PART 54

1.4K 18 1
                                    

Senin pagi Vina memulai aktivitas kuliahnya seperti biasa. Sebenarnya Bobby sudah melarang Vina untuk kuliah karena sedang hamil. Namun Vina tidak mau karena menurutnya kehamilannya masih terlalu muda untuk mengambil cuti kuliah.

Mobil yang dikendarai Bobby telah tiba di kampus Vina. Memang semenjak menikah Bobby yang selalu mengantarkan istrinya ini ke kampus.

"Hati-hati ya sayang, kalo kamu mual atau pusing langsung telpon Daddy" nasehat Bobby.

Vina mengangguk sambil melepaskan seatbelt nya. Saat Vina ingin membuka pintu mobil, tiba-tiba Bobby menahan tangannya.

"Yank, morning kiss dulu dong" pinta Bobby sambil menunjuk bibirnya.

"Tadi kan udah Dad waktu bangun tidur" ucap Vina.

"Morning kiss yang kedua maksudnya yank" rengek Bobby.

Vina tersenyum geli, ada-ada saja memang suaminya ini.

"1 menit aja ya Dad"

Bobby mengangguk, ia langsung menarik tengkuk Vina hingga bibirnya menempel ke bibir Vina. Bobby melumat bibir Vina dengan lembut, ia juga memaksa Vina membuka mulutnya dan memasukkan lidahnya ke dalam mulut Vina.

Tok Tok Tok..!!

Suara kaca mobil yang diketuk membuat Bobby dan juga Vina melepaskan ciumannya. Mereka lalu menoleh ke arah kaca untuk melihat siapa yang mengetuk.

"Sarah udah nungguin tuh, Vina turun dulu ya Dad" Vina kemudian mencium pipi suaminya lalu turun dari mobil.

Setelah Vina keluar, Bobby lalu menyalakan mesin mobilnya dan pergi meninggalkan kampus.

"Lu habis cipokan ya Vin?" goda Sarah saat melihat lipstik Vina yang belepotan.

Lantas Vina langsung mengeluarkan cermin dari tasnya dan melihat wajahnya. Pantas saja Sarah tau ternyata lipstiknya belepotan akibat ulah suaminya. Vina mengambil tissue lalu membersihkan bekas lipstik yang belepotan itu.

"Vin, kita duduk di taman yuk. Ada yang mau gue omongin dengan lu. Ini soal Lena" ajak Sarah.

Vina mengangguk kemudian mereka berjalan menuju taman karena kelas mereka di mulai 20 menit lagi.

"Lu mau ngomong apa Sar?" tanya Vina yang sekarang sedang duduk di bangku taman bersama Sarah.

"Gue mulai curiga deh kalo hilangnya Lena itu ada sangkut pautnya sama Gita" ucap Sarah yang mulai membuka obrolan.

"Maksud lu? Kok lu bisa berkesimpulan seperti itu?" tanya Vina.

"Masalahnya kemaren waktu di Cafe si Gita bawa-bawa nama Lena seakan-akan ngancem kalo gue macem-macem sama dia nasib gue bakal sama kaya Lena. Terus lu inget kan kata orangtuanya Lena sebelom Lena hilang dia izin mau ketemu temennya? Lena kan gak punya temen akrab selain kita bertiga Vin. Lalu lu inget juga gak kejadian waktu si Lena tiba-tiba teriak saat ngotak-ngatik ponselnya Gita sampai bikin Gita marah? Jadi ya menurut gue Gita yang nyulik Lena" jelas Sarah.

"Tapi kita gak punya bukti apa-apa Sar kalo Gita pelakunya" ucap Vina yang masih tidak percaya.

"Tapi gak ada salahnya kan Vin kalo kita coba selidikin?" saran Sarah.

"Hey guys, kalian lagi ngapain?" tanya Gita yang datang tiba-tiba.

Sontak Vina dan juga Sarah langsung terdiam saat melihat kedatangan Gita. Gita pun langsung duduk dan ikut gabung dengan mereka.

"By the way gue mau ngundang kalian nih ke acara kakak gue" ucap Gita.

"Emm emang itu acara apa Git?" tanya Vina.

"Kakak gue lagi ngadain syukuran soalnya suaminya berhasil membangun bisnisnya" jawab Gita.

"Oke kita pasti datang nanti" ucap Sarah.

"Thanks ya guys, kita masuk kelas yuk udah mau mulai nih" ajak Gita seraya berdiri dari duduknya.

***

Sore harinya Bobby masih berada di kantor. Saat sedang mengerjakan pekerjaannya, Bobby tidak sengaja mendengar pembicaraan dari seseorang yang sedang mengobrol di depan ruangannya.

Bobby yang merasa cukup familiar dengan pemilik suara itu, lantas meninggalkan pekerjaannya lalu berjalan keluar untuk menemui pemilik suara tersebut.

Saat membuka pintu ruangannya, ia melihat Erika dan Haris sedang mengobrol tidak jauh dari ruangannya.

“Jadi kau tau kalo anakmu Gita belom sembuh? Tapi kenapa kau izinkan dia pulang ke tanah air Kak?” tanya Erika.

Bobby yang tadinya ingin memanggil mereka memilih untuk mengurungkan niatnya terlebih dahulu. Ia lalu menguping pembicaraan mereka dari balik tembok.

“Ya mau gimana lagi? Dia sangat bersikeras ingin kembali ke tanah air. Percuma juga dia di Australia, bukannya sembuh malah semakin menjadi” ucap Haris.

“Emang kau gak malu punya anak kaya dia?” tanya Erika.

“Aku menyayanginya Rik”

“Dia itu cuma anak tirimu Kak! Kenapa kau masih tetap menyayanginya setelah apa yang udah dilakukan ibunya terhadapmu?” omel Erika pada Haris.

“Biarlah itu menjadi masa laluku Rik. Sekarang yang terpenting anakku gak kenapa-kenapa dan dia terlihat bahagia” jawab Haris.

“Tapi apa kau tidak tau jika anakmu sekarang sedang mengincar si Vina istri sahabatmu sendiri?” tanya Erika.

“Aku tau kok” jawab Haris dengan santai.

“Lalu apa yang akan kau lakukan? Kau mau mengorbankan persahabatan kalian hanya untuk Gita?” tanya Erika lagi.

“Sebab kalo Gita tidak bisa mencapai tujuannya untuk memiliki orang yang dia sukai, dia bakal melakukan hal yang nekat Rik. Bisa saja dia bunuh diri atau bahkan sampe membunuh orang yang dia sukai. Aku gak mau kalo hal itu sampe terjadi” jelas Haris.

“Aku kasian dengan Vina, sekarang dia yang akan menjadi target anakmu” ucap Erika.

Bobby yang sudah mengetahui semua pembicaraan mereka pun langsung keluar dari tempat persembunyiannya. Kini ia tampak sedang menahan emosinya. Ia tak ingin istrinya sampai celaka karena ulah dari anak sahabatnya ini.

“Jadi kau ingin persahabatan kita berakhir sampai disini hanya untuk membuat anakmu yang perilakunya menyimpang itu bahagia?” ucap Bobby dengan wajah kesal.

Melihat kehadiran Bobby secara tiba-tiba sontak saja membuat Erika dan Haris menjadi kaget.

“Maafkan aku Bob, tapi aku tak bisa mencegah kelakuannya. Karena dia akan berbuat hal yang nekat jika keinginannya itu tidak tercapai” jelas Haris.

BUGH!!

Bobby meninju pipi Haris sebelah kanan hingga Haris tersungkur dan bibirnya mengeluarkan darah.

“Sekarang istriku yang jadi target incaran anak brengsekmu! Dan kau lebih memilih diam tidak memberitahu hal ini kepadaku sama sekali! Teman macam apa kau ini?!” ucap Bobby yang penuh emosi.

Bobby kemudian pergi meninggalkan Erika dan juga Haris. Dia harus secepatnya memberitahukan hal ini kepada Vina agar istrinya tidak terlalu dekat dengan Gita.

“Sialan!” umpat Haris setelah kepergian Bobby.

BERSAMBUNG

                                     ****

Wasiat Sang MommyWhere stories live. Discover now