4 ● Remember

6.6K 1.2K 112
                                    

                  

5 years ago.

Lyon, France.


Baekhyun tidak pernah suka berlama-lama di perpustakaan, berbeda denganku. Pria ini berkali-kali mengusikku yang masih asik membaca Wuthering Heights karya Emliy Brontë.

"Kau tidak bosan? Aku kelaparan, ayolah, kita pergi dan makan, oke?"

Lagi-lagi ia mengeluh dan berusaha membuyarkan imajinasiku yang tengah melambung setinggi langit. Oh serius, aku menyesal mengajak Baekhyun ke sini, tahu dia akan banyak bicara sebaiknya tadi aku berangkat sendiri saja.

"Mia, kau tidak kasihan padaku? Aku belum makan sejak kemarin malam."

Ya, ya teruslah mengadu.

Aku hanya meliriknya kesal sambil memajukan bibir.

"Kau benar-benar tak mau mendengarkanku?" Ia bangkit sambil berkacak pinggang dan langsung merebut novel dari tanganku kemudian berjalan secepat kilat untuk mengembalikan ke tempatnya. Ingin rasanya mulutku berteriak dan memaki Baekhyun, namun kalau benar aku melakukannya, bisa-bisa saat ini juga orang di sekitar kami langsung memberikan tatapan benci dan mau tak mau petugas perpustakaan akan mengusirku. Jadi, lebih baik kutahan saja.

BUK!

Aku memukul punggungnya keras sampai beberapa orang menengok dan mencari sumber suara yang terdengar, sementara Baekhyun hanya meringis dan berbalik menatapku sambil menyipitkan salah satu matanya.

"Aku membencimu!" ucapku kesal sambil memukuli dadanya kali ini. Baekhyun tidak melawan, ia hanya menutupi tubuhnya dengan kedua lengan dan beberapa kali merintih kesakitan, seolah pukulanku benar-benar keras, padahal biasa saja, memang dia suka melebih-lebihkan sesuatu.

"Mia, Mia hey." Ia akhirnya menahan tangan kananku dan menatapku lembut, senyum manisnya terukir indah, menyihirku yang semula kesal berubah lunak. Baekhyun mengusap lembut punggung tangan kananku lalu ditempelkan ke dadanya. "Pukuli aku semaumu tapi jangan pernah menghancurkan hatiku, mengerti?"

Bodoh!

Menyebalkan!

Penggoda!

Tapi aku mencintainya...

Baekhyun merangkulku sambil berjalan, sehingga mau tak mau aku bergerak mengikutinya. "Sudah kukatakan padamu kalau aku lapar, bagaimana kalau kita makan kepiting?"

Kepiting?

BIG NO!

Dia mau melihat alergiku kambuh, ya?

"Kau sengaja ya?" tanyaku kesal.

Baekhyun tertawa dan mengacak rambutku, "Tidak, hahaha. Baiklah, bagaimana kalau confit de canard? Aku sudah lama tidak memakannya."

Kalau yang ini aku setuju. Aku mengangguk cepat dan melepaskan lengannya yang merangkul badanku kemudian menggandeng tangannya. "Aku tahu restoran enak yang menjual confit de canard di sekitar sini!" ucapku sambil berlari kecil menjauhi perpustakaan bersamanya.





Ingatan manis adalah senjata paling berbahaya di dunia. Akibatnya akan datang rasa sakit kala mengingatnya. Begitupula yang kurasakan saat melihat Baekhyun, meskipun begitu, ada kekuatan tersendiri yang bersembunyi di balik ingatanku, sesuatu yang akhirnya mendorong jiwa juga tekadku untuk memperjuangkan pria ini kembali.

OBLIVIATE - BaekhyunWhere stories live. Discover now