PART 23

3.7K 38 0
                                    

"Semalam tuan terlihat seperti sedang mabuk, bahkan tuan juga nyaris mau memperkosa Non Vina" ucap Bi Inem yang mulai menjelaskan insiden yang terjadi tadi malam.

"Sial! Kenapa aku bisa sampai hilang kendali?" batin Bobby. Kini ia sudah mengingat semuanya setelah mendengar penjelasan dari pembantunya. Bobby hampir tidak percaya jika dirinya nyaris akan memperkosa anak tirinya. Untung saja tidak sampai kebablasan.

"Non Vina pasti masih merasa sangat shock tuan, makanya daritadi dia gak mau keluar dari kamarnya. Saya kasian dengan Non Vina, dia pasti belum sarapan tuan padahal kan dia harus menyusui Den Rudy" ucap bibi.

"Semua ini gara-gara bibi!" ucap Bobby secara tegas.

"Ma ma maksud tuan?" tanya bibi dengan gagap.

"Bibi kasih saya minuman apa semalam?" tanya Bobby.

Bi Inem tampak terdiam sejenak sambil berpikir dan mengingat.

"Oh iya, saya ingat tuan!" Bi Inem berlari menuju dapur karena ingin mengambil sesuatu.

Tak lama bibi kembali lagi ke ruang keluarga sambil membawa botol kaca berisi minuman berwarna kuning kecoklatan dan bertuliskan The Dalmore 62 pada botolnya.

"Bibi tau ini minuman apa?" tanya Bobby sambil meraih botol dari tangan pembantu.

"Saya gak tau tuan" jawab bibi sembari menggelengkan kepalanya pelan.

"Ini whisky bi! Dan bibi tau whisky ini adalah minuman keras!" tegas Bobby.

Whisky itu adalah pemberian dari kolega bisnisnya sebagai hadiah untuk Bobby karena ia menang dalam investasi. Harganya juga cukup mahal bahkan bisa untuk membeli 1 unit apartemen mewah.

Bobby yang pada dasarnya bukan seorang peminum, jadi dia menyimpannya saja di dapur karena ia merasa tak enak hati jika harus menolak pemberian dari rekan bisnisnya. Namun karena kecerobohan pembantunya, ia jadi meminumnya.

"Maaf tuan, saya benar-benar gak tau kalo itu minuman keras. Soalnya semalam saya liat minuman itu ada didalam kulkas. Saya pikir itu sirup" ucap bibi tertunduk karena merasa bersalah.

"Yasudah, bibi buang minuman ini dan tolong siapkan makanan untuk Vina. Biar nanti saya yang membujuknya makan" perintah Bobby sambil menyerahkan botol whisky kepada bibi untuk dibuang.

"Tapi tuan, kalau nanti..." belum sempat bibi menyelesaikan ucapannya, Bobby langsung memotongnya.

"Cepat bi!" perintah Bobby dengan tegas.

"Ba ba baik tuan" jawab bibi dengan gagap karena kaget. Dengan cepat bibi langsung mengambilkan makanan untuk anak majikannya.

"Ini tuan makanannya" ucap bibi sambil menyerahkan nampan yang berisi makanan dan segelas air putih.

Bobby langsung pergi menuju kamar Vina dengan membawa nampan itu.

"Pokoknya aku harus segera menyelesaikan kesalahpahaman ini. Aku gak mau gara-gara masalah semalam, Vina jadi membenciku selamanya" batin Bobby saat tiba didepan kamar Vina.

Bobby yakin Vina pasti mengunci pintunya dari dalam, tapi untung saja ia punya kunci cadangan. Lantas Bobby pun mengeluarkan kunci cadangan itu dari saku celananya, kemudian ia membuka pintu kamar Vina perlahan.

Bobby melihat Vina sedang bersender di ranjangnya dengan kaki selonjoran sambil memangku Rudy. Yang membuat hati Bobby terasa teriris adalah pandangan mata Vina yang kosong menatap ke depan dengan air mata yang masih mengalir. Bahkan mata Vina saat ini terlihat bengkak.

Bobby berjalan pelan menghampiri Vina, kemudian berhenti tepat disampingnya. Bobby meletakkan nampan yang berisi makanan dan segelas air diatas meja terlebih dahulu.

"Vina" panggil Bobby dengan nada yang selembut mungkin.

"Daddy minta maaf sayang" ucap Bobby sambil berjongkok dipinggir ranjang.

Vina hanya mengedipkan matanya dan cairan bening itu terjatuh juga.

"Pergi dari kamarku!!" perintah Vina dengan nada yang gemetar tanpa menatap wajah Bobby.

"Daddy gak akan pergi dari sini sebelum kamu maafkan Daddy" kekeh Bobby yang tidak mau beranjak dari sana.

"Aku bilang pergi ya pergi!!!" Vina berteriak histeris sambil tangannya meremas sprei dengan kuat dan menatap tajam ke arah Bobby. Dadanya terlihat naik turun menahan emosinya yang bisa meledak kapan saja.

"Ssstt... Jangan teriak-teriak gitu sayang, nanti adek kaget loh" tegur Bobby dengan lembut sambil menepuk kaki Rudy yang tadi sempat kaget mendengar teriakan Vina.

"Aku tidak akan pernah memaafkanmu!! Perbuatanmu yang semalam sudah benar-benar kelewatan!! Kalo Mommy tau kelakuanmu, aku yakin Mommy pasti akan sangat kecewa denganmu!!" ucap Vina yang masih enggan melihat Bobby.

Bobby hanya tersenyum sendu saat Vina tidak memanggil dirinya dengan sebutan Daddy seperti biasanya.

Bobby mengambil Rudy dari pangkuan Vina, kemudian memindahkannya ke ayunan bayi yang berada dipojok kamar Vina.

"Kamu disini dulu ya nak, Daddy pengen ngomong dulu dengan kakakmu. Kamu jangan rewel ya sayang" bisik Bobby sambil mencium kening putranya yang sedang tertidur. Kemudian ia berjalan kembali ke arah Vina yang sedang menghapus air matanya.

"Sayang, Daddy pengen ngomong serius dengan kamu. Apa yang Daddy lakuin semalam itu dalam keadaan gak sadar. Jika Daddy sadar, mana mungkin Daddy melakukan hal yang sangat keji dan memalukan seperti itu" ucap Bobby yang kini duduk disebelah Vina.

BERSAMBUNG

                                    ****

Wasiat Sang MommyWhere stories live. Discover now