12. TEROR DI VILLA (2).

3.2K 127 42
                                    

12. TEROR DI VILLA (2).

G.A.L.A.K.S.I.

-untuk segala kenangan indah yang sempat tinggal-

"Hidup adalah petualangan yang berani atau tidak sama sekali."-Diva Rosella.

.
.

HAPPY READING!!

***

Setelah menunggu lumayan lama, makanan sudah selesai dan akhirnya mereka semua makan bersama, dan setelah selesai makan pun sekitaran jam sepuluh malam. Aqila pun ingin buang air besar gadis itu pun pergi ke kamar mandi, namun di kamar mandi yang bawah airnya mati dan Aqila bergegas ke kamar mandi atas, tapi tetap sama airnya mati juga akhirnya Aqila pun kembali lagi.

"Kamar mandinya kok nggak ada airnya sih?" tanya Aqila.

Melody pun merasa heran."Lah nggak mungkin banget, ini kan air yang langsung mengalir dari gunung, masa iya bisa mati kan nggak mungkin."

"Serius gue mah airnya mati, kalau nggak percaya ayo kita cek airnya."

"Yaudah ayo kita cek lagi, gue nggak percaya air gunung bisa mati." timpal Alvino yang berjalan duluan.

Guntur, Alvino, Aqila, Alden, Sasya, dan Diva mereka mengecek keadaan air di kamar mandi, dan benar saja airnya mati dan ketika mereka mengecek kamar mandi di atas, mereka mendengan suara air keran menyala yang berasal dari kamar mandi kamar tujuh. Yang berada di ruangan paling pojok di lantai atas, mereka pun mendekat ke kamar tujuh dan benar saja di kamar tersebut ada kamar madinya dan airnya itu menyala. Karena mengingat ucapan dari Pak Tomi jangan ada yang masuk ke kamar, akhirnya mereka pun kembali turun ke lantai bawah lagi dan Aqila pun memilih untuk menahan dan tidak jadi buang airnya.

"Beneran air di kamar mandi pada mati, kecuali air di kamar tujuh, kok bisa kayak gitu sih." ucap Alvino dengan wajah yang penuh tanda tanya.

"Kok bisa gitu ya, padahal semua air di sini asalnya dari mata air yang sama, harusnya kalau mati satu mati semua juga." sahut Galaksi yang terus saja mencerna kejadian yang baru saja menimpa mereka.

"Gimana ya, kalau nanti malem kita kebelet pengin buang air, dan nggak mungkin kita harus buang air di kamar tujuh." timpal Azura.

"Gimana kalau kita para cowoknya ambil air yang ada di kamar tujuh, dan nanti kita simpen di ember, terus kita simpen di kamar mandi buat mempermudah kalau mau buang air." ajak Guntur.

"Bagus banget idenya, tapi kata Pak Tomi kan, kita nggak boleh masuk ke kamar tujuh itu." celetuk Olivia.

"Iya sih, tapi mau gimana lagi, air yang nyala cuma di kamar itu, sisanya pada mati semua."

"Gue sih ayo aja, toh kita nggak mau ganggu mereka, dan kita juga nggak tidur di kamar itu, melainkan kita cuma mau minta airnya aja." ucap Galaksi.

Diva mengangguk."Iya ambilin lah buat kita para cewek, takutnya kan nanti malem kita pada kebelet pengin buang air."

"Yaudah ayo kita ambil air, dan kita tampung di ember." ajak Laskar.

Mereka pun masuk ke kamar tujuh, di saat sedang mengisi air, Guntur dan Alvino melihat Nenek-Nenek berbadan bungkuk, dengan keadaan wajah yang hancur dan tercium bau bangkai.

Karena tidak kuat dengan baunya, Alvino menutup hidungnya menggunakan tangan kanan, sembari mengisi ember yang cowok itu bawa."Hih bau bangkai banget ini tempat."

DEAR GALAKSI [✓]Where stories live. Discover now