Part 6 - Pulang

80.7K 1.6K 54
                                    

Phoenix mematikan mesin mobil bersamaan lampu depan padam. Phoenix baru sampai rumah setelah pukul sepuluh malam. Rumah keadaan gelap gulita, bahkan lampu luarnya tidak menyala.

Menarik nafas dalam-dalam, gadis itu menyalakan senter ponsel. Membawa barang-barangnya dari mobil dan memenuhi tangan. Phoenix juga membawa makanan dan beberapa buah beserta jajanan di dalam tas belanja.

Terlebih dahulu mengunci pagar luar kemudian masuk ke rumah menggunakan password pada smart key. Aroma apek menusuk hidung Phoenix. Rumah itu sudah lama tidak di huni, menyebabkan lembab dan beraroma kurang sedap.

Libra dan Phoenix tinggal di perumahan gaya minimalis. Hidup mereka berkecukupan dan sederhana. Rumah terlalu besar repot bersih-bersih. Lagi pula hanya mereka berdua saja.

Libra menghabiskan waktunya lebih banyak di luar sama seperti Jupiter. Wanita itu kasihan pada putrinya repot bersih-bersih. Sehingga mereka tetap bertahan di rumah itu, hanya memiliki dua kamar, ruang tamu dan dapur mencakup ruang makan.

Phoenix nyaman tinggal di sana. Meskipun minimalis tetapi sangat nyaman. Libra memberikan kamar yang hangat, membiarkan gadis itu memilih desain kesukaannya.

Mereka juga hanya memiliki sebuah mobil kecil jenis Hatchback. Alat transportasi Libra ke kantor atau saat keduanya pergi berpiknik. Phoenix tidak suka menyetir kalau tidak genting. Ke sekolah saja, Phoenix memilih memesan ojol meski Libra sedang keluar kota dan mobil nangkring di garasi. Katanya buang-buang waktu di jalan yang macet.

Sekarang Phoenix pulang ke rumah lamanya. Tidak mau mengambil risiko hanya berdua saja bersama Atlas di rumah Jupiter. Dia juga sengaja tidak langsung pulang ke rumah lamanya. Phoenix khawatir bila laki-laki itu mengetahui keberadaannya.

Menyalakan semua lampu, Phoenix melihat di beberapa sisi ada sarang laba-laba. Lantai kotor berdebu dan barang-barang yang mereka tinggalkan masih sama seperti sebelumnya, beberapa barang ditutupi dengan plastik dan kain agar tidak kotor dan busuk.

Phoenix merindukan rumah itu. Dia langsung ke lantai dua setelah memastikan pintu terkunci. Dalam kamarnya juga sama, tercium aroma apek.

Menyingkap penutup tempat tidur dan meletakkan barang-barangnya di sana. Phoenix terlebih dahulu mengganti seragamnya. Menggantung pada gantungan baju dalam lemari.

Memilih pakaiannya yang mungkin sedikit tidak nyaman saat dipakai. Phoenix sudah merencanakan ini, dia membawa seragam ganti dan pakaian dalam di backpack yang dia gulung kecil.

Memeriksa kamar mandi dan merendam kain pel. Malam ini dia hanya membersihkan kamarnya saja agar nyaman selama ditinggali. Phoenix berencana tinggal di sana selama Libra dan Jupiter berbulan madu.

Mengeluarkan jajanan dan dua botol besar air putih. Menyusun di atas meja yang sudah dia lap bersih. Mengganti sarung bantal dan juga seprai.

Phoenix akhirnya bisa berbaring santai sekitar satu jam kemudian. Kamarnya sudah kembali bersih seperti biasa, pengharum ruangan menyamarkan bau tidak sedap. Beruntungnya dia, pendingin ruangan masih berfungsi baik.

Phoenix tidak mengkhawatirkan apapun lagi. Dia nyaman tinggal sendiri. Phoenix tidak takut, sudah terbiasa sendiri jika Libra dinas keluar kota.

Ponsel Phoenix bergetar di atas nakas. Panggilan masuk dari Atlas karena Phoenix mengabaikan pesannya tadi sore. Atlas menyuruhnya datang ke tempat tongkrongan. Phoenix tidak mau, masih ingat dengan jelas bagaimana dia naik turun tangga gedung.

Kali ini panggilan itu kembali terabaikan. Phoenix tertidur pulas dan nyaman. Sekali lagi ponsel Phoenix bergetar, nama Atlas terpampang di layar.

***

STEP BROTHER  [17+]Where stories live. Discover now