Part 34 - Peringatan

10.7K 431 24
                                    

Libra tersenyum menghampiri Jupiter dan Atlas di meja makan. Kedua laki-laki itu tengah sibuk menyusun peralatan makan di meja. Wanita itu langsung duduk dan sibuk menyendokkan nasi ke piring lalu menyusun lauk untuk suaminya. "Ayo, makan." ajaknya.

"Phoenix mana, Ma? Nggak ikut makan?" tanya Jupiter mengerutkan dahi.

"Masih kenyang katanya. Tadi sore order makanan." jelas Libra. Barusan dari kamar Phoenix, putrinya sibuk main ponsel dan berleha-leha di tempat tidurnya.

"Sisain lauknya untuk Phoenix. Barangkali nanti malam masih lapar." pinta Jupiter, tak ingin putrinya kelaparan bila nanti bangun tengah malam.

"Iya, ini nanti Mama pisahin." libra menyisihkan lauk di wadah. "Atlas, ayo nambah lagi. Makannya kok dikit?" Libra menoleh pada piring Atlas yang tersisa sedikit.

"Udah kenyang, Ma." jawabnya.

"Tadi sore order makanan juga"

"Nggak, udah kenyang."

"Ini, Ma. Buat Atlas juga kalo nanti malam masih lapar." Jupiter menggeser wadah.

Atlas tidak langsung pergi dari ruang makan begitu selesai makan. Dia menunggu kedua orang tuanya selesai kemudian membantu Libra menyusun piring ke bak cucian.

"Aku aja yang cuci piring, Ma." Atlas menghentikan Libra mengepak piringnya.

"Biar Mama aja,"

"Mama istirahat. Dapur aku yang beresin."

"Beneran?" Libra memastikan.

"Ayo, Ma. Biarin anak kita yang beres-beres." ajak Jupiter sambil terkekeh bangga pada Atlas.

"Yaudah, Mama tinggal ya."

Atlas mengangguk. Dia menoleh ke belakang, kedua orang tuanya sudah pergi ke ruang tamu. Menunggu makanan turun, keduanya bersantai-santai sambil menonton televisi.

Atlas mencuci piring dengan serius. Menyusun pada rak kemudian menggosok bak cucian. Tak lupa mengeringkan bagian yang kena cipratan air.

Dilanjutkan mengelap meja makan, mencuci lap tersebut dan menjemur di gantungan wastafel.

Atlas ke ruang tamu, orang tuanya masih ada di sana. Atlas langsung ke kamarnya, melirik sekilas kamar gadisnya.

Phoenix tidak mengatakan perihal absen makan malam. Gadis itu memang memesan makanan tadi sore, tetapi biasanya dia tidak melewatkan makan malam.

Atlas menunggu waktu yang tepat menghampiri gadis itu. Khawatirnya Libra ke kamar Phoenix dan mereka ketahuan.

Pukul sebelas malam, setelah dipastikan Libra serta Jupiter masuk kamar dan istirahat. Barulah Atlas keluar kamarnya menuju kamar di sebelahnya.

Kamar gadis itu temaram, Atlas mendorong dan menutup pintu. Menemukan Phoenix duduk di lantai menyandar di samping ranjang.

"Hei, kamu kenapa?" Atlas berjongkok dan menggoyangkan bahunya.

Phoenix mengangkat kepala dan segera memeluk Atlas erat. "Aku takut." ucapnya sesegukan.

Phoenix sangat berantakan, Atlas sampai kaget. Dia membalas pelukan Phoenix erat sembari mengusap-usap punggungnya.

"Takut kenapa hem?"

Phoenix meraung namun diredam dada Atlas yang keras. Tangan Atlas berpindah ke kepala gadis itu, mengelus-elus lembut. Dia merasakan kaosnya basah oleh air mata gadis itu.

"Aku masih kepikiran testpack." ucapnya bersusah payah.

"Mau coba cek, em?"

Phoenix menggeleng tidak mau. "Aku takut. Tapi aku nggak bisa tenang. Aku nggak bisa tidur. Aku stress banget."

STEP BROTHER  [17+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang