[B2] Chapter 9 ● Promise

2.2K 448 38
                                    

Follow me on Instagram : heenaprk

Line@ : @fbo0434t

.

.

.

Don't forget to leave a comment.

.

.

.

Mia semakin memelankan suaranya, "Apa kau tahu alasan kenapa kau bisa lupa ingatan?"

Baekhyun mengerutkan dahi, tidak begitu yakin apakah perkiraannya benar atau salah. "Mungkinkah... alat itu?"

"Kau mengingatnya?" Setidaknya Mia bisa bernapas lega sekarang, ia tidak perlu menceritakan dari awal tentang alat yang bisa memanipulasi ingatan tersebut. "Benar, mereka memanipulasi ingatanmu menggunakan alat yang bernama Obliviate. Apakah kau mengingat lokasi alat itu?"

Baekhyun menggeleng. "Tidak, aku hanya mengingat saat berada dalam alat itu. Rasanya aneh."

"Wajar kau tidak mengingatnya karena Suho selalu membawamu ke sana dalam keadaan tak sadarkan diri. Tapi... aku tahu di mana lokasinya dan mungkin ada beberapa hal yang kau ketahui."

Mia menekan permata pada anting-antingnya untuk menyalakan kamera tersembunyi yang di pasang pada benda itu. Digenggamnya tangan kiri Baekhyun agar sang suami berdiri. "Pastikan tidak ada seorangpun yang mengikuti kita, oke?"

Baekhyun mengangguk cepat, setelah itu Mia kembali membuka laci kecil di bawah ranjang dan mengeluarkan benda seperti sarung tangan serta sebuah kaca mata yang mana terdapat salinan retina juga sidik jari Suho.

Tidak ada yang dilakukan Baekhyun kecuali mengamati Mia sembari menyesali keadaannya, sang istri terlihat sibuk dan penuh tekanan, begitu banyak beban yang ditanggungnya. Astaga, andai saja dulu Baekhyun tidak tertangkap oleh si brengsek Suho, pasti mereka tidak perlu melakukan ini.

"Mia..."

Mia berbalik. "Ya?"

"Aku berjanji mulai saat ini kita akan melalui segalanya berdua."

Mia tidak menjawab, ada sedikit keraguan dalam hatinya yang terus berkata bahwa kemungkinan besar Suho akan kembali membawa Baekhyun ke ruangan tersebut dan memanipulasi ingatannya, oleh karena itu saat ini juga Mia harus kembali ke sana dan berusaha mencari tahu kelemahan Obliviate.

Sembari mengamati kanan-kiri, keduanya berjalan mengendap ke halaman. Mia masih begitu ingat keberadaan pintu menuju ruang bawah tanah. Sementara Baekhyun memasang mata tajam, berjaga-jaga kalau ada bodyguard Suho yang lewat, Mia berusaha membuka pintu ruangan tersebut.

Untungnya tidak ada yang berubah, Suho masih menggunakan sidik jari serta retinanya untuk membuka ruangan ini. Mia melangkah masuk lebih dulu, baru kemudian Baekhyun menyusul di belakangnya. Mereka menuruni tangga yang disambung dengan lorong panjang.

Begitu sampai di ujung lorong, Baekhyun tak kuasa menahan dirinya, betapa terkejutnya ia ketika menyadari bahwa alat bewarna putih di depannya tersebut mirip seperti alat yang ada dalam ingatannya.

"Holy sh—! Aku mengingat alat ini. Suho dan Dr. Green memasukkanku ke sana. Astaga, aku benar-benar mengingat rasa sakit yang disebabkan oleh alat ini."

"Kau mungkin akan lebih terkejut melihat ini." Mia menunjukkan papan berisi foto-foto Baekhyun dan Katrina. Ia jelas bisa melihat air muka Baekhyun berubah, sepercik api kemarahan jelas tergambar di dalam sana.

"Ini." Baekhyun menunjuk gambar dirinya yang berada di ujung kiri papan. "Ini adalah tanggal di mana mereka pertama kali memasukkanku ke Obliviate." Kemudian fokusnya bergeser pada foto Katrina. "Apakah Katrina juga sama sepertiku?"

"Entahlah, tapi kemungkinan besar iya, mengingat fotonya dipajang seperti itu." Mia membiarkan Baekhyun mengamati satu persatu foto yang ada pada papan, sementara dirinya mendekati lemari yang dulu sempat membuat bulu kuduknya berdiri. "Ada satu hal lagi yang harus kau ketahui," lanjutnya.

Dibukanya pintu lemari kedua, deretan otak manusia masih berjejer di sana, begitu juga dengan lemari ketiga, Baekhyun hampir melompat sembari berkata kasar ketika mendapati lemari ketiga berisi tempurung kepala manusia yang terbuka, bahkan wajah mereka masih terlihat jelas di sana.

Suho benar-benar sudah gila! Pria itu harus membusuk di penjara! Pikir Baekhyun.

"What the f—apa yang sebenarnya terjadi di sini?" Baekhyun melangkah maju, mengamati setiap kepala yang ada di sana, matanya membulat sempurna kala menyadari Lucy berada di antara kepala-kepala tersebut. "Lucy? Asisten yang ditembak oleh Yejin? Apa mereka sudah gila?"

Tak berhenti sampai di sana, Baekhyun membaca beberapa nama dari tempurung kepala yang ada dalam lemari ini. "Lee Jaewon, Bethany, Song Eunhan, Oh Yuri." Ia berhenti sejenak, dahinya mengerut. "Aku tidak pernah mendengar nama-nama ini sebelumnya, tapi aku yakin Suho atau Dr. Green pasti memiliki dokumen tentang mereka."

"Ya, Dr. Green memiliki dokumen tentang Obliviate. Aku membobol rumahnya beberapa waktu lalu dan menemukan sebuah buku diary dan beberapa dokumen. Aku sudah memotretnya, tapi belum sempat mempelajari diary tersebut." Mia mengeluarkan ponselnya dan memotret kepala yang ada di lemari. "Mungkin data mereka ada dalam diary itu, mengingat aku menemukan foto Lucy di sana."

"Masuk ke rumah Dr. Green? Mia kau benar-benar—" Baekhyun menggigit bibir bawahnya cemas. "Bisakah kau berhenti melakukan hal berbahaya seperti itu?"

"Ini adalah pekerjaanku," katanya, "lagipula aku belum menemukan dokumen Suho. Seperti katamu, setidaknya Suho pasti memiliki dokumen tentang Obliviate."

Suho memiliki banyak bodyguard dan mata-mata yang berkeliaran di rumah, bahkan tak jarang asisten rumah tangga mereka juga melaporkan beberapa hal yang dikira mencurigakan, termasuk soal Lucy. Baekhyun tak ingin kembali membahayakan Mia, wanita itu bisa saja kehilangan nyawa kali ini.

"Aku yang akan melakukannya. Aku tinggal di mansion utama, orang-orang telah mempercayai dan menganggapku salah satu dari mereka," gumam Baekhyun yang lebih terdengar seperti keputusan, bukannya penawaran.

Berpikir sejenak, Mia menundukkan kepalanya. Benar yang dikatakan Baekhyun, akan lebih aman bila lelaki itu yang berusaha mencari dokumen dari sisi Suho. Tidak ada seorangpun bodyguard atau asisten rumah tangga yang mencurigainya.

"Baiklah," kata Mia akhirnya, "tapi berjanjilah kau tidak akan tertangkap." Diraihnya kedua tangan Baekhyun. "Aku tidak ingin mereka membawamu ke Obliviate dan kehilangan sosok yang paling kucintai untuk kedua kali."

Baekhyun menarik sisi kiri bibirnya hingga tercipta senyuman licik dan percaya diri yang baru pertama kali Mia lihat selama ini. "Aku berjanji," balasnya penuh keyakinan.



TO BE CONTINUED

OBLIVIATE - BaekhyunWhere stories live. Discover now