PART 47

3.2K 23 1
                                    

Bobby pun tersenyum devil. Rasanya ia tidak sabar ingin berebut nenen dengan Rudy.

“Dad, jangan liatin Vina kaya gitu dong! Vina malu tau!” ucap Vina sambil menutupi wajahnya dengan tangan.

Vina merasa malu dan gugup saat melihat perut sixpack Bobby yang tidak tertutup oleh sehelai kain. Apalagi ditambah ia merasakan ada sesuatu yang menonjol di balik handuk putih yang dipakai oleh Bobby. Ia sangat yakin dibalik handuk itu Bobby tidak memakai apa-apa.

“Aku tau kamu malu karena ini adalah baru pertama kali, tapi aku yakin nantinya pasti kamu yang akan meminta duluan” batin Bobby sambil terkekeh pelan.

Kemudian Bobby merebahkan tubuhnya diatas tubuh Vina tetapi posisinya tidak terlalu menindih karena takut Vina merasa keberatan. Bobby lalu membuka tangan Vina yang masih menutupi wajahnya. Kini Bobby dapat melihat wajah Vina yang memerah.

Bobby mulai mencium kening Vina terlebih dahulu, kemudian kedua pipi dan terus turun ke bibir mungilnya. Bobby mengecup bibir Vina tiga kali lalu langsung melumatnya dengan ganas.

Ia mencoba memasukkan lidahnya ke dalam mulut Vina. Awalnya Vina menolak, namun Bobby tetap memaksa Vina untuk membuka mulutnya. Mereka pun saling bertukar saliva dan saling pagut.

Saat dirasa pasokan udara mulai menipis, Bobby melepaskan ciumannya. Bobby tersenyum penuh kemenangan saat ia berhasil menghapus lipstik di bibir Vina.

Bobby pun melanjutkan aksinya, ia mulai menciumi leher jenjang Vina sambil tangannya meremas payudara Vina. Kini Vina hanya bisa pasrah dengan mengeluarkan desahan saja.

***

“Ini rumah gede banget ya! Gue berasa lagi masuk ke dalam mall” gumam Lena yang sedang mengelilingi rumah Bobby.

Sebenarnya ia ingin ke kamar Vina untuk meminjam laptop karena semua tugasnya tersimpan di dalam laptop Vina. Tapi saat ia masuk ke kamar Vina tadi, justru hanya ada Vino dan Sarah yang sedang tidur berduaan.

“Kamu cari apa?” tanya seseorang dari belakang Lena.

“Aduh mampus dah gue! Ada bokapnya Gita segala lagi!” batin Lena saat mengetahui pemilik suara itu adalah bokapnya Gita.

Haris menatap Lena dengan penuh curiga sebab gelagatnya seperti orang ingin berbuat sesuatu.

“Kau mau mencuri ya?!” tanya Haris.

Lena sontak melototkan matanya ketika mendengar tuduhan Haris terhadapnya.

“Enak aja! Om jangan asal nuduh ya! Aku lagi nyari kamarnya Vina tau!” ucap Lena dengan nada sewot.

“Mau ngapain kamu nyari kamarnya pengantin baru? Pasti mau iseng kan?” tanya Haris sembari mengerutkan keningnya.

“Idih! Aku mau minjam laptopnya Vina om. Daripada om terus menuduhku macem-macem, mending om kasih tau aku dimana kamarnya Vina” ucap Lena.

“Gak! Aku gak akan kasih tau!” jawab Haris.

“Yaudah kalo om gak mau kasih tau, aku bisa cari sendiri!” balas Lena sembari berjalan meninggalkan Haris.

Sekarang Lena sudah berada di lantai tiga. Lena mulai mengelilingi area lantai tiga tersebut. Disana terdapat ruang gym, ruang kantor, ruang bioskop kecil, dan ada satu ruangan yang tampaknya seperti kamar pribadi. Lantas Lena pun berjalan menghampiri ruang tersebut.

Emmmhh... Aaahh... Pelan-pelan Dad hisapnya”

Lena terdiam saat mendengar suara desahan Vina. Karena penasaran, ia kemudian meletakkan telinganya di pintu kamar agar bisa lebih jelas lagi mendengarnya.

“Gimana sayang? Enak kan?” ucap Bobby yang masih tetap menghisap payudara sintal milik Vina.

Lena yang tak tahan mendengar suara erangan itu pun langsung menjauhkan telinganya dari pintu.

“Gue udah gila kali ya? Masa iya gue ngupingin orang mesum?” gumam Lena.

Pantesan saja Bobby memilih kamar di lantai paling atas untuk malam pertama, ternyata supaya suara desahan mereka tidak di dengar oleh orang lain.

Emm gue ketok gak ya pintunya? Tapi gue lagi butuh banget laptop itu” batin Lena yang tampak ragu-ragu.

Bobby tampak begitu rakus menghisap serta menggigit payudara Vina dan tak lupa juga Bobby meninggalkan bekas cupang disana, sedangkan Vina hanya bisa mendesah sambil menggelinjang karena rasa geli dan nikmat.

Bobby terus turun hingga posisinya kini berada tepat di selangkangan Vina. Tanpa menunggu lama, ia langsung menjilati vagina Vina. Lidah Bobby begitu lihai memainkan area klitoris hingga membuat Vina mengerang hebat karena mencapai klimaks pertamanya.

Bobby menghentikan hisapannya pada kewanitaan Vina untuk memberikan waktu kepadanya beristirahat sejenak. Kemudian Bobby mulai bersiap memposisikan kejantanannya di depan bibir vagina Vina. Ia pun menggesek-gesekkan kejantanan miliknya.

Aaah... ahhh... Langsung masukkin dong Dad” rengek Vina yang tak sabar karena sedari tadi Bobby sengaja hanya mempermainkan Vina dengan menggesekkannya saja tanpa di masukkin.

Bobby hanya tersenyum penuh kemenangan karena ia berhasil membuat Vina memohon kepadanya.

“As you wish you, baby” ucap Bobby.

Tok Tok Tok..!!

Baru saja Bobby ingin mulai memasukkan kejantanannya, tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu kamarnya.

“Sial! Siapa sih yang berani ganggu malam pertamaku?” umpat Bobby dalam hati.

“Vin, gue pinjem laptop lu dong!” ujar Lena.

“Dad, Lena mau minjem laptop tuh katanya” ucap Vina.

Bobby mengusap kasar rambutnya karena kesal. Baru saja ingin memasukkan miliknya, tetapi malah ada peganggu datang.

“Emang laptopmu dimana?” tanya Bobby.

“Disitu Dad laptopnya” Vina menunjuk ke arah meja yang berada disamping pintu.

Bobby pun beranjak dari tubuh Vina lalu berjalan ke arah pintu untuk mengambil laptop dan memberikannya kepada Lena.

“Dad, pake handuknya dulu ih!” perintah Vina.

“Kenapa? Kamu cemburu ya?” tanya Bobby sambil tersenyum menggoda.

Bobby mengambil handuknya yang tergeletak di lantai kemudian dililitkan ke pinggangnya.

Ceklek..

“Eh Om Bobby” ucap Lena sambil nyengir.

“Ini laptopnya. Udah ku bilang kan tadi jangan ganggu malam pertamaku” ujar Bobby dengan wajah yang kesal.

“Iya maaf om” jawab Lena sembari matanya mengintip ke dalam kamar.

“Ngapain kamu ngintip ke dalam? Udah pergi sana!” usir Bobby sambil masuk kembali ke dalam kamar dan menutup pintu kamarnya.

“Om Bobby nafsuan banget sih? Oh iya om, aku pesan 5 keponakan yang lucu ya om” ucap Lena yang sedikit mengencangkan suaranya dari depan kamar.

“Tenang aja! Itu urusan gampang” jawab Bobby dari dalam kamar.

Lena pun pergi meninggalkan kamar tersebut.

“Udah Dad?” tanya Vina.

“Udah beres. Moga aja setelah ini gak ada gangguan lagi” ucap Bobby sambil membuka handuknya kembali hingga kejantanannya yang masih berdiri terpampang dengan jelas.

Bobby kemudian mulai menggesekkan miliknya kembali sebelum ia memasukkannya ke liang kewanitaan milik Vina.

Aaaaawww sakit Dad!!” teriak Vina saat kejantanan Bobby mulai menerobos masuk membelah selaput darahnya.

BERSAMBUNG

                                    ****

Wasiat Sang MommyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang