.

Sebenarnya, Suho telah memikirkan semua ini. Dia tahu apa yang mereka cari dan dengan sengaja, Suho memberikan semua data yang mereka butuhkan di dalam brankas. Hanya saja, Suho tidak menyangka bahwa mereka akan benar-benar datang, dia tidak menyangka bahwa mereka berani kembali mengusiknya.

Kalau sudah begini, tidak ada yang bisa Suho lakukan selain benar-benar memainkan permainannya, apalagi, Mia nampaknya tidak menyembunyikan diri sama sekali, dan ia bahkan membuat keributan di rumahnya. Para agen rahasia sialan itu benar-benar membuatnya marah sekarang.

Mata pria itu semakin gelap, ia bergumam pelan pada sang sopir. "Kita pulang sekarang." Ia berhenti sebentar dan kembali bergumam tanpa menengok ke arah Katrina sama sekali, "Ternyata mereka berani menantangku. Batalkan semua jadwalku untuk seminggu ke depan."

"Kita sudah mendapatkan banyak bukti. Bahkan, ini sudah jauh lebih dari cukup. Bukankah kitab isa segera mengakhiri semua ini dan menangkap keluarga itu?" Baekhyun memberi saran. Bisa dibilang, dia memang tak sabar untuk segera mengakhirinya. Pikirannya selalu kalut, ia tak ingin terjebak dalam masalah ini terlalu lama, terutama karena keselamatan Mia juga terancam oleh pekerjaannya.

Agent Kang menggeleng. "Tidak, meskipun kita memiliki banyak bukti, kita belum bisa menangkap mereka."

Siwon mengangguk. "Benar, Suho memiliki banyak back-up, mulai dari petinggi negara, kepolisian, kejaksaan, banyak orang yang akan membantunya untuk keluar dari masalah ini. Kita tidak bisa langsung menangkapnya, kita harus membuat masyarakat tahu mengenai orang seperti apa dia secara langsung, mengingat, ketika hukum sudah dibeli, hanya kekuatan rakyat biasa dan suara mereka yang bisa membantu kita."

"Bahkan, jika kita menyerahkan bukti ini ke kepolisian, ke kejaksaan, dan bahkan pada organisasi kita sendiri, belum tentu bahwa bukti ini tidak akan dihilangkan." Mia menambahi. "Jujur saja, aku yakin Suho juga punya orang dalam di organisasi kita."

"Agent S benar," ujar Agent Kang setuju. "Aku bahkan tidak tahu siapa lawan dan kawan selain kalian di organisasi dalam penyelidikan kasus ini."

"Lalu, apa yang harus kita lakukan?" Baekhyun yang tak tahu lagi harus bagaimana hanya bisa menunggu jawaban dari ketiga orang tadi.

"Kita gunakan bukti kerja sama Lee Seungjae dengan Suho." Siwon membuka data mereka. "Aku sudah meminta data dari Agent P, aku juga mencocokkannya dengan data yang kita dapatkan kemarin. Lee Seungjae berniat menggunakan Obliviate milik Suho untuk mengontrol pikiran banyak orang supaya tersugesti memilihnya, oleh karena itu, Suho dan Dr. Green masih berusaha untuk mengembangkan alat tersebut supaya targetnya tidak perlu dibawa ke laboraturium bawah tanah di rumahnya."

"That's crazy." Mia menggeleng. "Aku tidak tahu apa yang akan terjadi pada negara ini jika pria itu berhasil melakukan rencananya."

Siwon mengerutkan kening. "Oleh karena itu, kita harus mencegahnya."

"Kita harus menyebarkan informasi mengenai hal itu kepada publik," timpal Baekhyun. "Tapi kita tidak bisa ikut campur di dalamnya, jangan sampai orang-orang tahu bahwa kita yang menyebarkannya."

"Ya, tapi Suho akan tetap tahu bahwa kitalah pelakunya," sahut Siwon.

Mia menggedikkan bahu. "Tidak masalah, toh, Suho juga sudah tahu bahwa kita memang bermusuhan."

Kali ini, Agent Kang setuju. "Benar kata Agent S. Kita gunakan saja cara ini. Aku dan Agent C akan mengurusnya, semoga besok bukti yang kita kumpulkan sudah bisa tersebar."

Setelah mengantar Siwon dan Agent Kang keluar dari rumah, Baekhyun segera menutup pintu, kemudian menarik Mia ke dalam pelukannya. Astaga, lagi-lagi dia teringat aka napa yang terjadi beberapa saat lalu. Baekhyun tidak tahu kenapa Mia bisa segila itu, melawan Yejin dan benar-benar mengumumkan kehadirannya di kediaman Suho.

"Jangan protes, kau sendiri yang membuatku selalu khawatir." Baekhyun menggigit bibir bawahnya. "Astaga, apa yang telah aku lakukan di kehidupan lampau sampai-sampai Dewa memberiku istri yang terlalu berani hingga membuatku hampir terkena serangan jantung."

Mia terkikik pelan dan membalas pelukan Baekhyun. "Apa yang akan kita lakukan setelah ini?"

Baekhyun terdiam. Ia tidak bisa membaca ke arah mana pembicaraan Mia. Apakah maksudnya rencana yang akan dilakukan setelah menyebar data pada publik atau rencana setelah semua ini terakhir? Tunggu dulu, bukankah mereka telah berjanji untuk hidup di masa kini? Menikmati apa yang ada tanpa ekspektasi? Jujur saja, Baekhyun tidak ada rencana soal masa depan karena dia terlalu takut tiap kali memikirkan akhir dari masalah mereka. Dia takut, sangat takut jika salah satu dari mereka harus pergi.

Mia tahu ekspresi itu, ia menangkup kedua pipi Baekhyun dan tersenyum. "Entahlah, aku merasa bahwa kita melakukan kesalahan jika hanya menikmati saat ini tanpa memiliki rencana dan harapan." Tangan kanan perempuan itu mengelus lembut pipi kiri Baekhyun. "Apa kau ingin tahu rencanaku?"

Kali ini, Baekhyun mengangguk perlahan. "Apa rencanamu?"

Senyum Mia semakin merekah, wajahnya berbinar penuh keyakinan. "Rencanaku... adalah bertahan hidup supaya bisa tetap di sampingmu. Byun Baekhyun, aku memang tidak tahu apa yang akan dilakukan Suho nanti, tapi aku berjanji, aku berjanji akan berusaha sekuat mungkin untuk bisa terus hidup. Aku tidak ingin hanya bertahan sebisanya, aku akan berusaha sekuat mungkin untuk kembali padamu." Mia menjeda ucapannya selama beberapa detik, kemudian kembali berucap, "Bahkan jika aku tidak bisa berjalan, bahkan jika salah satu tanganku lumpuh, aku akan tetap berusaha sebisa mungkin untuk hidup dan kembali padamu."

"Dan aku akan dengan senang hati menerimamu apa adanya... aku tidak peduli apakah ada yang kurang darimu, selama kau selamat dan kembali padaku... aku akan selalu menerimamu."

Sebenarnya, Mia sendiri tidak tahu kenapa mengatakan hal itu. Entahlah, meskipun dia takut bahwa akhirnya tidak akan selamat, bahwa Suho akan mengejar dan membunuhnya, tapi entah bagaimana, ada secerca harapan dalam diri Mia bahwa apapun yang terjadi, dia memang akan kembali pada Baekhyun.

"Mia..." panggil Baekhyun lirih.

"Hm?"

"Karena kita sedang membicarakan ini..." ia menggantung perkataan selama beberapa detik, terlihat tidak yakin dengan apa yang ingin dibicarakan.

"Apa ada yang salah?" tanya Mia tak sabar.

"Tidak." Baekhyun menggeleng. "Hanya saja... mari pikirkan apa yang akan kita lakukan dalam jangka lebih panjang lagi." Baekhyun sedikit tergagap, tidak bisa dipungkiri, kali ini pria itu memang merasa gugup. Ia takut kalau Mia merasa keberatan dengan keinginannya, tapi... ia ingin Mia mendengar semua ini, ia ingin Mia tahu bahwa ia benar-benar berharap Mia bisa terus hidup bersamanya.

"Byun Baekhyun?"

"Mari benar-benar membangun sebuah keluarga. Aku, kau, dan dengan satu atau dua anak kita. Mungkin memiliki rumah di daerah yang tidak begitu ramai... di Lyon. Oleh karena itu, kita harus berjanji untuk selamat, entah apapun yang terjadi, lengkap atau tidak tubuh ini, yang penting kita harus selamat."



To Be Continued

Naabot mo na ang dulo ng mga na-publish na parte.

⏰ Huling update: Nov 20, 2022 ⏰

Idagdag ang kuwentong ito sa iyong Library para ma-notify tungkol sa mga bagong parte!

OBLIVIATE - BaekhyunTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon