Aku menjalani tiga tahun belakangan dengan penuh pengorbanan, menahan rasa sakit juga kekecewaan demi Baekhyun yang telah pergi. Tidak, ia tidak pergi meninggalkanku begitu saja, melainkan dimanipulasi sedemikian rupa hingga melupakan segalanya.
Mel...
Maaf, aku sibuk hari ini. Aku harus meliput kegiatan di luar kota."
Segera kutekan tombol kirim dan tersenyum kecil. Mia pasti kecewa setelah membaca pesan ini, aku bisa membayangkan wajah sedihnya. Tapi sebenarnya aku sedang berbohong. Aku ingin membuat sebuah kejutan di hari ulang tahunnya, well, aku bahkan sudah menyiapkan hadiah untuk Mia. Jujur saja, menentukan hadiah yang cocok untuk Mia bukanlah hal mudah, aku sudah berkeliling di seluruh kota dan memasuki banyak toko, namun tak kunjung menemukan sesuatu yang menarik dan cocok untuk Mia, sampai akhirnya kemarin malam aku berhasil menemukan hadiah yang cocok untuknya.
Seharusnya hari ini aku mengantar Mia ke perpustakaan. Yah, aku sangat heran kenapa dia begitu betah berlama-lama di sana? Padahal Mia tidak terlihat sebagai seorang kutu buku sama sekali.
Kulihat jam di tangan, sudah pukul 15:00, aku harus segera pergi untuk mengambil kue tart yang telah kupesan beberapa waktu lalu. Berhubung Mia sangat menyukai warna biru, jadi aku memesan kue sesuai warna kesukaannya.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Pukul 16:00 aku sudah sampai di depan flat-nya. Sebelum masuk, aku berkaca sebentar di spion, merapikan diri agar terlihat sempurna di matanya. Aku sudah tidak sabar mengetahui ekspresi Mia ketika melihatku berdiri di depan flat-nya sembari membawa kue dan hadiah ini.
Kukeluarkan kembali ponselku dan mengirim pesan pada Mia.
"To : Mia
Kau berada di mana sekarang?"
Baru saja aku berniat keluar mobil, sosok Mia tengah berjalan keluar gedung dan menghampiri seorang lelaki yang menyandarkan punggungnya di sedan hitam. Pria itu langsung melebarkan kedua tangannya begitu menyadari Mia berada di depannya, aku bisa melihatnya tertawa bahagia dan menarik Mia dalam pelukannya.
Tunggu, siapa dia?
Aku yakin Mia tidak memiliki saudara laki-laki atau semacamnya, dan hei! Mia bahkan tidak membalas pesanku! Apa dia mengacuhkanku demi laki-laki itu?
