PART 3

6.8K 57 0
                                    

"Eh Len, sumpah demi apa Om Bobby tuh ganteng banget ya? Beruntung banget loh si Vina bisa punya bokap tiri kaya dia. Udah baik, ganteng, perhatian, tajir melintir pula" ujar Sarah pada Lena yang sedang duduk santai dibangku taman.

"Lu bener Sar, gue aja sampe kesemsem pas pertama kali liat Om Bobby. Kalo gue gak mikir itu bokapnya Vina beeuh udah gue gebet kali dari dulu hahaha" sambung Lena cekikikan.

"Huh, dasar giliran soal duit aja langsung ijo deh mata lu" ucap Sarah sambil menoyor jidat Lena

Lena dan Sarah adalah sahabat karibnya Vina sejak mereka masih SMA. Ketika dinyatakan lulus dari SMA, mereka bertiga sepakat untuk melanjutkan kuliahnya di kampus yang sama.

"Morning guys, lagi pada gosispin apaan sih? Kayanya seru banget" tanya Vina yang baru tiba di kampus dan langsung duduk didekat sahabatnya itu.

"Eh lu rupanya Vin. Gak kok tadi kita cuma gosipin ada cowok ganteng doang barusan" jawab Sarah ngasal agar si Vina tidak curiga kalo mereka sebenarnya baru saja menceritakan ayah tirinya.

"Vin, pulang ngampus kita nongki di tempat biasa yuk" ajak Sarah pada Vina sambil mereka berjalan menuju kelas.

"Maaf guys, hari ini gue gak bisa. Soalnya gue langsung disuruh pulang sama Mommy" jawab Vina.

"Yaelah Vin, gagal lagi dong kita nongkinya" ujar Lena dengan nada kecewa.

***

Jam telah menunjukkan pukul 12.00 wib, Vina dan sahabatnya berniat menuju ke kantin untuk makan siang terlebih dahulu sebelum pulang. Tiba-tiba hp Vina berdering, spontan ia pun menghentikan langkahnya sebentar untuk melihat siapa yang menelponnya.

"Siapa yang nelpon lu Vin?" tanya Sarah yang melihat Vina tiba-tiba berhenti.

"Bentar, Daddy nelpon gue" jawab Vina sambil mengangkat telpon Daddy nya

"Halo, assalammualaikum Dad?"

"Kamu bisa ke Rumah Sakit sekarang gak nak? Kamu udah selesai jam kuliahnya kan?" tanya Bobby.

"Ke Rumah Sakit? Memangnya kenapa Dad? Mommy kenapa?" tanya Vina yang terlihat panik saat mendengar Daddy menyuruhnya segera menuju ke rumah sakit.

"Nanti kamu juga tau, kesini aja sekarang" jawab Bobby.

"Baik Dad, Vina langsung meluncur kesana sekarang" Vina langsung mematikan teleponnya dan segera pergi meninggalkan kedua sahabatnya yang tampak bingung itu.

Vina segera memesan ojek online untuk menuju kesana. Ketika ojek pesanannya tiba dilokasi, Vina segera menaiki kendaraan tersebut. Kini perasaannya benar-benar panik dan khawatir, Daddy nya pun tidak memberitahu apa yang sebenarnya terjadi sehingga membuatnya berpikir yang macam-macam.

Di Rumah Sakit

"Gimana sayang, apa Vina mau langsung kesini?" tanya Anita yang sedang duduk disamping suaminya.

"Mau sayang, tadi katanya dia segera menuju kesini. Tapi apa kamu yakin sayang? Daddy cuman takut Vina akan membenci kita nanti"

"Gak akan Dad, aku tau sifat Vina. Dia gak mungkin seperti itu sayang. Aku yakin Vina mau menerima ini" ucap Anita secara mantap.

Saat ini Bobby dan Anita sedang berada di rumah sakit dimana Vina akan menjalani proses induksi laktasi supaya bisa menghasilkan air asi walaupun tanpa hamil dan melahirkan. Rumah sakit ini merupakan rumah sakit terbaik dan memiliki dokter yang sangat profesional dalam bidangnya. Tentu saja biayanya pun juga lumayan mahal. Namun itu tidak masalah bagi Anita dan juga Bobby demi untuk kebaikan anaknya.

"Mom, Dad!" panggil Vina saat melihat kedua orangtuanya sedang duduk di kursi ruang tunggu. Ia pun segera berlari menghampiri Mommy dan Daddy nya.

"Sayang, kamu udah selesai ngampus?" tanya Anita saat melihat anaknya baru datang.

"Mommy kenapa? Kok masih disini belum diperiksa?" tanya Vina yang tampak khawatir dengan keadaan Mommy nya. Anita hanya tersenyum dan mengelus rambut putrinya itu.

"Mommy gapapa sayang" ucap Anita.

"Kalo Mommy gapapa, terus ngapain kita ke rumah sakit?" wajah Vina mulai terlihat bingung.

"Nanti kamu juga akan tau nak. Sekarang kita masuk ke ruangan dokternya dulu yuk, kasian dokternya udah lama nungguin" Anita mengajak putrinya masuk.

Vina yang masih dalam kondisi bingung hanya bisa mengangguk. Sementara Bobby membantu istrinya bangun dari duduknya, lalu mereka bertiga pun memasuki ruangan dokter.

BERSAMBUNG

                                  ****

Wasiat Sang MommyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang