[B2] Chapter 8 ● Possibility

2.1K 458 33
                                    

Follow me on Instagram : heenaprk

Line@ : @fbo0434t

.

.

.

Don't forget to leave a comment.

.

.

.



Mereka bersikap layaknya pengantin yang baru pertama kali tidur bersama. Mia tak henti-hentinya menelan ludah, jantungnya berdebar kencang sampai-sampai ia takut Baekhyun yang memeluknya dari belakang dapat mendengar debaran tersebut. Lagi-lagi, mau dipikirkan seberapa kalipun Mia tetap tak menyangka jika Baekhyun telah mengingatnya. Malam ini terasa seperti mimpi, dan jika memang seperti itu, maka Mia berharap untuk tak pernah bangun lagi.

"Apa kau benar-benar takut Yejin akan memergoki kita?" tanya Baekhyun tiba-tiba. Ia menyandarkan dagu pada pundak Mia dan menarik sang istri agar semakin dekat.

Keduanya meringkuk di atas kasur, sedetik kemudian Mia berbalik menghadap Baekhyun dan mengusap wajah pria itu. "Aku masih merasa semua ini seperti mimpi, kenyataan bahwa kau telah mengingatku tentu membuatku bahagia... tapi aku takut... dulu, sebelum kau mengingatku, aku tak begitu khawatir jika ketahuan sebagai mata-mata oleh keluarga Kim karena aku akan mati tanpa meninggalkan siapapun. Aku tidak memiliki siapa-siapa, aku bisa mati tanpa penyesalan, dan tidak akan ada yang sedih karena kematianku. Toh Yejin sangat mencintaimu, setidaknya kau tidak akan merasa kehilangan dan mungkin bisa bahagia bersama Yejin... tapi sekarang?"

"Jadi kau menyesal karena aku telah mengingat segalanya?"

Mia menggeleng lemah, ia tersenyum perih. "Tidak, aku sangat senang kita bisa seperti ini. Tapi aku takut, aku takut kebahagiaan kita tidak bisa bertahan lama. Aku takut jika suatu hari nanti keluarga Kim mengetahui jati diriku yang sebenarnya. Aku takut pada akhirnya kita harus mati dan segalanya menjadi sia-sia."

"Mia, tidak ada yang sia-sia di dunia ini," ditangkupnya kedua pipi Mia, "sebisa mungkin aku akan bersikap seperti biasa, aku juga tidak ingin Suho tahu siapa dirimu sebenarnya. Aku tidak ingin kehilangan istriku untuk yang kedua kali, dan jika itu memang harus terjadi, lebih baik kita mati bersama daripada harus meninggalkan ataupun ditinggalkan."

Mia menggeleng cepat, tak setuju dengan usulan Baekhyun. Matanya mulai berair, perlahan namun pasti ia menurunkan kedua tangan Baekhyun dari pipinya dan menggenggam tangan pria itu erat di depan dada. "Tidak, kau harus hidup. Tujuanku adalah menyelamatkanmu, dan jika kau juga mati, maka semua pengorbananku akan sia-sia. Kumohon, Byun Baekhyun. Jika suatu hari nanti Suho menyadari bahwa aku adalah mata-mata, bersikaplah seolah kau tidak tahu dan aku telah menipumu."

Baekhyun terdiam, hatinya hancur mendengar perkataan Mia. Keadaan kini berbalik, dulu Baekhyun yang berkorban dan siap mati karena keluarga Kim, ia rela meninggalkan Mia asalkan gadis itu tidak terseret dalam masalahnya, tapi sekarang? Mendengar Mia memohon agar Baekhyun bersikap tak mengenalnya saat penyamaran wanita itu terbongkar benar-benar menghancurkan hatinya.

Jadi seperti ini rasanya...

Sesakit ini melihat seseorang yang disayangi berkorban demi keselamatannya...

Tak mendapat jawaban dari Baekhyun, Mia kembali bergumam, "Kumohon, berjanjilah untuk tetap hidup, demi aku, Byun Baekhyun."

Baekhyun mendengus perih, "Bukankah tidak adil membiarkanmu berkorban sendirian? Jika kau rela mengorbankan hidupmu demi aku, maka aku juga akan mengorbankan segalanya untukmu. Tidak, berhentilah, jangan pernah menyuruhku untuk bersikap baik-baik saja jika Suho mengetahui segalanya. Aku memiliki hak untuk khawatir dan aku juga memiliki hak untuk melakukan apapun yang aku mau, termasuk mengorbankan nyawaku bersamamu."

"Byu—"

"Kau pikir aku akan baik-baik saja jika hidup seorang diri? Kau pikir aku akan bahagia jika kau mengorbankan nyawamu?" Tangan kanannya mengepal, tak sengaja ia berucap dalam nada tinggi. "Hidup tanpamu sama saja dengan tersiksa selama sisa hidupku. Bukankah lebih baik mati daripada hidup dalam penyesalan, kesedihan dan kesepian? Apa kau berpikir aku akan baik-baik saja? Bagaimana jika kita membalik keadaan. Bersediakah kau hidup seperti itu?"

Baekhyun benar, Mia tidak ingin hidup seperti itu, tapi dia malah meminta Baekhyun untuk melakukannya. Ia egois, ia tidak memikirkan perasaan Baekhyun sama sekali.

Air mata yang sedari tadi berusaha ditahan akhirnya terjatuh juga. Mia terisak pelan, memaksa agar tak ada suara keluar dari mulutnya namun gagal. "Maafkan aku, maafkan aku..."

Baekhyun paham Mia hanya ingin melindunginya, tapi Baekhyun juga menginginkan hal yang sama. Sebagai seorang lelaki serta kepala keluarga, dia akan melakukan apapun demi bersama Mia.

Tak ingin kesedihan terus berlarut menyelimuti suasana, Baekhyun memegang dagu Mia dan mendongakkan wajah gadis itu hingga benar-benar menatapnya. "Aku tahu memikirkan kemungkinan terburuk adalah salah satu cara agar kita nantinya tidak sakit hati terlalu lama, tapi tidak ada salahnya jika sesekali kita berpikir positif dan yakin bahwa segalanya akan baik-baik saja. Kau akan berhasil menyelesaikan misimu, dan setelah itu aku akan membawamu pulang... ke Lyon."

Memang pada dasarnya Baekhyun pintar menenangkan Mia. Ia hanya mengatakan kalimat tadi dan Mia entah bagaimana langsung menyetujuinya. Tidak ada salahnya mereka melakukan usul Baekhyun barusan, Mia sudah terlalu lama hidup dalam bayang-bayang keputusasaan dan selalu memikirkan kemungkinan terburuk yang bisa terjadi, tapi Baekhyun berbeda, ia mengajak Mia untuk berpindah memikirkan yang terbaik, dengan begitu semangat mereka kembali muncul.

Membayangkan bisa bebas dan kembali ke Lyon berhasil membangkitkan kekuatan Mia. Ia menarik napas panjang dan mengangguk beberapa kali, senyumannya merekah. "Kau benar, tidak ada salahnya kita memikirkan kemungkinan terbaik yang bisa terjadi dalam kasus ini."

Baekhyun terkikik sambil mengacak-acak rambut Mia. "Ini baru Mia yang kukenal," katanya senang.

Jika ingin rencananya berjalan lancar, Mia harus mulai mengambil langkah besar. Ia mencengkeram pundak kanan Baekhyun dan berbisik, "Ada sesuatu yang ingin kutunjukkan padamu, tapi kita harus memastikan tidak ada seorangpun yang mengikuti kita."

Mia terdengar sangat serius hingga Baehyun mengerutkan dahinya. "Baiklah, aku akan memastikan tidak ada seorangpun yang mengikuti kita." Suaranya merendah, "Apa yang ingin kau tunjukkan?"



TO BE CONTINUED


Hehehe maaf ya pendek banget, chapter depan lumayan panjang kok dan aku update-nya InshaAllah ngga terlalu lama hehehehe.


OBLIVIATE - BaekhyunWhere stories live. Discover now