PART 45

2.8K 32 3
                                    

Pintu kamar tertutup dan para pengrusuh sudah pergi. Bobby mengalihkan pandangannya ke arah Vina yang saat ini sedang telaten mengganti popok milik Rudy.

"Burung Rudy masih kecil ya" ucap Bobby sambil tersenyum geli jika dibandingkan dengan punyanya mungkin perbandingannya satu banding seratus.

"Yaiyalah Dad, namanya juga masih anak kecil. Emangnya kaya punya Daddy apa yang besar?" celetuk Vina tanpa memandang Bobby sama sekali.

"Loh emangnya kamu udah pernah liat punya Daddy?" tanya Bobby yang tampak setengah kaget.

Vina keliatan gelagapan. Jujur saja ia pernah melihat punya Bobby saat Bobby sedang mandi. Dan saat itu Vina masih duduk di bangku SMA dulu, tetapi ia masih ingat bentuk dan ukurannya.

"Emm Vi..Vina gak pernah liat kok Dad. Tadi Vina cuma ngasal doang" jawab Vina gugup.

"Oh kirain" ucap Bobby.

Mereka kemudian tampak hening. Bobby diam-diam menatap Vina yang sedang menyusui Rudy. Saking heningnya, cuma terdengar suara decapan dan suara nafasnya Rudy saja.

***

Vina dan Bobby akan melangsungkan pernikahan minggu depan tepatnya pada hari Sabtu. Hanya butuh waktu seminggu saja bagi mereka untuk mempersiapkan semuanya.

Vina minta agar acara pernikahannya dilakukan dengan cara tertutup karena ia masih belum siap untuk memberitahu tentang status barunya yang akan menjadi istri kepada teman kampusnya. Paling Vina hanya mengundang sahabat terdekatnya saja.

Sedangkan Bobby hanya mengundang sebagian relasi bisnisnya yang ia kenal dekat saja.

Hari Sabtu

Hari yang ditunggu-tunggu pun akhirnya tiba juga. Kurang lebih ada sekitar 300 tamu undangan sudah hadir di dalam aula hotel tempat dimana acara pernikahan Vina dan Bobby berlangsung. Dekorasinya di dominasi warna putih yang melambangkan kesucian.

Kursi tamu juga sudah tertata rapi dengan prasmanan yang sudah tampak terisi dengan berbagai macam jenis menu yang terlihat menggiurkan. Belum lagi ditambah souvenir pernikahan yang isinya kalung emas seberat 10 gram dengan hiasan bandul permata yang harganya cukup mahal. Namun itu tidak menjadi masalah bagi Bobby.

Saat ini sang calon pengantin wanita sedang di rias oleh make up artist profesional di dalam kamar hotel. Vina hanya tersenyum melihat pantulan dirinya sendiri di depan kaca.

"Gila lu cantik banget Vin! Gue aja sampai pangling tau ngeliat lu. Gue yakin Om Bobby pasti bakal mandangin lu sampe gak berkedip nanti. Soalnya lu cantik banget sumpah! Padahal ini makeup nya natural loh" puji Sarah yang sedang menemani Vina berias.

"Lu jangan terlalu lebay gitu deh" ucap Vina dengan malu-malu dan pipinya mulai memerah.

"Ciieee yang pipinya merah" goda Sarah.

"Apaan sih Sar?" Vina yang malu pun beranjak dari duduknya dan berjalan menuju kamar ganti untuk berganti pakaian.

Sang calon mempelai wanita dengan gaun pengantin berwarna putih berjalan diatas karpet merah dengan didampingi oleh bridesmaidnya yaitu Sarah dan juga Lena. Sedangkan Bobby juga didampingi oleh groomsmennya yaitu Vino.

Vina sudah merasa sangat gugup karena ia menjadi pusat perhatian para tamu undangan yang hadir.

Diatas pelaminan sudah ada Bobby yang tampak berdiri gagah dengan mengenakan tukedo berwarna putih dan bunga mawar putih di sakunya.

Saat melihat Vina, Bobby langsung terpesona dengan kecantikan calon istrinya itu. Bahkan rasanya ia tidak ingin berkedip melihat kecantikan dan keanggunan Vina. Untung saja ia memesan gaun pengantin yang tidak terlalu terbuka, kalau tidak mungkin Bobby akan langsung menggendong Vina ke dalam kamar.

Wasiat Sang MommyOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz