Part 4 - Makan Malam

99.9K 1.8K 34
                                    

Setiap malam keluarga bahagia itu berkumpul di ruang makan, menyantap makan malam lezat sambil mengobrol ringan. Ralat, hanya Jupiter dan Libra yang sibuk memulai obrolan.

Atlas dan Phoenix diam saja. Mereka menjawab singkat, menggeleng atau mengangguk. Itu saja! Tidak pernah memulai obrolan.

Atlas sangat berbeda saat di belakang Libra dan Jupiter. Dia laki-laki pemarah dengan temperamental paling buruk yang pernah Phoenix temui.

Phoenix masih ingat dengan jelas kejadian tadi malam. Mereka pulang bersama dan sepanjang jalan adu mulut. Atlas juga berbeda saat setengah sadar. Dia berisik, marah-marah menyalahkan Phoenix.

Phoenix meminta Atlas gantian menyetir. Dia hanya membahayakan nyawa keduanya, berapa kali nyaris menabrak pembatas jalan.

Atlas meracau tidak jelas. Mencengkeram lengan Phoenix saat gadis itu memaksa turun. Sampai sekarang sakitnya masih terasa bila digerakkan.

Phoenix tidak berani membawa mobil masuk ke garasi. Diam-diam meninggalkan Atlas di dalam mobil dan parkir sembarangan di depan rumah. Phoenix menyelamatkan diri, mengendap-endap masuk. Dia sangat lega setelah sampai di kamarnya.

Diam-diam mengintip ke luar jendela, tidak ada pergerakan atau suara deru mesin mobil. Phoenix yakin Atlas masih tidur pulas di mobil.

Phoenix tidak tahu kapan Atlas masuk ke rumah. Pagi-pagi ketika sarapan, tidak ada kegaduhan di ruang makan. Artinya Atlas tidak ketahuan. Libra dan Jupiter juga menunjukkan perhatian mereka seperti biasa.

"Mama dan Papa berangkat besok." Libra membuka diskusi keluarga. Dia menoleh ke samping, Jupiter mengangguk membenarkan. Mereka berdua sangat antusias seperti remaja dimabuk cinta. Mereka hendak pergi berbulan madu ke Paris.

"Seperti yang sudah kita sepakati sebelumnya, kami pergi dua minggu. Kalian tinggal di sini akur-akur ya?"

Phoenix gelisah di tempat duduknya. Hampir saja melupakan perjalanan bulan madu Libra dan Jupiter yang sudah direncakan jauh-jauh hari sebelumnya.

"Betul," Jupiter menambahkan. "Kalian akur-akur selama ditinggal Mama dan Papa. Jangan berantem. Kalian berdua sekarang sudah menjadi saudara."

Libra membenarkan. Mereka berdua berusaha keras membuat anak-anak menjadi dekat. "Mama dan Papa sudah mendapatkan asisten sementara untuk mengurus rumah dan memasak. Kalian nggak perlu khawatir soal rumah."

"Nggak perlu!" sela Atlas, tiba-tiba menjadi pusat perhatian karena laki-laki baru kali ini melontarkan penolakan.

"Kamu yakin bisa masak sendiri?" Jupiter bertanya serius. Meskipun selama ini mereka hidup berdua cukup mandiri.

Atlas biasa mengerjakan pekerjaan rumah saat Jupiter pergi bekerja. Mereka menyewa asisten yang datang empat kali seminggu untuk pekerjaan rumah. Sementara untuk bagian luar rumah, datang sekali seminggu. Menyapu halaman, memangkas rumput dan sebagainya.

Mereka lebih sering makan di luar. Atlas dan Jupiter sudah lama tidak memiliki asisten rumah tangga yang tinggal bersama.

"Ya,"

"Baiklah." Jupiter langsung setuju.

Libra tidak keberatan dengan keputusan Atlas. Putrinya pun mandiri. Beberapa kali meninggalkan Phoenix pergi ke luar kota, gadis itu bisa memasak dan bersih-bersih.

Dengan begitu, Jupiter dan Libra berharap keduanya menjadi dekat. Banyak interaksi sehingga tidak canggung lagi.

"Nanti Phoenix bikin sarapan pagi-pagi sebelum ke sekolah. Kalau siang makan di luar biar nggak repot. Kalau makan malam masak ya, Sayang?"

STEP BROTHER  [17+]Where stories live. Discover now