Part 31 - Nonton

15.9K 433 16
                                    

Part 31 - Nonton


Hari-hari berlalu begitu cepat. Semua berjalan normal dengan semestinya. Baik itu hubungan Atlas dan Phoenix, begitu juga dengan sekolah.

Atlas dan Phoenix akhirnya diterima di salah satu universitas terkenal di Jepang dengan beasiswa full. Keduanya begitu bahagia, bahkan Libra dan Jupiter membuat acara syukuran keluarga.

Setiap kali ada kabar gembira, mereka segera ke Bogor untuk merayakannya bersama Nenek Helen.

Nenek Helen pun sampai menitikkan air mata. Hidup mereka begitu damai dan beruntung. Semua berjalan lancar, bahkan kedua cucunya mendapatkan beasiswa full.

Semua itu berkat usaha Atlas dan Phoenix yang telah belajar keras selama ini. Hanya menghitung beberapa bulan lagi, mereka akan pindah ke Jepang.

Di sekolah pun demikian, hanya menunggu ujian saja. Sudah tidak aktif belajar, anak-anak tentu saja ricuh. Mereka bicara banyak hal tentang masa depan.

"Kita nonton aja yuk. Detik-detik mau pisah nih, banyakin kenangan." ajak Fay.

"Ayo," Phoenix menjawab semangat. Dia duduk di kursinya sambil mengunyah camilan. Mereka baru dari kantin, makan mie soto Bogor dan nasi. Phoenix kelaparan, tadi malam dia dan Atlas tidur pagi.

"Langit gimana?" ajak Fay.

"Boleh," Langit setuju-setuju saja.

"Yaudah, ayo. Bertiga aja." Fay setuju.

Ketiganya bersiap-siap pulang. Mereka bertiga semakin dekat, terutama setelah hubungan Fay dan Langit menjadi dekat.

Keduanya belum pacaran. Hanya dekat, Fay menjadi tertarik pada Langit setelah digantung gebetannya. Pribadi Langit yang santai, tidak tebar-tebar pesona. Dia juga menemani dan menghibur Fay yang sedang patah hati.

Phoenix senang keduanya menjadi dekat bahkan saling memiliki perasaan. Langit pun sudah terbiasa dengan Phoenix, perasaannya mulai terkikis pada gadis itu.

Sebetulnya Phoenix merasa seperti anti nyamuk mereka. Tetapi, Fay dan Langit tidak menunjukkan kedekatan mereka secara berlebihan. Mereka bertiga berteman akrab, Langit memperlakukan mereka sama saja. Hanya saja, kalau Phoenix tidak ada, Langit menonjolkan perhatiannya pada Fay.

"Nonton apa aja gue mau." Phoenix tidak menolak film apa saja yang mereka pilih. Dia sedang sibuk kirim-kirim pesan dengan Atlas.

Bagaimana pun juga, Phoenix selalu pamit pada laki-laki itu tiap pulang terlambat. Meskipun Atlas tidak melarangnya, tetap saja sudah kebiasaan bagi Phoenix.

Atlas segera membalas pesannya, seperti biasa mengingatkan hati-hati dan menikmati waktunya dengan suka cita. Phoenix tersenyum lebar, wajahnya memerah. Perasaannya untuk Atlas kian membuncah, Phoenix sangat mencintai saudaranya tersebut.

"Pasti chatting sama pacarnya!" sindir Fay mencebik.

"Nggak kok, bukan pacar." elak Phoenix.

"Terus?"

"Temen aja."

Phoenix tidak berani mengakui kalau dia sudah memiliki pacar. Khawatir kalau Fay memaksa untuk mempertemukan mereka. Alhasil, Phoenix selalu mengaku kalau dia hanya sebatas teman dengan satu les.

Katanya dari sekolah lain, Fay dan Langit sebetulnya penasaran. Tetapi mereka memilih tidak mengorek informasi lebih jauh. Kalau Phoenix masih menyembunyikannya, artinya belum siap mempublikasikan hubungan keduanya.

"Nanti LDR dong kalo lo ke Jepang?" tanya Fay mengerutkan dahi.

"Temen doang, Fay!" Phoenix gemas.

"Sama aja! Iya nggak, Lang?" Fay menyenggol lengan Elang.

STEP BROTHER  [17+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang